Jungkook sedari tadi menggigit bibir bawahnya melihat seorang Dokter sedang memeriksa Rosé di ruang kesehatan sekolah mereka. Saat dibawa ke dalam sana, gadis itu belum sepenuhnya sadar. Jungkook hanya khawatir jika kejadian tenggelamnya Rosé membuat dampak yang buruk untuk luka gadis itu.
"Semuanya baik. Dia hanya butuh istirahat. Kau pasti sudah melakukan pertolongan pertama padanya tadi." Ujar Dokter itu menatap Jungkook.
"Bukan aku," gumam Jungkook, yang hanya bisa di dengar oleh Dokter itu.
Dia memilih mendekat, saat Dokter yang bertugas itu mulai pergi menjauh. Memandang sendu wajah pucat Rosé yang saat ini masih basah kuyup.
"Aku sudah menelpon Ayahmu untuk menjemput." Beritahu Jungkook pada mantan kekasihnya yang masih terpejam itu. Dia tahu Rosé tidak tidur sama sekali.
Perlahan, kedua mata Rosé terbuka. Menampakkan warna merah yang jelas disana akibat terkena air kolam.
"Gomawo, Jungkook-ah. Jika tidak ada kau, mungkin aku sudah mati."Jungkook mengerjit. Jadi Rosé tidak tahu jika Lalice yang menyelamatkannya? Pasti gadis itu sudah tidak sadarkan diri ketika Lalice meneriaki namanya.
"Tapi bukan---"
"Rosé-ya!"
Kalimat Jungkook terhenti saat mendengar pekikan keras dari ambang pintu. Dimana Youngbae datang dengan wajah panik.
"Dokter bilang apa mengenai kondisinya, Nak Jungkook?" tanya Youngbae sembari mengusap gusar rambut basah Rosé. Tak henti-hentinya gadis itu membuat Youngbae khawatir.
"Dia hanya perlu istirahat, Ahjussi."
Youngbae mengangguk paham, lalu mengangkat tubuh lemas Rosé ke dalam gendongannya. Merasakan suhu badan anaknya itu yang dingin, membuat rasa khawatir Youngbae semakin menumpuk.
"Aku akan membawanya pulang. Terima kasih atas pertolonganmu."
Jungkook hendak menjawab, namun Youngbae tak memberinya kesempatan. Pria berusia 42 tahun itu pergi tanpa mendengar sepatah kata lagi dari Jungkook.
"Kenapa semua orang tak membiarkanku bicara?" gerutu lelaki itu kesal. Ingin melangkah menuju kelas, namun terhenti mengingat Lalice yang dia tinggalkan begitu saja di dekat kolam renang.
Dengan langkah cepat, Jungkook berbalik dan pergi menuju tempat pelatihan renang dimana sebelumnya Lalice berada. Namun belum mencapai tujuannya, langkah Jungkook berhenti tepat di depan taman sekolah. Dimana dia melihat Lalice sedang duduk di sebuah bangku panjang sembari mengusap lengan bajunya yang basah.
Lelaki itu melepas almamaternya. Berjalan mendekati Lalice dan memakaikan almamater miliknya itu pada Lalice. Tentu apa yang dilakukan Jungkook itu membuat Lalice terkejut.
"Kau tidak ingin pulang? Bajumu basah. Kau akan sakit jika terus memakainya." Ujar Jungkook duduk di samping Lalice.
"Kau tidak lihat, aku sedang berusaha mengeringkannya?" tanya Lalice sebal. Sudah jelas dia duduk di bawah terik matahari itu pasti ada alasannya.
Jungkook mendongak. Menyipitkan mata ketika cahaya matahari begitu menyilaukan. Memilih sejenak terdiam tanpa menanggapi ujaran Lalice barusan.
"Rosé tidak tahu jika kau yang menyelamatkannya." Beritahu Jungkook, membuat Lalice yang semula menggosok-gosokkan lengan bajunya tiba-tiba berhenti.
"Itu bagus. Dia tidak perlu tahu." Sahut Lalice yang akhirnya kembali berkutat dengan tubuh basahnya.
"Bukankah jika dia tahu, hubungan kalian akan membaik?" tanya Jungkook heran. Pasalnya dia sudah mengetahui jarak yang kembali tercipta antara Lalice dan Rosé dua minggu belakangan ini. Layaknya teman, Jungkook memang sudah menjadi wadah keluh kesah Lalice di sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hold, Hug, and Understand ✔
ФанфикMereka terlahir dari rahim yang sama. mereka tiba di dunia pada jam yang sama. Namun hingga usia mereka beranjak remaja, kedekatan layaknya saudara tidak terlihat. Hidup di rumah besar namun tanpa kehangatan orang tua membuat keduanya menjalani hari...