Entah sudah berapa lama dia tertidur, tapi saat membuka matanya Lalice merasa sangat tak nyaman. Ingin bergerak, tapi dadanya terasa amat sakit. Membuat dia hanya bisa terdiam menatap langit-langit ruang rawat.
Merasa tubuhnya semakin terasa aneh, Lalice memilih untuk mengerjabkan matanya. Entah mengapa, setiap dia menarik atau menghembuskan napas. Dadanya terasa sangat nyeri.
"Lalice, kenapa kau selalu membuatku takut?"
Lalice menoleh dan menemukan Rosé sedang menangisinya. Tidak pernah terpikirkan oleh Lalice jika dia bisa membuat Rosé seterpuruk itu. Dan saat ini, Lalice benar-benar takut jika dia akan semakin menyakiti saudari kembarnya itu.
"Lalice, kau bisa mengutarakan apa yang kau rasakan saat ini?" kepala Lalice bergerak kearah samping kanan. Dimana sudah ada Namjoon yang entah kapan tiba di dekatnya.
"Dadaku... Rasaya remuk." Lirih Lalice lalu menggigit bibir bawahnya menahan sakit. Untuk bicara saja, area dadanya terasa sangat nyeri.
"Mian, eoh? Samchon menyakitimu."
Lalice mengerjit melihat Namjoon yang tiba-tiba menangis. Awalnya dia tak mengerti, hingga mengharuskannya berpikir cukup dalam untuk menemukan penyebabnya. Hingga beberapa saat, barulah Lalice mengerti dengan apa yang terjadi padanya saat ini.
"Samchon kembali melakukan kompresi dada padamu. Dan membuat salah satu tulang rusukmu retak."
Lalice termenung. Dalam jangka waktu yang sedikit, dia sudah mengalami henti jantung selama tiga kali. Dan gadis itu merasa jika keadaannya tak wajar. Ada yang salah, dan Lalice harus segera membenahinya.
........
Lalice menelan salivanya susah payah ketika Rosé meletakkan sebuah handuk yang sudah diberi air dingin pada bagian tulang rusuk patahnya. Itu adalah saran Namjoon agar penyembuhan Lalice berjalan cepat.
Bersamaan ketika Rosé menutup tubuh Lalice dengan selimut, pintu ruang rawat terbuka. Menampakkan Jungkook bersama kantung plastik di tangannya.
"Ya! Bisakah kau mengetuk pintu dulu. Bagaimana jika tadi Lalice belum ku selimuti?" Rosé berkacak pinggang dengan raut wajah kesal. Sedangkan Jungkook terdiam dengan tangan menggaruk kepalanya bingung.
Lalice hampir saja melepaskan tawanya melihat kepolosan yang ada di wajah Jungkook. Laki-laki itu tak mengerti dengan apa yang Rosé bicarakan, namun juga tak meminta penjelasan lebih lanjut. Karena nyatanya Jungkook hanya berjalan dengan santai dan meletakkan plastik bawaannya ke atas meja nakas.
"Sudah lebih baik?" tanya Jungkook sembari mengusap surai hitam milik Lalice. Dan langsung dijawab anggukan sekali oleh gadis itu.
Jungkook tersenyum tipis. Namun di dalam hatinya, dia cukup hancur. Sudah berapa kali Lalice harus dilarikan ke rumah sakit dengan keadaan yang sangat mengerikan? Tapi pria itu tak ingin menebar kesedihan yang justru membuat kondisi Lalice turun.
Karena dia berkunjung bukan untuk membuat Lalice sedih. Namun membuat Lalice bahagia dan terhibur. Itu adalah hal yang paling penting saat ini.
"Aku punya berita besar," ujar Jungkook menatap bergantian pada Lalice dan Rosé.
"Mwo?" tanya Rosé malas, sebenarnya enggan mendengar berita yang dibawa Jungkook. Karena biasanya lelaki itu hanya akan mengeluarkan lelucon yang tidak penting.
"Mingyu ditangkap polisi karena penggunaan narkoba."
Tapi kali ini, ujaran Jungkook itu membuat Rosé terpaku. Dia merenung sejenak, mengingat lagi bagaimana perubahan sikap Mingyu dari hari ke hari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hold, Hug, and Understand ✔
FanficMereka terlahir dari rahim yang sama. mereka tiba di dunia pada jam yang sama. Namun hingga usia mereka beranjak remaja, kedekatan layaknya saudara tidak terlihat. Hidup di rumah besar namun tanpa kehangatan orang tua membuat keduanya menjalani hari...