Sejak semalam, Taehyung benar-benar mendiami Ara. Padahal Ara sudah membujuknya tapi Taehyung tetap diam. Yah, bersyukur saja karena Taehyung tak melarangnya pergi ke sekolah.
Selang waktu 15 menit, akhirnya kami sampai di sekolah.
"Tae-
Taehyung lebih dulu keluar dari mobil dan langsung masuk ke gedung sekolah.
Ara di buat tercengang dengan sikap Taehyung pagi ini. Baiklah, mari anggap Taehyung sedang dalam mood yang buruk.
Ara keluar dari mobil dan menyusul Taehyung menuju ke dalam gedung sekolah.
Penampilan nya sedikit berubah. Rambutnya yang sudah mulai panjang lagi di ikat membentuk ekor kuda. Almamater yang hanya dia sampirkan di bahunya dan aksesoris yang dia pakai di jarinya. Cincin pernikahannya dengan Taehyung.
Semua mata tertuju padanya. Tapi Ara tak memperdulikannya. Matanya fokus ke depan tak memperdulikan orang-orang yang mulai membicarakan nya.
Kakinya melangkah berbeda arah menuju kelasnya. Dia menuju lantai 2. Menuju sebuah kelas yang sudah sangat lama tak ia kunjungi.
"Cari siapa?". Sapa seseorang yang berada di depan kelas itu.
"Jihyo".
Tepat setelah Ara selesai mengucapkan nama itu, orang yang di maksud kini sedang menatap lurus ke arah dirinya dari dalam kelas
Jihyo mendekat dan mensejajarkan dirinya dengan Ara.
Secara kompak, jihyo dan Ara sama-sama menatap seseorang yang masih berdiam diri di samping mereka.
Sepertinya dia paham, dia langsung menjauh dan memberi ruang bagi mereka berdua.
"Apa kabar?".
Terlihat jihyo yang tak berminat menjawab sapaan yang keluar dari mulut Ara.
"Aku sudah pernah bilang untuk datang jika kau kembali seperti dulu kan?". Ucap jihyo
Ara nampak tersenyum kecut. Dan menghela nafas panjang dan kembali menatap jihyo yang sudah memalingkan wajahnya.
Jihyo, teman Ara sejak di sekolah dasar. Jihyo lah saksi dari setiap kebisuan Ara tentang kerasnya kehidupan sejak dia kecil.
"Kau tidak merindukan ku?".
Rindu? Tentu saja Jihyo merindukan temannya yang satu ini. Ingin sekali Jihyo menubrukan dirinya memeluk Ara dan memarahi anak nakal satu ini.
"JiJi-ya~".
Jihyo tak bisa lagi menahan air matanya. Diri nya benar-benar menubruk Ara dan membawa Ara ke dalam pelukannya.
"Tentu saja aku merindukanmu, bodoh". Ucapnya sambil sesenggukan.
Ara terkekeh dan membalas pelukan erat Jihyo.
"Jiji-ya, bisakah besok kau menjemput ku bersama anak-anak yang lain?".
Jihyo melepas pelukannya. Tidak mungkin jihyo tidak mengerti maksud Ara "anak-anak" itu.
Sebelum jihyo membuka suara lagi, Ara lebih dulu berlari menjauh dan sempat dia berbalik untuk melambaikan tangannya pada Jihyo.
"Semoga aku tidak bermimpi". Jihyo merogoh sakunya, mengambil ponselnya dan mengetikkan sebuah pesan di grup chat.
~••~
Anak-anak di kelas di buat heboh dengan kedatangan Ara yang tiba-tiba. Karena mereka dengar Ara sedang koma dan lihat? Dia sudah duduk rapi 5 mnt sebelum bel masuk berbunyi.
Kali ini, Ara memilih duduk bersama temannya yang lain di depan dan membiarkan Mina yang berada dua meja di belakangnya.
Sejak masuk tadi, Ara sama sekali tak menegur Mina atupun sebaliknya. Mina pikir bahwa Ara pasti marah padanya.
Pelajaran berjalan dengan cepat. Entah karena mood Ara yang sedang bagus, atau memang pelajaran nya yang hanya sebentar.
Ting!
Ara membuka ponsel keluaran terbaru miliknya yang baru di belikan oleh papinya tadi malam.
Jiji: ayo ke kantin
Ara mendongakkan kepalanya dan menemukan Jihyo di depan kelas. Senyum Ara merekah dan segera beranjak menghampiri jihyo lalu menggandengnya menjauh.
Mina, dirinya merasa sedih dengan perubahan Ara. Memang ini salahnya bukan? Mina tak bisa menampik bahwa ini terjadi juga karena dirinya sendiri. Mina merasa pantas di perlakukan seperti ini.
Mina memilih diam di dalam kelas. Dia tak berminat untuk sekedar pergi ke toilet.
~••~
"Jiji-ya, kita berhenti sebentar ya".
Ara menghentikan langkahnya ketika berada di dekat kelas Taehyung. Ini memang sudah jam istirahat, tapi bagi kelas 12, tidak ada namanya jam istirahat.
Ara kembali membuka ponselnya. Mengetikkan beberapa kata dan di kirim pada Taehyung.
Taehyung yang tadinya fokus pada papan tulis, kini beralih pada ponselnya yang berada di loker mejanya.
Ara tau Taehyung sebenarnya bosan. Meskipun matanya menuju papan tulis, tapi pikiran Taehyung berada di kantin.
Sedikit melirik sang guru yang masih menuliskan rumus-rumus matematika di papan tuli, Taehyung membuka ponselnya dan mendapat notif pesan dari Ara.
Ara♡: hey tuan, perhatikan guru mu dengan benar
Ekspresi Taehyung berubah, yang tadinya masam kini tampak lebih cerah.
Matanya mengarah ke luar kelas, mencari keberadaan wanitanya itu. Dan benar saja, dia menemukan Ara yang sedang bersender pada tembok.
Ara♡: Aku mau ke kantin, mau titip sesuatu?
Taehyung nampak memberikan ekspresi sedih pada Ara lalu menggeleng lemah.
Ara terkikik lalu mengepalkan tangannya dan mengangkatnya ke udara.
Semangat!!
Itu yang Taehyung baca dari gerak bibir menggoda milik istrinya itu. Dan dengan segera, Ara hilang dari pandanganya.
~••~
"Gue kira Lo udah mati". Itu Jennie. Dia datang menghampiri Ara yang sedang menuggu jihyo sendirian. Jihyo sedang memesan makanan dan Ara mencari meja.
Ara hanya diam, dia enggan menanggapi ucapan Jennie. Dua beralih fokus pada ponsel nya dan mengabaikan mereka.
"Arkh..".
Dengan tiba-tiba Jennie menarik rambut Ara sampai Ara hampir terjungkal ke belakang.
"Mulai berani ya Lo sama gue?". Jennie
Ara tetap tak merespon, dia masih menahan rambutnya agar tak terlalu tertarik oleh Jennie.
Dan setelahnya, Ara hanya bisa menurut pada Jennie. Menjadi babu lagi untuk melayani Jennie dan teman-teman nya.
Ara: ji, jika kau melihat ku bersama Jennie, tolong jangan dekati aku dulu
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine ⟩ KTH
Fanfiction"bukannya cinta itu gak bisa ada kalo di paksakan?". "Gue gak mau menyesal yang kesekian kalinya". Vote sama komennya Jan lupa Jgn sider entar kelep welkam tu my story📋📑 231119