Mine.39

721 34 6
                                    

Plak-

Kim dong Wook menampar keras pipi Ara sampai dia jatuh ke lantai.
Ara yang terkejut hanya mencengkram erat ujung rok nya.

"Kau itu hanya anak orang miskin yang sombong, Nona. Tolong sadar diri dan sadar derajat".

Ara hanya tersenyum miris sambil menunduk.

Benar kata orang tua, kau akan di hargai saat kau penuh perhiasan di tubuh mu

"Astaga Jennie, aku kenapa bisa begini?"

Tiba-tiba muncul seseorang dari luar ruangan lalu menghampiri Jennie.

"Ini om, orang miskin ini membully ku dan membuat ku seperti ini".

Pria itu langsung mengalihkan pandangannya pada siswi yang masih duduk sambil menunduk di lantai itu.

"Maaf tuan Park, tapi ini sudah keterlaluan, saya mau dia di keluarin dari sekolah ini".  Titah dong Wook.

Suho tak menggubris nya, dia masih memandang lekat pada siswi itu, sesuatu tak asing baginya.

Sebuah gelang yang melilit pergelangan tangan siswi itu, gelang yang sama dengan milik anak menantunya.

"Jadi benar kau yang melakukannya?".

Ara mendongak dan menyadari keberadaan pria yang sedaritadi dia tunggu.

Papinya, park Suho ada di depannya.

"Iya, aku yang ngelakuin ini semua, karena aku muak". Ucap Ara dengan bentakan di akhir kalimat.

"Kau keterlaluan, Arah-ssi". Ara hanya tertawa remeh.

Ara berdiri dan membenarkan ikat rambutnya, menarik baju seragam nya agar keluar dari dalam rok nya.

"Dua tahun aku di rendahkan sama dia, dua tahun aku jadi pembantu buat dia, dan dua tahun aku diam, tapi sekarang aku gak mau diam lagi, aku berhak bebas dari orang sok kayak dia". Teriak Ara.

Bahkan anak murid yang lain telah berdiri di depan pintu ruang kepala sekolah untuk menyaksikan semua ini.

Taehyung ingin sekali berlari kesana dan memeluk Ara, menenangkan Ara yang sudah berapi seperti itu.

Tapi sayang, Jungkook dan yang lainnya tetap menahannya. Dan dia hanya bisa ikut menonton di sini.

"Aku di perlakukan berbeda dengan yang lain karena mereka berpikir bahwa aku anak orang miskin dan tak bisa setara sama mereka".

Ara berulang kali menarik nafasnya untuk menahan air matanya. Dia ingin mengungkapkan semua isi hatinya selama ini.

"Siswa siswi di sini tak pernah menghargai ku meskipun aku adalah kakak kelas mereka, kenapa? Karena Jennie menghasut mereka semua. Dan asal anda tau, Jennie lah dalang dari kecelakaan ku itu, Pi".

Suho terbelalak, tak berbeda jauh dengan semua orang di sana, cukup terkejut mendengar Ara menyebut "Pi" pada pemilik sekolah.

"Kau taruh dimana Ara?". Suho menoleh pada kepala sekolah ini.

"K-kelas IPA 10, bersama para penerima beasiswa dan murid ekonomi rendah".

Suho kembali terkejut bukan main. Dia baru Mengetahui apa yang terjadi pada putrinya di sekolah nya sendiri.

"Kau keterlaluan, Yoo. Kau ku pecat, dan kau Kim dong Wook-ssi, aku tak akan memberi tanggung jawab ini lagi untuk mu".

Dong Wook terkejut dan jelas protes.

"Tapi tuan, apa salah ku? Aku hanya membela putriku".

"Kau sudah menggunakan wewenang mu secara semena-mena untuk melindungi anak mu yang seperti iblis ini".

"Dan ku beri tau pada semua orang disini, dengarkan aku! Park Ara adalah anak kandung ku, dia adalah putri ku dan salah satu pewaris perusahaan ku nanti, jadi kalian semua tak bisa menghujat nya dengan embel-embel orang miskin, karena apa yang dia punya bahkan bisa membuat kalian bertekuk lutut padanya".

Suho menggebu-gebu, dia sungguh tak terima anak gadisnya di perlakukan seperti itu.

Semua orang yang ada di sana terkejut kecuali anak Bangtan, Mina juga Jihyo and the genk.

Sedangkan Ara kini tersenyum senang, papinya tetap menepati janjinya untuk mengungkap semuanya.

"Arkhh

Ara terlihat meringis kesakitan sambil mencengkram kepalanya.

"A-ara, gwaenchana?"

"Kepala ku sakit.. hiks..".

Suho yang panik langsung menggendong Ara dan membawanya keluar dari ruang kepala sekolah, Disusul dengan anak Bangtan dan yang lain.

~••~

"Kamu ini bikin papi cemas tau gak?".

"Hehe maaf ,Pi. Tapi kan sakit beneran".

Sekarang Ara ada di kamarnya. Tadi Ara minta pulang aja, dia bilang tak apa dan memang benar tak apa

Dokter bilang, Ara hanya kelelahan dan migren karena terlalu banyak tekanan.

"Hampir saja jantung ku copot".

Taehyung menaiki kasur dan merangkul Ara sambil mengusap kepalanya.

"Maafin papi ya sayang, seharusnya papi memperkenalkan kamu seperti Jimin dulu".

"Gak apa-apa,Pi. Mungkin ini jalan yang terbaik".

Di kamar ini hanya ada Taehyung, Ara, Suho dan Irene.

Tadi Irene sempat menangis saat Ara ya sadarkan diri sampai Suho kebingungan menenangkan istrinya itu.

"Mami ambilin makan ya sayang".

"Gak usah mi, ayo makan di meja makan aja sama yang lain".

"Baiklah".

Suho dan Irene sudah lebih dulu keluar menyisakan Ara dan Taehyung.

"Mau aku gendong?". Ara terkekeh

"Gendong aku dong".

Taehyung ketawa dan langsung gendong Ara beneran, keluar dari kamar dan menuju meja makan.

"Yang udah nikah mah beda". Jimin

"Iri aja sih, wlee". Ara

Semuanya makan dengan tenang. Ara dan Taehyung yang saling menunjukan kasih sayang dan cinta.

Jimin udah ceritain semuanya ke anak-anak tentang hubungan Ara sama Taehyung

Tentang perjodohan Ara dan Taehyung yang udah berlangsung cukup lama.

Semua yang berawal buruk, bukan berarti berakhir dengan buruk juga, kan?

Dan aku membuktikannya- Kim Ara
11/08/20

Tbc

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 30, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mine ⟩ KTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang