Pukul empat sore kurang lima belas menit, Gray sudah berada di gedung YG untuk menjemput sang kekasih.
Sebenarnya Gray sangat kasihan pada kekasihnya itu, mendengar lagu miliknya di tolak beberapa kali oleh pemilik YG, membuat Gray rasanya ingin membawa Lisa ke AOMG saja dan tidak perlu merasakan penolakan lagu. Tentu saja Jaypark dan Simon juga pernah menolak lagu para penyanyinya hanya saja tidak seburuk YG.
Mungkin karna ini kualitas lagu YG sangat luar biasa, karna beratus ratus lagu yang di ajukan hanya beberapa lagu yang di terima. Seleksinya luar biasa.
Tapi tetap saja! Lisa tersenyum kearahnya "Oppa ayo berangkat" ajaknya, Gray mengangguk.
"kau benar tidak ingin ke AOMG sayang?" tanyanya setelah meraih tangan kekasihnya itu.
"aku belum menyerah Oppa" Gray hanya tersenyum dan mengangguk mengerti "Oppa akan tetap menerimaku kan?"
"Tentu Sayang, AOMG dan P Nation tidak pernah menutup pintu untukmu"
"kenapa Oppa mendukungku di Agency sebelah juga? Apa karna di sana ada Hyuna Eonni? Oppa masih menyukainya?" kekasihnya akhir akhir ini sangat pencemburu fikirnya.
"tidak, kapan aku pernah menyukainya?" merasa heran dengan tuduhan Lisa. "kita hanya teman, aku memang sering membantunya"
"Hm, ya ya.. Aku percaya" ujarnya tersenyum kembali.
Perjalanan mereka di hiasi dengan obrolan obrolan, Gray dengan setia mendengarkan ocehan kekasihnya.
Sampai mereka di Gedung AOMG berjalan beriringan.
"Yo" Simon D mengangkat tangan kanannya, menyapa kedua orang yang baru masuk ke studio milik Gray.
"Kau sudah lama?" Gray bertanya pada Simon, Simon hanya menggeleng mengatakan baru lima menit yang lalu kurang lebih sampai di studio Gray.
"Jaypark masih meeting, kalian akan kesana bersama kita kan?" tanyanya kembali, Gray mengangguk setelahnya mendudukan dirinya bersama dengan Lisa.
"Oppa, kau tidak mengajak kekasihmu?" kali ini Lisa yang bertanya kepada Simon, Simon menoleh.
"Aku tidak memiliki kekasih"
"dia kesepian sayang, jangan dekat dekat dengannya" Halang Gray, menarik tangan Lisa agar menjauh dari Simon - Simon hanya terkekeh mendengar ejekan dari Gray.
"oh iya, ini demo lagu milik penyanyi baru kau dengar saja dulu" Simon menaruh Flasdisk berwarna hitam di meja "ku fikir kau bisa menilainya"
"lalu kau?"
"aku sibuk sebagai wakil CEO" sombongnya, membuat Gray berdecak ingin mengumpati Simon kembali. "bagaimana lagumu Lisa?"
Lisa menghela nafas "masih di tolak" jawabnya dengan sedikit senyum kearah Simon.
"Yang sajjangnim memang kejam, kau tak ingin ke AOMG saja?" tawarnya "mungkin Jaypark akan merasa bahagia"
"Jangan membuatnya berfikir" tegur Gray merasa kasihan dengan kekasihnya "kau ingin makan sesuatu sayang?" Lisa menggeleng "ada pudding di kulkas" Lisa tersenyum dan berdiri menuju kulkas di studio Gray.
Simon tertawa dan mendudukan dirinya "kau akan tinggal?" merasa heran dengan tingkah sang wakil CEO membuat Gray menaikan sebelah alisnya.
Simon bengong "kau mengusirku?" dengan tanpa berdosa Gray mengangguk "oh my god berani beraninya kau mengusir orang penting di agencymu"
"tutup saja mulutmu, dan pergi" kekehnya membuat Simon hanya tertawa - sama sekali tidak tersinggung karna Simon tau, Gray hanya menginginkan kebersamaannya dengan sang kekasih.
"oke oke.. Aku pergi, jangan rindu"
"kau fikir ini drama" herannya - Simon semakin tertawa dan keluar dari studio Gray.
Lisa tidak heran sama sekali, hubungan mereka terlalu dekat, hingga omongan saling kasar selalu terucap dan itu sama sekali tidak masalah.
AOMG agency yang di buat Jaypark untuk kebebasan, asal artisnya berkarya di nikmati banyak orang ia sudah merasa senang, tidak bangga dengan adanya penghargaan ataupun sejenisnya, persetan dengan ular ular yang ada di luaran selama anak anaknya tidak mengkonsumsi barang ilegal, Jaypark akan terus mendukung.
"Lagunya bagus" gumam Lisa setelah selesai mendengar lagu yang di play oleh Gray.
"Benarkah?" Lisa mengangguk "ini lagu demo, hanya saja anaknya kurang percaya diri jika menyanyikan di tempat umum atau banyak orang, Jaypark sedang mengurus sendiri dan mengembalikan pepercayaan dirinya" Lisa hanya mengangguk, mengerti apa yang di bicarakan Gray itu pasti anak yang Simon bicarakan tadi.
"Astaga bagaimana ini.. Jaypark pasti akan mengomel.. Hyung to long- eh ada Lisa, Haloo Lisa.. " Loco tersenyum menyapa Lisa, ia dengan seenaknya membuka pintu studio Tanpa ketukan - seperti biasa.
"Haloo oppa" Lisa melambaikan tangan menyapa Loco.
Gray hanya menoleh "Kau di cari Jaypark" ujarnya.
"Tolong jangan sekarang astaga.... Aku menghilangkan DVD-" Loco langusung terdiam.
"DVD?" Lisa membeo penasaran dengan omongan loco yang berhenti sejenak.
Gray sudah tahu ia menatap Loco me ng isyaratkan "DVD Lagu" ujarnya.
"Ah ya! DVD lagu.. Bagaimana ini Hyung!??"
"Oh DVD lagu memang tidak ada salinannya?" Tanya Lisa lagi.
"tidak ada sayang, makanya Jaypark menyuruh Loco mencarinya" Lisa mengangguk mengerti.
"Aku sudah Cari di rumahku, studio, dimanapun tidak ada.. Apakah si sialan San E yang menyembunyikan nya? Bagaimana menurutmu hyung?"
"Aku fikir juga begitu, dia kan sering kesini.. Kau sudah tanyakan?"
"Aku menelfonnya, tapi dia tidak menjawab aku fikir dia sedang bersama wanita makanya dia mematikan penggilanku"
Gray mengangguk mengerti "kenapa oppa tidak ke rumahnya saja?" saran Lisa.
"Percuma dia pasti tidak ada di rumahnya" keluh Loco.
Lisa tidak mengerti dengan obrolan pria berusia lebih dari 30 tahunan itu, tapi melihat wajah Loco yang kebingungan dan sedih membuat Lisa ingin membantu.
******
Maaf lama, kerja soalnya.. Hehe
