09: annyeong

251 50 0
                                    



Siyeon tampak segar dan cantik pagi itu, dibalut sebuah dress berbahan chiffon dengan warna cream yang dipadu dengan cardigan rajut tebal berwarna cokelat gelap.

Tangannya sibuk menyinari tanaman didepan rumah Jaemin sebelum tiba-tiba sebuah sedan mewah berhenti tepat didepan rumah putih yang 4 bulan ini Ia tempati.

Seorang wanita keluar dari dalam mobil itu, rambutnya sebahu berwarna hitam legam dengan sebuah dress pendek bewarna biru lembut menghampiri Siyeon yang terpaku.

"Annyeonghaseyo, perkenalkan nama saya Lee Yeeun"katanya sembari membungkuk.

Siyeon menaruh selang ditangannya ke tanah, tangannya kemudian memeluk perutnya yang membesar dan sedikit membungkuk.

"Annyeonghaseyo"sapa nya.

Siyeon membalas senyum Yeeun. "Apa  anda mencari Na Jaemin?"

"Tidak, aku mencari Siyeon, Lee Siyeon"jawab Yeeun.

Siyeon tersentak, tubuhnya secara otomatis mundur satu langkah. Takut jika ternyata wanita didepannya adalah suruhan Jeno.

Takut jika ternyata Jeno masih mengejarnya untuk menyiksanya lagi.

"Ah, kumohon jangan takut. Bukan Jeno yang memintaku kemari"jelas Yeeun saat sadar Siyeon salah paham.

Tetapi nyata nya mendengar nama Jeno malah membuat tangan Siyeon makin bergetar. Wanita didepannya ini mengenal Jeno.

"Boleh aku berbincang sebentar denganmu?"ijin Yeeun.

Dengan kaku Siyeon menganggukkan kepalanya, mempersilahkan Yeeun untuk sekedar duduk diruang tamu sementara dirinya membuat 2 cangkir teh dan menenangkan diri.

"Maaf jika membuatmu terkejut"ucap Yeeun saat Siyeon sudah duduk didepannya.

"Tidak apa-apa"sahut Siyeon.

"Maaf juga karena belum pernah bertemu denganmu, namaku Lee Yeeun, kaka perempuan Lee Jeno" Yeeun kembali menundukkan kepalanya.

"Ya?"tanya Siyeon bingung.

Setaunya Jeno anak tunggal.

"Aku koma sejak 5 tahun lalu, saat pertama pembunuhan orangtuaku terjadi, Jeno pasti menutupi nya, aku benar-benar minta maaf"jelas Yeeun.

Siyeon memeluk erat perutnya. "Ah iya"

"Kedatanganku kemari adalah untuk meminta maaf. Aku minta maaf sebesar besarnya padamu. Jeno salah mengira, Ia kira ayahmu adalah pembunuh orangtua kami. Jeno salah besar, pembunuhnya adalah seorang pencuri yang sekarang sudah tertangkap. Aku, sebagai kakaknya benar-benar minta maaf"lirih Yeeun.

Nafas Siyeon tercekat. Sudah Ia duga, Jeno salah mengira, Jeno salah.

"Nenekku? Bagaimana keadaan nenek?"tanya Siyeon pelan, mengabaikan penjelasan Yeeun tentang Jeno.

"Beliau baik-baik saja. Kupindahkan Ia kerumah sakit lain bulan lalu. Siyeon, mau kah kamu memaafkan Jen— "

"Kalau begitu silahkan pergi" Siyeon dengan tangan bergetar mencoba berdiri.

"Aku tidak butuh pembelaan seseorang yang menghancurkan semua milikku hanya karena asumsi nya, tolong, pergilah"lanjut Siyeon

Suara nya terdengar putus asa dan nelangsa, penuh kesakitan.

"Siyeon... "Panggil Yeeun, tangannya terulur berusaha mengambil satu tangan Siyeon.

"Kumohon pergilah"pinta Siyeon.

Yeeun dengan ragu mengambil tas tangannya dan berjalan pergi.

"Siyeon, sekali lagi maafkan aku dan adikku. Maafkan dia yang dengan bodohnya menyakiti kekasih hati nya hanya karena dendam bodoh. Maafkan Jeno yang malang itu, Siyeon"ucap Yeeun sekali lagi sebelum akhirnya hilang dibalik pintu.

Tubuh Siyeon luruh disebelah sofa, menangis tersedu-sedu seorang diri disana.

˜"*°• Rénjana •°*"˜ | ʲᵉⁿᵒ, ˢⁱʸᵉᵒⁿ.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang