Siyeon memakan makanan nya dalam diam. Jeno yang terduduk dihadapannya juga diam.
Sebuah keadaan langka dimana mereka hanya duduk diam tanpa tangisan dan bentakan. Setidaknya dalam 2 tahun ini.
Salju yang turun menyentuh lembut sisi luar kaca besar disisi lain meja makan, menghantarkan pemandangan cantik hamparan putih diluar sana.
"Jenoo"panggil Siyeon pelan.
"Hmn?"sahut si Lee datar.
Siyeon mendongak, menatap Jeno yang tengah menyesap Wine ditangannya dengan anggun. Tatapannya lembut penuh kerinduan pun didalam nya ada sebilur luka yang begitu menyesakkan.
Tangan nya bergerak turun, meremas bagian bawah dress putih yang dipakainya. Hati nya menghangat setiap ingat tentang kehamilan tapi tak bisa dipungkiri ada luka tak kasat juga dihati nya.
"Apa aku boleh menemui nenek? Ini malam natal, Jeno"lirih Siyeon.
Mata nya menyendu. Rindu pada sang nenek, tapi tak mungkin Ia pergi tanpa izin seorang suami dan kenyataan kalau luka-luka yang menyakitkan menanti nya pulang jika dirinya ketahuan pergi tanpa izin.
Jeno menatap istri nya dalam diam. Kedua tangannya terangkat keatas meja, saling bertautan dan menyangga dagu Jeno.
"Apa yang aku dapatkan sebagai ganti nya?"tanya Jeno.
Oh, Jeno si pamrih.
"A-apapun, apapun yang kamu mau, Jeno"jawab Siyeon cepat.
Jeno berdiri dari kursi nya dan menghampiri Siyeon. Mata nya datar dan dingin seperti biasa membuat Siyeon terintimidasi dan takut.
"Kalau begitu pergilah besok. Hari natal, hmm?"ucap Jeno.
Jari-jari nya terulur menyentuh helaian rambut hitam Siyeon sebelum mencengkramnya kuat-kuat, menariknya hingga Siyeon dengan terpaksa mendongakkan kepala.
"Je-jeno, sakit!"lirih Siyeon. Tangannya naik berusaha melepas cengkraman Jeno.
"Apapun yang kumau kan?"tanya Jeno tanpa peduli sakit yang dirasakan istri nya.
"Jeno... "Bisik Siyeon parau.
Luka itu datang lagi, menambah lubang baru dihati nya tanpa peduli luka yang sebelumnya masih terbuka lebar.
"Kalau begitu gugurkan kandunganmu"titah Jeno.
Mata Siyeon terbelalak. "Tidak! Kumohon, Jeno!"
Bibir Jeno tersenyum sinis.
"Oh menolak?"
Lantas malam natal itu dipenuhi teriak dan tangis Siyeon yang kembali Jeno hajar.
T͜͡o͜͡ b͜͡e͜͡ c͜͡o͜͡n͜͡t͜͡i͜͡n͜͡u͜͡e͜͡d͜͡
ㅡㅡㅡㅡㅡ
Yg baca nya kan masih dikit jdi apal bgt aku sma yg baca trs suka vote sma komen... Tpi maap ya suka ga dibales soalnya bingung juga harus bales apa:(
KAMU SEDANG MEMBACA
˜"*°• Rénjana •°*"˜ | ʲᵉⁿᵒ, ˢⁱʸᵉᵒⁿ.
Truyện NgắnSumpah jatuh hati pada Lee Jeno benar-benar sebuah keberuntungan- dulu sekali Siyeon berpikir seperti itu.... Sedangkan Jeno? Ah, jangan ditanya. Disclaimer: mohon maaf apabila ada kesamaan dalam penulisan cerita entah sifat tokoh,latar tempat,visu...