Musim dingin, sebentar lagi natal dan tetap saja suasana rumah ini dingin, seperti tidak berpenghuni.
Siyeon sendirian beberapa hari ini karena Jeno pergi keluar kota, sebuah keberuntungan setidaknya Ia bisa beristirahat barang sebentar saja.
Tubuhnya terduduk lemas disofa, sebenarnya sudah cukup lama Siyeon merasa tidak enak badan dan lemas tapi tak bisa mengeluh.
Jeno dipastikan tidak akan peduli dan malah akan berakhir marah.
Tangannya mencengkram erat sebuah wadah obat. Sudah lama Siyeon mengkonsumsi obat ini, Jeno rutin membelikannya sejak sebulan sebelum mereka menikah.
Penyubur katanya, tapi bahkan setelah 2 tahun Siyeon masih belum mengandung dan akhirnya Ia berhenti mengkomsumsi obat tersebut musim gugur kemarin.
Diam-diam tanpa sepengetahuan Jeno, Siyeon akan membuang obat ditangannya. Dan kemudian sudah 2 bulan dirinya tidak datang bulan ditambah mual dan lain sebagainya.
Siyeon tidak mau berharap tapi setidaknya ada sedikit secercah harapan jika dirinya hamil bukankah Jeno akan sedikit berbaik hati?
Jadi sore itu, bermodalkan tekad Siyeon keluar rumah. Pergi ke apotek terdekat.
"Selamat sore~" sapa seorang apoteker.
Siyeon tersenyum canggung. "Aku bisa membeli testpack?"
"Oh tentu. Ini yang terbaik"
"Terimakasih. Dan boleh aku bertanya sesuatu?"tanya Siyeon.
Apoteker itu tersenyum dan mengiyakan.
"Ini, jenis obat apa ini?"
Siyeon menaruh wadah obat ditangannya di meja kasir.
Apoteke itu lantas mengambilnya, menatap merk yang tertulis disana dengan seksama.
"Ahh, ini salah satu jenis kontrasepsi. Apa anda tidak tahu?"
Oh, tubuh Siyeon sedikit limbung. Kontrasepsi katanya?
Jeno membohongi nya.
Padahal Jeno tahu jelas betapa jahatnya keluarga besar pria itu yang selalu menggunjing Siyeon karena masih belum hamil.
Dan Jeno sengaja memberi nya kontrasepsi? Pria itu benar-benar tidak main main untuk menyakiti Siyeon.
Ia menghancurkan segalanya.
T͜͡o͜͡ b͜͡e͜͡ c͜͡o͜͡n͜͡t͜͡i͜͡n͜͡u͜͡e͜͡d͜͡
ㅡㅡㅡㅡㅡㅡ
Alurnya bakal cepet ya..
KAMU SEDANG MEMBACA
˜"*°• Rénjana •°*"˜ | ʲᵉⁿᵒ, ˢⁱʸᵉᵒⁿ.
ContoSumpah jatuh hati pada Lee Jeno benar-benar sebuah keberuntungan- dulu sekali Siyeon berpikir seperti itu.... Sedangkan Jeno? Ah, jangan ditanya. Disclaimer: mohon maaf apabila ada kesamaan dalam penulisan cerita entah sifat tokoh,latar tempat,visu...