Sally menatap sebal ke arah Keylan yang tersenyum-senyum penuh percaya diri di hadapannya. Ia segera melingkari lengan Cassandra kuat-kuat seakan takut Cassandra terlepas dari genggamannya.
"Key kenapa sih? Kesambet gitu?," tanya Sally, sangat jujur.
Cassandra terkikik geli mendengar pertanyaan Sally, Keylan pun langsung mendelik seketika.
"Gue heran, sebelumnya lo nggak pernah lihat cowok ganteng senyum gitu?," tanya Keylan yang merasa Sally ajaib sekali.
Sally pun langsung teringat Alex saat mendengar pertanyaan Keylan.
"Udah dong..., dekat banget lagi jaraknya," jawab Sally.
Keylan dan Cassandra pun langsung melongo di tempat mereka masing-masing.
"Tapi masalahnya Key, elo nggak ganteng sama sekali buat gue. Jadi..., ya..., gue pikir lo kesambet," Sally mengutarakannya dengan sangat gamblang.
Alex yang memang mengikuti Keylan sejak Pria itu keluar dari kamar setelah mengatakan akan mengantar Cassandra dan Sally ke minimarket pun, mencoba menahan tawanya agar tak ketahuan oleh ketiga orang itu.
"Udah..., udah..., cukup! Kita jadi ke minimarket kan Sal?," lerai Cassandra.
Sally mengangguk sambil tersenyum lebar ke arah Cassandra. Mereka pun berjalan keluar dari halaman asrama, Sally menatap Keylan yang berusaha berjalan di samping Cassandra.
"Hush! Jauh-jauh dari Cassandra! Seratus meter!," perintah Sally.
"Sekalian aja larang gue biar nggak usah ikut!," gerutu Keylan.
"Iya, nggak usah ikut!," larang Sally.
"Bodo! Gue mau ngaterin Cassandra bukan elo!," Keylan tak mau kalah.
Alex memegangi perutnya agar tetap tak tertawa. Ia benar-benar merasa konyol dengan melihat kelakuan Sally dan Keylan di belakangnya.
Mereka benar-benar berjalan ke arah minimarket dan Keylan benar-benar menjaga jarak dari mereka berdua karena Sally terus menggonggongnya untuk menjauh dari Cassandra.
Alex berhenti di seberang jalan dan memperhatikan mereka bertiga selama berada di dalam minimarket. Keylan terlihat berebut keranjang dengan Sally saat mereka tiba. Alex kembali terkekeh saat melihatnya.
Keylan pun mengalah dan menatap sengit ke arah Sally.
"Gue mau Oreo vanila, Oreo cokelat, Oreo blueberry, Oreo kacang cokelat dan... ."
"Mau sekalian gue beliin pabrik Oreo buat lo nggak?," sindir Keylan.
Sally nyengir tanpa merasa berdosa di depan Keylan. Cassandra terlihat pusing saat berdiri di tengah-tengah antara mereka berdua.
"Gue mau cari minuman dulu ya," pamit Cassandra.
"Tunggu..., gue ikut!," Keylan benar-benar mengikuti langkah Cassandra ke tempat display minuman.
Keylan dan Cassandra meninggalkannya sendiri, Alex menatap Sally yang berjalan menuju tempat permen. Gadis itu terlihat mengambil Permen Mentos kesukaan Alex dan tersenyum sesaat sebelum memasukan permen itu ke dalam keranjang. Alex ikut tersenyum tanpa sadar. Matanya kembali mengikuti jejak Sally yang terlihat mengambil sekantong leci dan juga sekantong apel.
Sally terlihat mendekat ke arah Cassandra dan Keylan.
"Lo juga manis," celetuk Keylan.
"Hah? Apaan yang manis?," tanya Sally yang sudah mendekat kembali ke arah mereka berdua.
"Permen karet!!!," jawab Cassandra dan Keylan serempak.
"Yee..., jawab biasa aja dong, nggak perlu bareng-bareng kaya' Cheerleader gitu," balas Sally yang sebenarnya kaget karena suara Keylan dan Cassandra sangat keras.
Cassandra mengambil biskuit gandum rasa kacang sebelum membawa keranjang belanjaannya ke arah kasir. Sally mengekor di belakangnya, dan disusul oleh Keylan. Sally menatap Keylan.
"Eh, lo keluar kamar nggak ditanya-tanya sama Ian dan Alex?," tanya Sally.
"Nggak. Gue kan cowok, yang keluar kamar bakal ditanya-tanya itu paling Difta dan Tita. Cewek nggak boleh keluar sendirian, nggak baik!," jawab Keylan dengan tegas.
Sally meringis.
"Pantas Abang gue susah banget kalau mau ketemu sama Tita, bawaannya digonggong terus sama kalian," ujar Sally.
Keylan terkekeh.
"Tapi tadi gue bilang kok sama AL kalau gue mau ke minimarket sama Cassandra dan elo," ujar Keylan.
Sally melotot tak percaya ke arah Keylan.
"Lo bilang sama AL???," Sally histeris.
"Nggak usah berlebihan, AL lagi ngelihatin kita dari seberang jalan!," jawab Keylan.
Sally melongo seketika.
"Sal..., ada Panglima perang di seberang jalan sana yang nungguin lo balik ke kamar asrama," ujar Cassandra.
Sally akhirnya menoleh dan benar-benar mendapati sosok Alex di seberang jalan dan tengah menatapnya.
"Aduh mampus gue! Kenapa dia nungguin ya?," Sally mendadak bego.
Cassandra dan Keylan saling tatap beberapa saat.
"Lo nggak mau ganti teman gitu?," tawar Keylan.
PLAKKK!!!
Satu pukulan mendarat di bahu Keylan dengan mulus dari tangan Sally.
"Lo lagi nawarin dia buat ngejauhin elo seumur hidup???," ancam Sally.
"Nggak kok Sal, nggak..., ampun!!!," Keylan benar-benar kesakitan.
Usai membayar semuanya, mereka pun keluar dari minimarket. Keylan menarik lengan Cassandra untuk memberi ruang pada Alex dan Sally.
"Hai Sal," sapa Alex.
"Hai AL, belum tidur?," tanya Sally.
"Belum dong, kan gue ada di depan lo sekarang," jawab Alex hampir tertawa.
Sally menepuk jidatnya sendiri.
"Iya ya, lo akan ada di depan gue. Nih... apel sama permen mentos buat lo," Sally menyodorkan kantong plastik berbeda untuk Alex.
Alex menerimanya sambil tersenyum.
"Thank's ya Sal, lain kali gue yang gantian beliin lo lagi," ujar Alex.
"Eh, nggak usah. Jangan merasa berhutang budi dong..., nanti gue nggak punya alasan lain kan jadinya kalau mau ngobrol sama lo," cegah Sally.
"Oh..., jadi lo butuh alasan buat ngobrol sama gue?," Alex menggoda Sally terang-terangan.
"Bukan gitu..., aduh..., udah ah, gue mau balik ke asrama!," Sally menghindar dengan cepat.
Alex terkekeh senang.
"Mau dianterin sampai depan kamar nggak?," tawar Alex.
"Nggak! Nggak usah!," tolak Sally cepat.
Ia tak ingin Alex melihat wajahnya yang sudah memerah seperti kepiting rebus. Keylan dan Cassandra pun yang masih berjalan santai menuju asrama terlihat kaget karena Sally tiba-tiba berjalan dengan cepat melewati mereka.
"Sal, elo kenapa?," tanya Cassandra.
Alex pun segera menyusulnya.
"Sal..., jangan tinggalin gue dong," panggil Alex.
"Nggak! Jangan kejar gue!," tolak Sally sekali lagi.
"Ayolah Sal, gue bercanda," bujuk Alex.
Cassandra dan Keylan saling menatap setelah melihat kelakuan Alex dan Sally.
"Sekali lagi gue tawarin sama lo, mau ganti teman nggak?," tanya Keylan.
"Nggak deh, Sally aja udah cukup kok," jawab Cassandra yang bergegas lari menyusul Sally.
"Eh..., gue jangan ditinggalin dong!," Keylan ikut-ikutan menjadi bodoh.
* * *
KAMU SEDANG MEMBACA
ALLY ; Ketika Pilihanku Hanya Jatuh Padamu
Jugendliteratur[COMPLETED] Kulkas! Dia mirip kulkas! Sudah pendiam, dingin, kaku lagi! Tidak ada pria manapun yang bisa menandingi iritnya dalam berbicara. Tapi entah mengapa di balik diamnya seorang AL Seven B membuatku penasaran setengah mati untuk tahu segalany...