Dua minggu kemudian...
Siang itu Sally datang ke ruang makan lalu bergabung dengan Maya, Radit dan Andra dalam satu meja.
"Gue punya kabar aneh," ujar Sally.
"Apaan?" tanya Maya.
"Key tiba-tiba nembak Cassandra dan tiba-tiba jadian hanya dalam waktu dua minggu terakhir. Nggak tahu kenapa, anggota Seven B yang lain selalu mengawasi Key dan Cassandra dari jauh," jawab Sally.
"Iya, kita udah tahu kalau masalah itu. Tuh..., lihat aja sendiri, mereka memang mengawasi banget Key dan Cassandra," tunjuk Radit.
"Ya mungkin aja mereka nggak percaya sama Key yang tiba-tiba nembak Cassandra. Bukannya selama ini Key benci banget sama Cassandra? Wajar lah kalau mereka terus mengkhawatirkan dan memantau dari jauh," Andra menepis kabar itu.
"Aneh dong..., tiba-tiba Key nembak Cassandra sampai jadian dan Seven B hanya memantau mereka berdua. Mereka juga nggak seceria dulu, suram banget," tambah Sally.
"Iya sih..., cukup aneh juga kalau dipikir-pikir lagi," ujar Maya.
Kyara datang menghampiri meja mereka dan tersenyum manis seperti biasanya.
"Boleh gue gabung sama kalian berempat hari ini? Ada yang mau gue diskusikan dengan kalian," tanyanya.
"Boleh, duduk aja Kya," jawab Andra.
Kyara pun duduk bersama mereka.
"Jujur, sebelum ekskul diliburkan gue dan Farel udah jadian," ujar Kyara mengakui hubungannya.
"Terus?" tanya Maya.
"Kemarin gue nggak sengaja ketemu dia di depan Ruang Ekskul Photografi yang masih direnovasi. Gue ajak dia ngomong sebentar, tapi kayanya dia buru-buru banget. Pas dia pergi, gue nemuin kertas yang jatuh dari sakunya. Gue ambil dan gue baca..., sumpah..., gue kaget banget," jelas Kyara.
"Mana kertasnya?" tanya Radit.
Kyara mengeluarkan kertas itu dari sakunya dan menyerahkannya pada keempat orang yang ia ajak bicara sejak tadi. Mereka membacanya bersama-sama.
Serahkan Cassandra sama gue, atau kalian akan menanggung akibatnya.
Gue mau bunuh Cassandra, dan kalian nggak boleh ikut campur, apalagi kalau kalian berani ngomong sama orang lain tentang surat ini.
Nyawa orang-orang yang kalian sayang akan jadi taruhan. Dimulai dari Andra, Maya, Radit, Kyara dan Sally.Dari,
Imey Astari
"Ya ampun..., jadi ini alasan mereka menjauh dari kita? Mereka takut kalau terjadi sesuatu sama kita?" tanya Andra, tak percaya.
"Harusnya mereka jujur aja sama kita," Radit berubah frustasi.
"Wait a minute! Kenapa nama Sally juga tertulis dalam daftar di kertas itu?" tanya Maya, bingung.
"Lo nggak tahu? AL suka sama Sally, mereka pernah ngomongin hal itu dan gue nggak sengaja dengar. But..., AL pada dasarnya pemalu dan nggak berani ngomong sama Sally," jawab Kyara.
Wajah Sally pun langsung merona merah mendengar hal itu, ia buru-buru meminum jus apel yang tinggal setengah gelas. Maya menggodanya sesaat, namun Radit segera mengingatkan mereka kembali pada surat yang tadi mereka baca.
"Sekarang kita harus cari cara untuk bicara sama mereka," ujar Radit.
"Pokoknya masing-masing dari kita harus berhasil memisahkan mereka untuk sementara waktu," saran Andra.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALLY ; Ketika Pilihanku Hanya Jatuh Padamu
Novela Juvenil[COMPLETED] Kulkas! Dia mirip kulkas! Sudah pendiam, dingin, kaku lagi! Tidak ada pria manapun yang bisa menandingi iritnya dalam berbicara. Tapi entah mengapa di balik diamnya seorang AL Seven B membuatku penasaran setengah mati untuk tahu segalany...