5 Tahun Kemudian, 2020
Sally membawa mangkuk terakhir berisi Sup Krim Ayam ke atas meja makan dari arah dapur. Tidak lupa ia meletakkan Garlic Bread di atas sebuah piring saji untuk melengkapi makan malam. Ia menyusun mangkuk untuk Alex dan Si Kembar.
"Ayah mau makan Sup Asparagus atau Sup Krim Ayam?" tanya Sally yang baru saja selesai menyajikan makanan di meja makan.
"Sup Asparagus aja ya Bun, Sup Krim Ayamnya buat Allyga dan Allyster aja," jawab Alex yang masih menemani kedua buah hati kembarnya bermain di ruangan penuh mainan.
Sally tersenyum saat melihat Allyga dan Allyster yang begitu lengket dengan Ayah mereka. Seperti dulu, saat Sally lebih suka menyendiri, Alex mendekat dan membuatnya nyaman dengan kehadirannya. Setelah berlalu beberapa tahun, nyatanya Pria itu tak berubah sama sekali. Dia tetaplah Alex yang sama dengan Alex yang ia kenal di SMA. Kini, anak-anak mereka pun merasakan kenyamanan yang sama seperti yang Sally rasakan ketika berada di samping Alex.
Alex menoleh dan menatap ke arah Sally sambil tersenyum sangat manis.
"Bunda lagi mikirin apa? Kenapa melamun di depan pintu?" tegur Alex lembut.
Senyuman di wajah Sally semakin mengembang luar biasa saat mendengar suara Suaminya.
"Bunda nggak mikirin apa-apa kok Yah. Bunda cuma lagi menunggu Ayah, Allyga dan Allyster selesai main. Karena makan malam sudah siap di meja makan," jawab Sally.
Alex pun segera menggendong Allyga dan Allyster untuk membawa mereka keluar dari ruang bermain. Sejak Si Kembar lahir, Alex tak pernah mengijinkan Sally menggendong kedua-duanya sekaligus seperti yang ia lakukan. Sally hanya boleh menggendong salah satunya saja, Alex takut kalau Sally akan kelelahan jika menggendong kedua-duanya sekaligus.
Alex membantu Allyga duduk di kursi
khusus untuk bayi berwarna merah dan selanjutnya meletakkan Allyster di kursi yang berwarna merah hati. Sally pun menyajikan Sup Asparagus dan beberapa potong Garlic Bread untuk Alex lalu bersiap menyuapi Si Kembar dengan Sup Krim Ayam."Bunda jadi mau pergi belanja keperluan dapur?" tanya Alex sambil menikmati Sup Asparagus dan Garlic Breadnya.
"Jadi Yah. Kalau Ayah bisa dan tidak capek, setelah makan malam kita langsung ke Supermarket," jawab Sally.
Allyga makan dengan lahap saat Sally menyuapinya, bayi montok itu bahkan senang sekali menggigiti Garlic Bread dengan giginya yang baru tumbuh. Sementara Allyster yang duduk di sebelah Allyga malah sibuk mengganggu saudara kembarnya ketimbang peduli pada makanannya.
"Allyster..., jangan ganggu Allyga terus," Alex meraih tangan bayi montok itu dengan lembut agar Allyga tak terganggu.
Sally terkekeh melihat Alex yang tetap saja lebih memilih mendahulukan mengawasi Si Kembar daripada melanjutkan makan malamnya. Allyster terlihat memajukan bibirnya yang mungil ke arah Ayahnya. Dia sepertinya sedang mengajukan protes pada Alex.
"No Allyster! Jangan bertingkah menyebalkan di depan Ayah..., Ayah nggak suka!" tegas Alex.
"Apakah Allyster mau Ayah yang suapi Sup Krim Ayamnya?" tanya Sally sambil mencubit pipi Putranya yang menggemaskan dengan lembut.
Alex pun mengambil mangkuk milik Allyster dan mulai menyuapinya. Benar saja dugaan Sally, Allyster ternyata langsung memakan Sup Krim Ayamnya dengan lahap saat Alex yang menyuapinya.
"Tuh kan, memang Allyster selalu mencari perhatian dari Ayah ya," gemas Sally sambil menyipitkan kedua matanya yang tidak sipit.
Alex gantian terkekeh saat melihat wajah Sally yang selalu terlihat sama dengan wajahnya ketika mereka masih SMA dulu.
"Allyster sifatnya sama persis dengan Bunda, tidak ada bedanya," ujar Alex, jujur.
"Ya benar sekali, dan Allyga memiliki sifat natural yang mengalir dari gen milik Ayahnya tercinta, Alexander Aditia Rega," Sally menunjukan gaya seakan dia sedang menyambut artis ke arah Alex.
Alex tertawa dan hanya mampu menggeleng-gelengkan kepalanya saat melihat tingkah Sally. Allyga dan Allyster terlonjak-lonjak senang saat melihat Bundanya bergaya aneh seperti itu.
"Kalian berdua kenapa? Baru kali ini ya lihat Bunda bergaya begitu? Ayah malah sudah biasa dengan gayanya yang luar biasa," Alex mengajak mereka berbincang.
"Iya..., iya..., Bunda memang banyak gaya," gerutu Sally sambil memajukan bibirnya seperti yang tadi Allyster lakukan.
"Tapi Ayah cinta...," ungkap Alex.
Wajah Sally pun kembali bersemu merah seperti saat pertama kali mereka saling dekat satu sama lain dulu.
"Gombal!" balas Sally.
Alex hanya tersenyum sambil merangkul Sally dengan mesra. Allyter dan Allyga pun segera melancarkan protes pada kedua Orangtua mereka.
'Hai masa depan, katakan pada AKU di masa lalu, bahwa aku tidak menyesal telah melalui hal-hal yang sulit. Karena setelahnya, aku merasa bahagia ketika berada di masa depan.'
* * *
(TAMAT)
Selanjutnya pengumuman Next Story ya...
KAMU SEDANG MEMBACA
ALLY ; Ketika Pilihanku Hanya Jatuh Padamu
Teen Fiction[COMPLETED] Kulkas! Dia mirip kulkas! Sudah pendiam, dingin, kaku lagi! Tidak ada pria manapun yang bisa menandingi iritnya dalam berbicara. Tapi entah mengapa di balik diamnya seorang AL Seven B membuatku penasaran setengah mati untuk tahu segalany...