Sally dan Cassandra sudah siap untuk pergi ke acara malam api unggun, mereka berdua pun membuka pintu kamar untuk keluar dari asrama. Namun, pemandangan di luar pintu kamar mereka membuat kedua pasang mata itu melotot seketika. Keylan tersenyum dengan penuh percaya diri.
"Ya Tuhan!!! Jantung gueeee!!!" teriak Sally yang tak bisa menahan diri karena kaget.
Cassandra menutup mulut dengan kedua tangannya saat melihat Keylan yang memakai kostum ala keraton hasil 'merampok anak seni rupa'. Ia tersenyum melihat kelakuan pria itu
"Selamat malam! Gue berdiri di sini untuk menjemput MANTAN PACAR gue yang paling cantik untuk pergi ke acara malam api unggun. Cassandra Oktaviany," ujar Keylan, mengutarakan maksudnya.
"Ya ampun!!!" Sally terduduk di lantai depan pintu kamar.
Entah kenapa ia harus menjadi saksi di tengah kedua insan yang aneh itu. Cassandra masih saja menatap ke arah Keylan seakan Pria itu afalah Pria paling tampan yang pernah dikenalnya.
"Mari MANTAN pacar..., kita pergi bersama," ajak Keylan sambil mengulurkan tangannya pada Cassandra.
Cassandra pun mengangguk dan segera meraih tangan Keylan. Ia berbalik menyeret Keylan agar mempercepat langkahnya. Sally benar-benar tak habis pikir dengan pikiran Cassandra yang mau-mau saja menerima ajakan gila dari Keylan.
"Eh..., tunggu dulu!!! Kok lo nggak nolak ajakan gue sih???" tanya Keylan.
"Kenapa gue harus nolak??? Lo ganteng banget karena pakai kostum ini, dan gue nggak perlu khawatir lagi sama cewek-cewek di luar sana yang ngefans sama lo. Gue yakin kalau mereka sekarang nggak akan mau mencoba ngerebut lo lagi dari gue!!!" jawab Cassandra.
Keylan melongo di tempatnya berdiri, apalagi Sally! Sally bahkan tak habis pikir dengan jawaban yang Cassandra utarakan untuk mempertahankan kostum keraton di tubuh Keylan.
"Jadi lo manggil gue mantan pacar karena kesel sama cewek-cewek itu? Lo cemburu?" tanya Keylan.
Cassandra mengangguk dengan jujur. Sally masih menatap mereka berdua dari tempatnya duduk di lantai.
"Lo itu sebenarnya cowok macam apa sih Key? Cewek lo cemburu kok bisa nggak tahu?" tanya Sally.
Keylan menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal. Sally rasanya ingin mencakar wajah Pria itu sekarang juga karena kebodohannya yang terus dia pelihara.
"Jadi, menurut lo kalau gue berpakaian seperti ini mereka nggak akan mencoba merebut gue dari lo lagi?" tanya Keylan.
Cassandra mengangguk, Sally menepuk dahinya sendiri.
"Kalau gue pakai kostum ini dan pergi sama lo ke acara malam api unggun, maka gue bukan mantan pacar lo lagi? Gue adalah PACAR LO YANG PALING GANTENG?" tanya Keylan sekali lagi.
Cassandra mengangguk dengan lebih semangat.
"Oke! Ayo kita pergi ke sana, PACAR!!!" Keylan bersemangat luar biasa.
Sally akhirnya tertawa geli sambil menatap kepergian mereka berdua.
"Dasar pasangan sarap!!!" teriaknya tanpa ragu-ragu.
Setelah Keylan dan Cassandra pergi, Sally bangkit dari lantai untuk mengunci pintu kamarnya yang masih terbuka.
"Ekhm..., hai sayang," sapa Alex.
Sally tersenyum lalu berbalik dan menatap sosok Pria tampan dengan balutan jas berwarna merah yang serasi dengan dress yang ia pakai. Senyumnya semakin mengembang dengan jelas.
"Hai juga sayang," balas Sally sambil melingkarkan lengannya di lengan Alex yang kekar sekaligus tegas.
"Maaf ya, gue nggak bisa muncul tadi.Gue nggak bisa membantu lo jadi saksi untuk Key dan Cassandra. Gue pengen jemput lo dengan spesial malam ini, hanya sendiri," jelas Alex, tanpa diminta.
Sally mengangguk sambil terus tersenyum. Mereka berjalan bersama keluar dari asrama.
"Thank's ya sayang. Gue sangat tersanjung karena dijemput langsung secara pribadi sama pacar gue yang baik hati ini, dan gue merasa sangat spesial malam ini saat kita bisa jalan berdua," balas Sally.
Alex berhenti di tengah jalan yang menuju tempat acara api unggun berlangsung. Ia menggenggam kedua tangan Sally dengan lembut sambil menatap kedua mata gadis itu.
"Lo memang spesial buat gue Sal, nggak akan ada yang bisa menyaingi, menggeser, atau menggantikan spesialnya diri lo di dalam hidup gue. Gue mungkin bukan cowok yang romantis, gue juga nggak bisa merangkai kata-kata dengan baik. Tapi, gue harap apa yang gue rasakan di dalam hati gue ini tersampaikan dengan baik ke dalam hati lo," ujar Alex.
Sally juga membalas tatapan Pria itu dengan kedua mata berkaca-kaca. Setelah sebelumnya ia hampir kehilangan Alex sebelum bisa menjawab pernyataan cintanya, kini Tuhan memberikan kesempatan kedua untuknya agar bisa menerima Pria itu seutuhnya ke dalam hidup dan takdirnya.
Alex berlutut dengan sebuah kotak kecil berwarna merah dari kain beludru. Sally terperangah dengan apa yang sedang disaksikannya.
"Sally Adinda Natapraja, cewek yang paling menarik perhatian gue sejak pertama gue tahu nama lo, cewek yang berhasil mencuri seluruh dunia gue dan berputar terus di sekeliling lo, cewek paling apa adanya dan paling pengertian. Hari ini gue berlutut di hadapan lo sebagai Alexander Aditia Rega yang punya banyak kekurangan dan keburukan dalam hidup gue. Gue ingin meminta lo untuk menjadi bagian dalam hidup gue saat ini dan masa depan. Gue mungkin belum bisa menikahi lo karena kita masih remaja, tapi gue janji saat waktunya tiba, elo adalah satu-satunya yang akan menjadi Istri sekaligus pendamping hidup gue serta menjadi Ibu bagi anak-anak gue kelak. Jadi...," Alex membuka kotak itu "..., maukah lo menerima gue ke dalam kehidupan lo untuk selamanya?"
Sally sudah sangat berusaha untuk menahan airmatanya, namun nyatanya perasaannya yang bergejolak hebat tak mampu membohongi kenyataan bahwa ia ingin menangis di tengah rasa haru atas lamaran mendadak itu.
"Alexander Aditia Rega yang paling gue cintai, cowok pendiam sekaligus pemalu yang gue sayang, cowok penyuka buah apel yang mencintai cewek penyuka buah leci, gue menerima lo untuk menjadi bagian hidup gue selamanya," jawab Sally tanpa rasa ragu.
Alex pun kembali berdiri dengan senyuman termanis di wajahnya. Ia mengeluarkan kalung yang terbuat dari emas putih dengan liontin apel dan leci berwarna silver dari dalam kotak yang ia bawa. Ia segera memakainkannya ke leher Sally dan memastikan bahwa gadis tercintanya malam itu sudah tampil dengan sempurna dan tidak berlebihan.
"Gue cinta sama lo Sally," ungkap Alex.
"Gue juga cinta sama lo AL," balas Sally.
'Dan ini adalah ungkapan dari gue buat lo mulai dari sekarang sampai kita menua nanti.'
* * *
KAMU SEDANG MEMBACA
ALLY ; Ketika Pilihanku Hanya Jatuh Padamu
Novela Juvenil[COMPLETED] Kulkas! Dia mirip kulkas! Sudah pendiam, dingin, kaku lagi! Tidak ada pria manapun yang bisa menandingi iritnya dalam berbicara. Tapi entah mengapa di balik diamnya seorang AL Seven B membuatku penasaran setengah mati untuk tahu segalany...