Sally berkumpul lagi bersama Radit, Andra, Maya dan Kyara malam itu. Mereka duduk semeja lagi di ruang makan asrama. Mereka menunggu Difta yang akan mengantar Cassandra kepada mereka berlima. Sally tahu kalau Cassandra tak mengerti apapun, gadis itu terlihat kebingungan saat Difta membawanya duduk ke hadapan mereka berlima.
"Oke Cassandra, ini waktunya lo tahu semua yang gue dan Seven B sembunyikan," ujar Difta.
"Maksudnya? Gue nggak ngerti Dif," Cassandra benar-benar bingung.
Sally ingin sekali mengatakannya sejak tadi di kamar, namun ia merasa tak tega pada Cassandra. Gadis itu baru saja merasakan apa itu bahagia bersama Keylan, jadi rasanya Sally sangat tak mampu jika harus mengatakannya sendiri pada Cassandra.
"Akhir-akhir ini lo kita awasin dengan ketat karena Imey mengirim ancaman ke kita untuk menyerahkan lo supaya dia bisa bunuh elo. Tapi kita nggak mau itu terjadi, makanya kita mengawasi lo dari jauh dan Key mengawasi lo dari dekat," jawab Difta.
"Kenapa lo rahasiain ini dari gue?" tanya Cassandra, yang jelas-jelas terlihat sangat kaget di mata Sally.
Maya menggenggam tangan Cassandra dengan erat. Sally sudah sangat gelisah di tempat duduknya.
"Karena mereka nggak mau lo kenapa-napa, makanya sekarang lo ada di bawah pengawasan kita supaya mereka bisa menyelesaikan masalah ini dan lo bisa hidup tenang lagi," jawab Maya.
"Jadi semuanya sandiwara? Key juga ikut memaikan peran?" tanya Cassandra lagi.
Difta terdiam sesaat. Sally benar-benar ingin memeluk gadis itu sekarang juga, dan memberitahunya kalau Keylan benar-benar mencintainya. Sama seperti Alex yang mencintai gadis bodoh seperti dirinya, yang belum juga memberikan jawaban atas pernyataan cinta Pria itu. Sally menatap sekilas ke arah Alex yang sedang terlihat sangat gelisah di mejanya sendiri.
"Kalau yang lo maksud adalah mengenai hubungan lo dan Key, jujur gue nggak bisa kasih jawaban. Lo bisa tanya sendiri sama Key mengenai hal itu," jawab Difta.
Difta segera meninggalkan meja itu dan menuju mejanya sendiri untuk bergabung dengan Seven B. Cassandra tak fokus. Dia berusaha melihat Keylan di antara Seven B dan ternyata Pria itu datang paling akhir. Cassandra segera menghadang langkahnya tanpa bisa Sally cegah.
"Lo nggak mau mengakhiri sandiwara lo ke gue?" tanya Cassandra.
Sally mendengar jelas pertanyaan itu, namun Keylan memilih tak menjawab.
"Ya ampun Key..., jawab aja..., lo akan kehilangan dia kalau bungkam begini," ujar Sally dalam hati.
"Seenggaknya kalau gue mati di tangan Imey, lo nggak perlu merasa bersalah karena udah bohongin gue Key. Karena sampai kapanpun, gue tetap akan menjadi musuh yang paling lo benci kan?" Cassandra seakan memberikan Keylan pilihan untuk memutuskannya.
"Gue minta maaf soal sandiwara itu. Anggap aja gue udah balas dendam sama lo soal kemenangan palsu lo dulu, dan kita impas," jawab Keylan.
"Goblok! Cowok goblok! Peringkat doang yang tinggi, otak kosong!" gemas Sally di dalam hatinya.
Kini Sally melihat Cassandra tersenyum dengan kedua matanya yang berkaca-kaca. Keylan tetap saja hanya diam di tempatnya berdiri.
"Thank's banget ya Key karena udah mengisi hari-hari gue belakangan ini. Jujur, gue bahagia dengan adanya lo di sisi gue. Dan ya..., kita impas!"
Cassandra segera berlalu dari hadapan Keylan yang masih terpaku di tempatnya. Sally segera memberi kode pada yang lainnya untuk mengikuti Cassandra yang keluar dari ruang makan asrama. Mereka mengikuti kemana langkah gadis itu pergi. Cassandra terlihat berjalan menuju atap asrama.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALLY ; Ketika Pilihanku Hanya Jatuh Padamu
Teen Fiction[COMPLETED] Kulkas! Dia mirip kulkas! Sudah pendiam, dingin, kaku lagi! Tidak ada pria manapun yang bisa menandingi iritnya dalam berbicara. Tapi entah mengapa di balik diamnya seorang AL Seven B membuatku penasaran setengah mati untuk tahu segalany...