Vomment & follow-nya, plis..
"Oke, gitu aja Bun?"
"Iya sayang. Bunda yakin kamu lebih jago kok ngerawat Yoongi yang sakit. Bilangin ya Jen jangan begadang lagi.. Aduh,"
"Iya Bunda. Maaf ya Jennie biarin aja, abis Jennie kira dia udah mau tidur juga karena udah rebahan ternyata lanjut main game lagi sampe malem. Maaf ya Bun,"
"Kok kamu yang minta maaf sih cantik? Enggak kok! Bukan kamu yang salah, emang si Yoongi tuh. Yaudah Bunda tutup ya Jen, love you!"
"Hehe, iya Bun. Love you too!"
Tadi itu Jennie baru saja telponan dengan Bunda, wanita yang melahirkan dan membesarkan Yoongi ke dunia ini. Jadi tadi pagi Jennie bangun bangun dari tempat tidur, pas lagi ngelus wajah Yoongi yang tertidur wanita itu langung menyadari betapa panasnya wajah Yoongi.
Langsung saja wanita itu panik. Tadi sudah di kompres oleh Jennie, tapi wanita itu berinisiatif saja menelpon Bunda.
Jennie menghela napas, menatap Yoongi yang masih tertidur dengan kerutan di wajahnya. Kelihatan sekali tidak nyaman karena kondisi tubuhnya yang kurang baik, Jennie jadi kasihan.
Dengan cepat, Jennie bangkit sofa yang Yoongi beli untuk ia taruh di sebelah tempat tidurnya dan Yoongi. Wanita itu berniat membuat bubur ayam.
"Anjay, akhirnya jadi juga." Begitu kata Jennie. Sampai ngomongnya agak kasar saking capeknya, soalnya baru pertama kali buat bubur dan harus nyontek nyontek resep di Google sedikit.
"Jeeeeennnn?" Suara Yoongi terdengar sampai ke dapur. Jennie menghela napas malas, pasti pria itu akan manja lagi. Ini bukan pertama kalinya Jennie menghadapi Yoongi yang sakit, tapi sudah ketiga kalinya. Bedanya dua kali sebelumnya Yoongi masih menjadi pacar atau tunangannya dan dirawat oleh keluarganya, bukan Jennie walaupun wanita itu masih suka membelikan Bye Bye Fever dan makanan hangat.
"Iya sebentar, ganteng." Ucap Jennie. Sengaja ngomong ganteng, soalnya Bunda suka bilang Yoongi ganteng dari kecil. Sudah kebiasaannya begitu, katanya Yoongi diam-diam suka di panggil begitu.
"Aku gak mau makan," Yoongi cemberut melihat nampan yang di bawa Jennie. Air, teh manis hangat, bubur ayam, juga lengkap dengan kompres baru.
Jennie menghela napas. "Gak makan aku keluar aja nih ngajak Lisa?"
Yoongi meringis, "Jangan dong, aku lagi sakit gini. Lagian Lisa kan lagi persiapan pernikahan kali,"
Jennie berdecak. "Tapi Lisa juga udah cukup gila untuk ngebatalin meeting pernikahannya demi nemenin aku," Katanya, membayangkan betapa loyalnya wanita Thailand itu padanya dan juga Jisoo dan Rose.
Yoongi menghela napas. "Mana sini buburnya. Aku makan tapi kamu yang suapin, ya?" Tanya pria itu dengan mata yang melebar, cat eyes sialan. Membuat Jennie ambyar saja.
Jennie mulai menyuapi Yoongi yang sebenarnya agak terpaksa membuka mulutnya. Rasanya hambar, dude.
"Lagian kamu kenapa begadang, sih? Udah di bilang kan jangan begadang terus, tubuh kamu tuh lama-lama jadi gampang sakit, kepalamu juga—"
"No no no! Bla bla bla! Kamu berisik, sayang. Suapin aja," Ucap Yoongi dengan nada terimut sedunia. Jennie jadi merasa mengurus bayi, bukan suami. Bedanya bayinya besar banget terus udah tampan.
Jennie mengelus rambut acak-acakan hitam Yoongi sehabis menyuapi bayi besar itu. "Kamu kenapa gak warnain rambut jadi blonde lagi?"
"Males. Diejek Jin katanya sok sok mau balik ke masa muda lagi. Lagian kata kamu cocokan hitam, kan?" Tanya Yoongi.
Jennie mengangguk, "Blonde juga bagus, aku gak ngelarang kamu kok."
Yoongi terkekeh kecil. Memeluk Jennie erat, "Makasih ya Jen udah ngerawat aku. Padahal kemarin kita abis—"
"Diem!"
Yoongi tertawa. Mengecup pipi Jennie sebelum kemudian mengelus rambut wanita itu pelan. "Tidur aja lagi yuk. Masih jam sepuluh,"
"MASIH KAMU BILANG?"
"Udaaaahh tidur aja!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah Tangga | Yoongi & Jennie
FanficBagaimana kehidupan rumah tangga Yoongi dan Jennie yang dulunya musuhan? The continued story of Musuh Tapi Menikah. #74 in #yoonnie #819 in #yoongi #630 in #shortstory #868 in #minyoongi #1 in #yoongijennie and more.