Desiran angin malam membuat Alicia merapatkan selimut yang membungkus tubuhnya. Tidurnya terasa nyaman karena kehadiran seseorang yang senantiasa akan menjaganya sepanjang malam.
" Miguel? " Bisik Sean seraya membuka sebagian pintu kamar yang Alicia tempati. Merasa terpanggil, Miguel pun berjalan keluar mengikuti Sean yang sudah berjalan duluan ke arah dapur dan ruang makan.
" Kenapa? "
" Keberadaan Alicia semakin terancam. Mata-mata Ratu Anneth mengetahui fakta bahwa kau sudah menemukan matemu Miguel. " Sean berkata dengan cemasnya.
Miguel menatap Sean dengan sorot mata yang tenang walaupun sebenarnya pikirannya lebih dari kata berantakan.
" I know, cepat atau lambat dia pasti akan mengetahui rahasia yang ku simpan selama beberapa tahun terakhir ini. " Gumam Miguel, tangannya saling meremas kuat mencoba menyalurkan rasa takut yang membuatnya berantakan.
" Kenapa semua harus terjadi padamu sobat? Aku merasa sesak, walaupun aku sendiri tak mengalaminya. " Sean berkata iba, sungguh hidup dalam topeng itu cukup memuakkan. Bahkan ia yang hanya melihat Miguel melakukan demikian saja sudah jenuh dan bosan.
" Ku dengar dia ingin merebut Oceanna darimu, benar begitu? " Sean menatap Miguel penasaran, ia kembali menyuarakan isi pikirannya.
Miguel mengangguk, " Tentu saja, apa lagi yang ia inginkan selain harta dan kuasa? Keturunan kerajaan memang gila harta! " Decihnya sinis.
" Tapi kau tidak termasuk salah satu diantaranya! " Sean mengelak, mengutarakan pendapat bahwa Miguel berbeda dengan para saudaranya.
" Yeah mungkin. Ada lagi yang ingin kau sampaikan? "
Sean menggeleng, " Sudahlah! Manjakan saja dirimu bersama Alicia. " Ledek Sean jahil.
" Lalu kapan kau akan memanjakan dirimu bersama seseorang yang kau suka? "
Bagus Miguel, kau membuat Sean si cerewet terbungkam seketika.
" Kenapa perkataan Miguel kali ini terasa begitu pahit? " Erang Sean sembari memegang dadanya dan menatap Miguel yang mulai menghilang dibalik pintu kamarnya.
Miguel masih setia duduk di tepi ranjang, dengan hati-hati ia menjatuhkan diri di samping sang pujaan.
Kecupan-kecupan sayang selalu Miguel layangkan pada pucuk kepala Alicia. Matanya menatap sendu ke arah Alicia, tidak ada berlian cair yang akan keluar dari sana. Namun, sesaknya begitu terasa menyiksa hingga menghimpit rongga dada.
" Aku senang bisa mendekatimu hingga sedekat ini, Alicia. Aku suka caramu mengumpat, itu terdengar lucu bukan? " Miguel terkekeh disela monolognya.
" Aku benar-benar ingin hidup bersamamu, Alicia. Aku ingin melepas semua topeng yang aku kenakan saat tidak bersamamu. "
Miguel menarik tangan Alicia, dengan hati-hati ia meletakkannya dipucuk kepalanya. Tanpa peduli mengganggu tidur nyenyak Alicia, Miguel menggerakkan tangan matenya untuk mengusap lembut pucuk kepalanya.
" Ini terasa seperti sentuhan Mommy, Licia. " Miguel terkekeh kecil pada akhirnya. Ia terus mencium punggung tangan Alicia, mencoba menyalurkan rasa takut yang ia pendam setiap harinya.
" Miguel sialan! Kau membuatku merindukan Jack! " Racau Alicia disela tidurnya. Gadis itu melenguh pelan, sambil mendekatkan diri tanpa sadar ke dada bidang seseorang.
Miguel tertawa kecil, " Bahkan saat tidur pun kau masih senantiasa mengumpatiku, Alicia? Wahh, aku benar-benar tersanjung untuk hal itu. "
" Maaf sudah membuatmu merindukan kakakmu. Lain kali, hal seperti ini akan selalu kulakukan lagi. " Miguel tersenyum sebentar lalu ikut terlelap menyusul Alicia dalam dunia mimpinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Blue Sea ( Slow Update hampir HIATUS)
FantasySamudera yang luas, menyimpan banyak teka-teki misteri yang buas. Dingin nan dalam, membuat banyak bayangan kemungkinan berdatangan. Indah, mengesankan, penuh misteri, dalam dan menghanyutkan. Mungkin itulah definisi yang tepat untuk The Blue Sea y...