Miguel-ku

75 5 1
                                    

Alicia terdiam, dirinya masih tak mengerti apa yang terjadi pada Miguel. Bagian dalam dirinya seorang terkoyak melihat Miguel yang seolah lemah tak berdaya.

" Apa salahku? " Gumam Alicia. Matanya memanas, tapi percuma saja ia tetap tak mengerti apa yang terjadi pada sosok laki-laki di depannya.

" Melepasmu begitu berat Cia, tapi menahanmu juga akan saling menimbulkan peperangan. Lalu aku harus bagaimana? " Bisik Miguel lirih, bahkan sangat lirih.

Dengan memberanikan diri, Alicia menyentuh tangan Miguel. Meremas pelan kedua tangan kekar itu sembari menyuguhkan senyum tipis.

" Aku sama sekali tidak mengerti maksudmu Miguel. Tapi, aku merasa sekarang kau sedang tidak baik-baik saja tanpaku. "

Miguel terkekeh, " Bukan hanya sekarang sayang, tapi memang akan selamanya begitu jika takdir ini ku akhiri dengan paksa. "

" Apa kau menyerah? " Gumam Alicia, bibir gadis itu terlipat ke dalam menahan sedikit isakan. Entah kenapa, saat berdua bersama Miguel segala rasa bercampur aduk menjadi satu. Ketakutan yang mendalam dan rasa sedih lah yang paling mendominasi setiap mereka bertemu.

Miguel mengangguk, " Bukankah lebih baik aku pergi? Kita tak sama. Aku tidak bisa membuatmu nyaman Cia, aku tidak bisa membuatmu tertawa. "

" Kau cemburu? "

Miguel menggeleng, " Tidak, aku tidak cemburu manis. Hanya saja aku merasa tidak pantas. "

" Bodoh! " Umpat Alicia, bibir gadis itu bergetar, secara spontan tangan kanannya melayang dan mendarat mulus di pipi kanan Miguel.

Kepala Miguel menoleh ke samping, " Ciaa! Apa yang kau lakukan? " Kata Miguel menggeram.

Tak perlu waktu lama, gadis itu memeluk Miguel dengan eratnya. Ia menumpahkan segala rasa dihatinya yang entah kenapa itu seperti perasaan orang yang sedang dipeluknya.

Tenggorokan Miguel tercekat. Tubuhnya bereaksi berlebihan, ia gemetar hebat saat Alicia berhambur memeluknya.
" Hei, kenapa? " Tanya Miguel mencoba menenangkan dengan memberi banyak kecupan di pucuk ubun-ubun gadisnya sembari menuntunnya duduk di sofa.

" Aku tidak suka Marcus! Aku tidak suka Sean!  Aku juga tidak suka lelaki sepertimu. Tapi aku memilihmu, bodoh! Harusnya kau tau itu! "

Miguel tertawa kecil, ia mengeratkan pelukannya pada gadis itu. Air matanya mengalir tiba-tiba, rasa haru menderu ruang batinnya.

" Maaf jika aku selalu membuatmu bingung dengan sikapku. "

Alicia mengangguk, " Aku tau orang beku sepertimu tidak mungkin peka terhadap perasaanku! "

" Aku sudah mengantuk, tapi aku masih ingin memarahimu karena ketidakpekaanmu itu! Kau itu peka atau pura-pura tidak peka sih!? Harusnya kau bisa memahami sifat sok cuek wanita Miguel. Ck! Kenapa aku harus memilihmu sih? " Lanjutnya.

Miguel kembali tersenyum, kali ini nampak lebih lebar dari biasanya.
" Kau mau dengar sesuatu? " Bisik Miguel di telinga gadisnya itu.

" Hei Ciaa, I love you! " Imbuh Miguel sembari mendekap Alicia lebih erat lagi. Pria itu terkekeh pelan setelah menyadari bahwa gadisnya sudah mulai tertidur pulas di dalam pelukannya.

" Aku tidak akan mengulanginya lagi Ciaa. Jadi ku harap kau mendengar ungkapan itu sebelum tertidur. "

Sean yang mati penasaran mencoba mengintip aktivitas kedua sejoli yang sedari tadi mengusik pikirannya. Ia takut tiba-tiba Miguel kehilangan kendali di depan Alicia, walau itu sangat tidak mungkin terjadi.

Laki-laki berparas tampan itu menutup kedua mulutnya kaget, matanya tidak berkedip menatap Miguel dan Alicia yang sedang tertidur nyenyak sembari berpelukan di sofa.

" Mungkin beginilah definisi romantis itu tidak perlu tempat yang mahal. " Gumam Sean, sedikit terkekeh geli.

Sean jadi merasa ikut mengantuk sekarang, tapi masih ada satu pekerjaan yang belum beres. Tentu saja membersihkan apartemen yang hancur ini, tapi dengan sihir semua terasa mudah. Batin Sean tersenyum lebar karena sihirnya sangat berguna.

Miguel melenguh pelan, tangan kanannya terasa pegal dan kesemutan. Ketika kesadarannya sepenuhnya datang, bibirnya melengkung tipis menatap seseorang yang menjadi pusat perhatiannya.

Alicia yang masih tertidur nyenyak merapatkan tubuhnya untuk bersandar lebih dekat di dada bidang Miguel. Dengan jahil Miguel menarik Alicia ke dalam pelukannya, mengungkung Alicia erat bahkan sangat erat.

Gadis itu merasa sakit pada tubuhnya, bahkan dadanya terasa sesak. Ia meronta dalam pelukannya, lalu terbangun terbatuk-batuk dengan salah satu tangannya memukuli dada bidang Miguel dengan keras.

" Kau ingin membuatku mati?! " Gadis ini sedikit menjaga jarak dengan lelaki nekat di sampingnya.

Miguel yang mendapat amukan dari Alicia hanya tertawa kecil, " Itu tidak mungkin terjadi. "

" Gila! " Dengus Alicia dipuncak kekesalannya. Miguel masih tersenyum tipis, bola matanya menatap lekat sosok gadis kesayangannya. Alicia yang ditatap lekat sedemikian rupa merasa sedikit takut dan risih.

" Kedipkan matamu! "

Miguel terkekeh, dengan gerakan kilat ia membuat Alicia kembali berada dalam pelukannya.

" Emm jantungmu kenapa berdetak begitu cepat, sayang? "

" Ku harap seorang Miguel tidak bodoh untuk mengetahui itu! " Dengus Alicia.

Miguel tersenyum tipis, sejak tadi ia merasa lebih banyak tersenyum. Gadis itu membalas pelukan Miguel erat.

" Miguelku, aku lapar. "

Mereka berdua melepaskan pelukan, mencoba menyelami arti binar tatapan yang saling mereka beri. Dan akhirnya pecah sudah tawa kedua insan tersebut. Entah apa yang mereka berdua pikirkan, sepertinya seputar makanan sebab perut Alicia sudah mengaum meronta diberi asupan.



🎉 Kamu telah selesai membaca The Blue Sea ( Slow Update hampir HIATUS) 🎉
The Blue Sea ( Slow Update hampir HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang