🐰 Mirip

14.8K 2.5K 516
                                    

Udah malem, ayo ikan cupang-cupangnya Nana pada bobo 🤗










Happy reading-!








Nana baru saja mendudukan pantatnya di kursi cafe ketika ponselnya bergetar.

Echan mengirimi pesan, ia akan datang sedikit telat karena suaminya rewel tidak mau ditinggal pergi.

Nana tidak mengerti, Mark kan sudah dewasa. Kenapa masih rewel?

Cemberut, Nana memutuskan untuk memesan minuman dengan bulatan tapioka dan sepotong chocolate cake.

Ia mengayun-ayunkan kakinya yang menggantung karena kursi yang ia duduki cukup tinggi.

Nana sedang bersenandung pelan ketika namanya dipanggil, "Naiara...?"

Nana otomastis menoleh. Netranya langsung bertatapan dengan netra milik kakak kelasnya dulu ketika sma.

"Kak Eric...?"

Eric tersenyum, matanya menyipit.

Nana menatapnya dengan mulut terbuka. Kak Eric mirip sekali dengan Juju. Nana baru sadar.

Eric langsung duduk di kursi kosong depan Nana.

"Apa kabar Na?" tanyanya memulai pembicaraan.

Nana tersenyum manis, "baik kak. Kakak gimana?"

Eric balas tersenyum, "baik juga Na. Lama banget ya kita nggak ketemu?"

Nana mengangguk, "heeum, terakhir kali di kantin fakultas itu yaa?"

Eric terkekeh ketika mengingat momen terakhir mereka bertemu, "iyaa, kamu marah waktu itu karena kakak dateng telat. Eh ternyata abis itu hp kakak ilang, jadinya sehabis itu kita nggak pernah ketemu lagi ya."

Mereka lalu asik mengobrol sampai Haechan kembali mengirim Nana pesan bahwa ia sudah sampai.

"Eh kak Eric, maaf tapi temen Nana udah dateng. Jadi eum..."

"Kenapa Na?" tanya Eric.

"Itu kursinya buat temen Nana duduk ya kak, ehehe." Nana menyegir.

——

"Na, itu tadi kak Eric kan?" Haechan langsung bertanya ketika ia baru sampai.

Eric sudah pergi, mereka sempat bertukar kontak.

Nana mengangguk sambil menyedot bobanya.

"Nana tipe idealnya yang sipit-sipit gitu yaa!" goda Haechan.

"Mentang-mentang Jeno sama Kak Eric mirip, dua-duanya diembat."

"Ihh apaan si Echan! Nana aja baru nyadar kalo mereka mirip!"

Haechan tertawa, mengerjai Nana memang seru.

"Hayoloh Nana, nanti kalo ketahuan Jeno."

Nana menatap Haechan dengan pandangan bertanya, "emang kenapa kalo Juju tau?"

Haechan memajukan tubuhnya, "Nanakan barusan selingkuh. Nanti kalo Juju tau, Nana bisa dihukum."

Nana langsung panik, "Nana nda mau dihukum!"

"Nanti Jeno marah loh Na..." Haechan terkikik geli melihat respon sahabatnya yang mudah sekali dibohongi.

"Echaannn, Nana harus gimanaa?"


——

"Juju..." cicit Nana.

Jeno langsung menatapnya dengan tatapan teduh, "kenapa Na?"

"Juju, kalo Nana selingkuh gimana...?"

Jeno langsung duduk tegap menghadap ke arah kekasihnya, "Nana selingkuh...?" tanya Jeno. Sungguh, ia tak percaya.

"Enda! Cuma nda sengaja ketemu sama kak Eric terus ngobrol sebentar doang kok ciyusss!" Nana panik, tanpa sadar ia mengatakan semuanya tanpa ada rem.

"Pelan-pelan ngomongnya Na," kata Jeno. Ia lalu meraih gelas berisi air putih yang ada di meja sampingnya, "nih, minum dulu." lanjutnya sambil mengelus-elus rambut Nana.

Nana menurut. Setelah minum ia lalu menatap Jeno yang terlihat tenang.

"Nana serius nda selingkuh Juju. Tapi kata Echan, Nana ngobrol sama kak Eric itu selingkuh artinya..."

Jeno menghembuskan nafasnya lelah, "nggak kakak, nggak kakak ipar. Sama aja." gumamnya.

"Nggak selingkuh kok Na. Cuma ngobrol doang itu nggak selingkuh." Jeno menjelaskan.

Nana langsung merasa lega. Ia lalu memeluk erat tubuh Jeno tanpa aba-aba, "Nana cuma sayang Juju doang kok serius!"

Jeno berasa terbang ke langit ketujuh. Berasa test drive ke surga sebentar.

"Yaampun Nana manis banget! Juju nggak tahan!"

Nana lalu mendeongak, masib dalam keadaan memeluk tubuh Jeno, "ehehe, beliin satu ikan cupang lagi boleh?"

——

Malamnya, Jeno dan Nana memutuskan untuk pergi keluar mencari udara segar.

Sebenarnya modus Nana buat cari jajan diluar.

Mereka keluar hanya dengan motor pitung legend milik daddy Jeff. Pitung itu sudah menjadi hak milik Jeno setelah ia merengek agar Jeff memberikan motor itu kepadanya. Tentu saja untuk berkencan dengan Nana. Barangkali saja nasib baik Daddy dan Mommynya juga menular kepadanya dan Nana.

Nana duduk dengan tenang sambil merangkulkan tangannya di perut Jeno. Sesekali bersenandung atau tertawa ketika mereka bercanda. Nana tampak lucu dengan helm bogo berwarna pink miliknya.

Berkali-kali Nana merasakan ponselnya bergetar. Tapi Nana abaikan saja. Ia sedang berkencan dengan Juju! Yang lain nanti dulu!

"Jenooo! Nana mau makan yang pedes-pedes!" Nana berteriak agar Jeno dapat mendengarnya.

"Ayayy Ibu Bos!"

Ketika mereka sampai di salah satu rumah makan yang menjual aneka olahan ayam pedas, Nana langsung berlari dengan semangat.

"Ayo Jujuu!"

Jeno tertinggal di belakang, ia masih menaruh helmnya dan Nana di atas motor.

"Nana!"

Nana mencari-cari siapa yang memanggilnya.

"Na." Tangannya dipegang.

"Kita ketemu lagi Na." lagi-lagi itu Kak Eric.

Nana masih terdiam, tak tau harus menjawab apa. Matanya melirik ke arah pintu masuk, menunggu Jujunya, "Kita jodoh kali ya Na?" kata Eric.

Nana tertawa canggung, dalam hatinya ia merapal mantra agar Jeno cepat datang.

"Nana dateng sama siapa...?"

"Sama Juju." balas Nana cepat.

Alis Eric bertaut, "Juju siapa Na?"

Nana melirik ke arah pintu masuk lagi, sudah ada Jeno di sana. Sedang berjalan ke arahnya dengan raut bingung.

Nana melepaskan pegangan tangan Eric, "calon suami Nana." katanya sambil tersenyum manis.

——

Tbc

Sha's space

Sha kebanyakan mam sambel sama pedes hiks, jadi sakit perut 😭✊🏼

Oiya, Mbak Shina aka Sihyeonnya keluar laginya nanti aja belakangan waktu konflik 😉

Pasutri GajeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang