🐰 Wakil

11.7K 2K 262
                                    

Haiii 👉🏻👈🏻












Happy reading-!













"Terus Jeno sama Nana yang dateng ke sekolah si kembar?" Jeno bertanya untuk memastikan.

Yoshua mengangguk sebagai jawaban, ia masih cuek memakan kue cubit hasil memalak Andra dan Rezvan beberapa menit lalu. Aksinya itu jelas membuat kedua anak kembar itu menangis tersedu-sedu hingga suara mereka serak. Yoshua malah santai, membiarkan mereka mengadu pada sang Buna.

"Emang ayah sama buna ada acara lain?"

Yoshua mengangkat bahunya acuh, "mager ah, panas diluar."

Sabar Jeno, sabar. Jeno sabar disayang Nana.

"Terus Buna Widya kenapa nggak bisa dateng?"

"Nggak ayah bolehin, nanti nggak mau pulang. Malah main di playground."

Terkadang Jeno lupa kalo keluarganya benar-benar tidak biasa.

--

Akhirnya, Jeno dan Nana lah yang harus menjadi wali untuk Andra dan Rezvan di acara perkenalan lingkungan playgroup.

Acaranya tidak bisa dibilang simpel. Semua murid harus terlibat dan membuat pertunjukan bersama dengan kelompok belajar dan bermainnya.

Sayangnya, Andra dan Rezvan tidak berada di satu kelompok yang sama. Katanya agar mereka tidak terlalu bergantung pada satu sama lain.

Jeno bertugas untuk mengurus dan mendampingi Rezvan. Sedangkan Nana mengurus dan mendampingi Andra yang kelompoknya mendapat giliran tampil terlebih dahulu.

Ia harus membantu Andra menggunakan kostum kelincinya dan bersiap sebelum tampil.

Rezvan yang gilirannya masih cukup lama sedang menikmati nextar cokelat miliknya hingga membuatnya cemong.

Jeno dengan sigap mencari tissue di sekelilingnya.

Kurang cocok apalagi Jeno untuk menjadi ayah?

Pertunjukan dimulai, Jeno dapat melihat dengan jelas Andra berjalan masuk ke panggung dengan kostum kelinci putihnya.

Andra terlihat gugup, tapi pandangannya tetap mengarah menatap penonton. Sesaat kemudian lagu anak-anak "Kelinciku" terdengar.

Andra menggoyangkan badan kecilnya kekanan dan kekiri mengikuti irama. Teman-teman di belakangnya terlihat beberapa kali menyonteknya. Sepertinya hanya Andra yang hafal gerakan tariannya.

"Juju~"
Jeno belum menoleh saat Rezvan memanggilnya. Ia masih fokus menonton Andra bergoyang.

"Juju liatin Kak Nana dong!" Kata Rezvan lagi.

Jeno menoleh, menatap Rezvan dengan tatapan bingung sebelum mengikuti arah telunjuk Rezvan yang menunjuk pada satu titik.

Nana, istrinya ada di samping panggung. Ikut bergoyang dengan heboh, bahkan mengalahi enerjiknya Andra.

Beberapa guru playgroup tampak menatap Nana dengan pandangan heran. Bahkan beberapa orang tua murid yang datang juga menatap Nana bingung.

"Nana suka kenapa sih Juju? Kok aneh gitu?" Rezvan bertanya lagi.

Jeno menghela nafasnya lelah, "Juju juga nggak tau, Nana emang kaya gitu kayanya bawaan lahir."

Rezvan mengangguk-angguk dengan tangan di dagu. Mencoba meniru bagaimana orang dewasa berpikir.

"Kayanya ini keanehan turunan dari Buna Widya deh..."

——

"Nana tadi ikut tampil sama Rezvan Yah, Bun."
Widya langsung menatap Jeno dengan pandangan semangat, "Tampil apa Jujuman?"

"Goyang kelinci."

Andra dan Rezvan yang baru saja selesai mandi sore langsung berlarian kearah ruang keluarga tempat Jeno dan mertuanya itu mengobrol.

"Andra tuh nda paham ya sama Kak Nana!"

"Rezvan juga!"

"Kenapa emangnya?" Jeno bertanya kepada keduanya.

"Masa Nana bilang pengen sekolah playgroup lagi!"

Setelah Andra menyelesaikan ucapannya, Yoshua langsung cegukan. Kaget.

"Udahlah No, kalo kamu mau buntingin Nana sekarang boleh. Biar dia bisa diem, nggak banyak tingkah aneh lagi." Yoshua menepuk-nepuk bahu Jeno pelan.

"NGGAK BOLEH!"

Andra dan Rezvan terlonjak kaget mendengar teriakan Widya.

"Biarin aja Bun, kasian Jeno harus ngadepin Nana yang kaya gitu. Kalo Nana hamil kan dia bisa lebih anteng sedikit. Kita bisa punya cucu. Terus juga Andra sama Rezvan bisa punya keponakan lucu."

Jeno hanya menyimak perundingan kedua mertuanya dengan khusyuk.

"Kasian Jeff, Tyra, juga Bun. Kalo kita kan masih punya duo bocil, kalo Jeff sama Tyra kan kesepian di rumah berdua doang."

"Boong." Widya tiba-tiba menyeletuk.

"Boong apa Bun?" Jeno bertanya tak mengerti.

"Kemaren Tyra cerita seneng kok di rumah cuma berdua sama Jeff. Jeff juga bisa nambah punya anak bayi lagi katanya."

Mata Jeno langsung membulat kaget.
"HAH APAAN?! GILA!"

Malamnya, setelah mengadakan perundingan darurat bersama Mark sang kakak, kedua kakak beradik itu langsung menyerbu kediaman Djung untuk protes.

Memergoki sang daddy dan mommy yang sedang bercumbu di dapur. Sekaligus membatalkan misi Jeff untuk menambah momongan.

——

Tbc

Sha's space
Lama nda update, maaf yaa 😭🙏🏻
Kangen aih...

Pasutri GajeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang