🐰 Kumpul

13.9K 2.1K 488
                                    

AAAAA, KANGENN 😭✊🏼











Happy reading-!

















Hari ini keluarga Sasoengko membuka pintu kediaman mereka lebar-lebar. Putra bungsu mereka, Haechan positif hamil di bulan ke-8 pernikahan mereka. Tentu saja mendahului Jeno dan Nana yang masih dalam progam menunda momongan.

Sebenarnya Mark dan Haechan juga kebobolan. Haechan memang sudah lulus skripsi, tapi ia belum diwisuda. Haechan berada di kebimbangan saat ini. Antara senang karena akhirnya ia akan menjadi seorang 'ibu' yang sebenarnya. Mempunyai anak-anak yang menuruni wajah dan sifat ia dan suaminya. Namun, ia juga merasa sedih—sedikit— karena ia akan tampak gendut ketika menggunakan toga dan setelan untuk wisuda.

Usia kehamilan Haechan baru 3 minggu. Bodohnya ia dan Mark baru menyadari kehamilannya karena Haechan pergi berkonsultasi ke dokter untuk mengikuti progam kehamilan. Mark masih sering tertawa terbahak ketika membayangkan wajah lucu milik dokter kandungan itu ketika bingung atas Mark dan Haechan yang mau melakukan progam kehamilan saat Haechan sendiri sedang dalam keadaan hamil.

Baby shower, biasa disebut begitu. Acara ini sepenuhnya terlaksana atas usulan mommy Ten, yang disponsori oleh mommy Tyra sebagai sponsor konsumsi. Kandungan Haechan bahkan belum berumur satu bulan, tetapi Ten dan Tyra ngotot untuk mengadakan baby shower. Mereka berencana mengadakan acara baby shower dua kali. Satu lagi saat menjelang kelahiran jabang bayi.

"Apa masalahnya? Yang penting Echan beneran hamil, ada bayi di perutnya. Duit juga duit sendiri, ngga nyusahin orang lain." Jawab Tyra ketika ditanya kenapa mengadakan baby shower di usia kehamilan Haechan yang masih muda.

Lain Tyra lain juga Ten.

"Lho yo sakarepku to arep nggawe acara opo wae. Sek meteng yo anakku. Anakku wae ora protes kok samang sek protes."

Jo hanya geleng-geleng ketika mendengar jawaban istrinya.

"Ojo bacot." Tambah Ten ketika Dery hendak menyela.

Dery langsung kicep, membuat Jo prihatin dan ingin membela. Bagaimanapun semua anggaran untuk pelaksanaan acara ini darinya (kecuali konsumsi). Bukan pelit, tapi hemat.

"Mom—"

Ten menatap mata Jo tajam. Lucunya, perbedaan tinggi yang jauh antara pasutri itu membuat Ten harus mendelik sambil mendongak.

"Opo? Pelit kowe ndumeh kabeh nggo duitmu? Ra ikhlas?"

Jo baru saja membuka mulutnya, belum sampai satu suku kata pun keluar dari mulutnya, Ten sudah menyela lagi.

"Tak pegat kowe nak wani pelit karo aku."

Ketika Ten berjalan meninggalkan ruang tamu, Jo dan Dery langsung berpelukan.

"Sabar ya Der, mommymu begitu." Jo menepuk-nepuk punggunh anaknya itu.

Hendery menatap daddynya memelas, "Sabar juga dadd kalo seminggu ini nggak dapet jatah."

Selanjutnya, Dery buru-buru berlari menghindari lemparan sandal refleksi yang Jo gunakan.


——

Jeno dan Nana adalah anggota keluarga yang datang terakhir. Jeno memparkirkan yamaha nmaxnya di samping pajero putih milik kakaknya.

Jeno belum mampu untuk membeli mobil, lagipula Nana lebih suka menggunakan motor untuk pergi berdua dengan Jeno.

"Jujuman dan Nana 2020." Begini kalo kata Nana.

"Kok nda Jenolan dan Nanalea?" tanya Jeno suatu waktu.

Pasutri GajeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang