🐰 Pagi

17K 2.3K 425
                                    

Berapa hari Sha nda update? 😶🙏🏼












Happy reading-!












Nana merenggangkan tubuhnya yang pegal-pegal sebelum menyadari sesuatu.

Pipinya bersemu merah mengingat kejadian semalam. Panas, sangat panas. Senalam sangat panas.

Ia menoleh, melihat Jeno yang masih tidur terlentang di sebelahnya. Dada bidangnya yang menjadi tempat sandaran Nana semalaman.

Nana mengambil kemeja putih milik suaminya dilemari. Ia tidak mau menggunakan celana, pantatnya masih sakit.

Ia berjalan turun kebawah, mau memasak sarapan.

Setelah mengambil beberapa bahan makanan dari kulkas, ia memutuskan untuk memasak nasi goreng kornet.

Ketika sedang sibuk memasak, sepasang tangan melingkar dipinggangnya. Nana jelas langsung tau tangan milik siapa itu.

"Good morning, dek istri." Jeno menyembunyikan wajahnya dileher Nana. Mengecupnya beberapa kali.

Nana merona malu, "morning too, mas suami."

Jeno lalu mencuri sebuah ciuman dari bibir tipis istrinya, "cie, pagi pertama jadi suami istri."

"Juju ish! Nakal banget!"

Jeno terkekeh, sembari mengeratkan pelukannya, "nakal ngapain? Juju nggak ngapa-ngapain."

Nana berbalik, berbalas memeluk Jeno lalu menyembunyikan wajahnya di dada Jeno.

"Tadi malem Jeno nakal banget..." cicit Nana.

Jeno diam-diam mematikan kompor, "ayo ngeulang yang semalem lagi." katanya lalu menggendong tubuh mungil istrinya.

Nana memekik, lalu merangkulkan tangannya di leher Jeno.

"Ayo Juju. Enak, Nana mau lagi."

——

Nana memegang kedua bahu Jeno, meremasnya pelan.

"Ungh~" lenguhnya ketika di bawah sana Jeno bergerak.

Jeno menarik pinggang Nana untuk makin mendekat. Memeluk tubuh telanjang istrinya.

"Na, gerak." Jeno berkata dengan suara rendahnya di depan telinga Nana.

Nana menggerakan tubuhnya perlahan. Wajahnya sayu dan berkeringat. Ia menatap Jeno yang beberapa kali menggeram nikmat. Ia suka melihat bagaimana raut wajah suaminya ketika ia sengaja mengetatkan miliknya.

"Ju—ah enaa~" Nana mendongak, milik Jeno mengenai titik sensitifnya berkali-kali.

Jeno melumat bibir Nana beberapa kali sebelum akhirnya menunduk. Berniat memberikan beberapa tanda merah keunguan lagi di leher hingga dada istrinya. Nana meremat rambut Jeno pelan untuk melampiaskan nikmat yang ia rasakan.

Jeno mengerang keras ketika istri nakalnya tiba-tiba mengetatkan lubangnya lalu ikut bergerak berlawanan. Suara tamparan kulit bertemu kulit terdengar jelas di kamar mereka.

Jeno memutuskan untuk memberikan istrinya ini balasan. Ia membalik posisi, membanting tubuh Nana ke kasur tanpa melepaskan kontak mereka. Jeno mengungkungnya, lalu tanpa ampun menggerakan miliknya dengan sangat cepat.

"Enggh ahh! Juju dalem bang—et ahh!"

Jeno pura-pura tuli, ia tidak mengindahkan rengekan istrinya yang memintanya berhenti setelah Nana sampai.

"Jujuuu nghhh!" Jeno mengangkat kedua kaki Nana, menaruhnya di bahunya. Posisi ini membuatnya lebih mudah bergerak.

Tubuh Nana tersentak-sentak, kepalanya beberapa kali menabrak sandaran ranjang. Anehnya ia sama sekali tidak merasa sakit. Rasa nikmat yang Jeno berikan jauh lebih mendominasi.

Jeno mengusap dahi Nana yang berkeringat, merapikan beberapa helai rambut basahnya yang menutupi wajah elok istrinya.

"Kamu cantik banget Na."

Nana sibuk menggigiti bibirnya, menahan agar desahannya tidak lolos keluar.

"Sexy."

"Bergairah."

Jeno menyentak miliknya keras-keras, "desah Na, aku pengen denger."

Nana langsung mendesah. Sungguh, ia malu harus mendesah di depan Jeno.

Jeno menatapnya dalam, "desah lagi. Yang kenceng. Aku mau kamu berisik." Jeno kembali menggerakan miliknya keluar masuk dengan cepat dan keras.



——

Nana langsung tertidur setelah mereka mencapai klimaks bersamaan. Nana keluar banyak kali tadi. Jeno hanya 2 kali. Entah, tenaganya kuat sekali.

Mereka mulai bermain pukul 7 pagi dan baru selesai pukul setengah sebelas pagi. Mereka bahkan belum jadi sarapan. Jeno merasa bersalah, istri cantiknya itu pasti lapar setelah ia gempur semalaman. Bodohnya, ia malah kembali menggarapnya di pagi hari. Tapi bukan salah Jeno sepenuhnya kan? Nana juga mau dan menikmatinya.

Jeno bangkit dari kasurnya, memakai bokser miliknya lalu mengambil ponselnya dinakas.

Ia akan memesan makanan. Nana tidak boleh terlalu lelah.

Setelah selesai memesan makanan, ponselnya bergetar.

Pesan dari Ayah Yosh.

Jeno langsung memukul kepalanya sendiri.

Ia lupa menggunakan kondom.





——

Tbc

Sha's space

Astaghfirullahalladzim 😭🙏🏼

Nda tau, Sha malu つ﹏⊂

Sha baru sembuh, kemaren-kemaren Sha pms dan seperti biasa harus bedrest, jadi baru bisa update sekarang 😭

Pasutri GajeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang