ENEM

702 131 113
                                    

Selamat Membaca...

***

Kejadian kemarin membuat Naruto merasa bersalah pada Hinata. Dirinya merasa Hinata menjaga jarak dengannya. Seperti saat ini, Hinata lebih memilih duduk agak jauh dari dirinya, padahal disampingnya ada kursi kosong.

Mereka sedang berada di Otsutsuki Corp. Karena akan menandatangani kontrak kerja sama. Presdir muda Otsutsuki ini bernama Otsutsuki Toneri, pria tampan dengan surai putih dan mata biru yang indah.

Pria yang juga punya banyak fans dari kalangan wanita masih lajang. Alias belum taken, jadi banyak sekali yang mengincar dirinya untuk dijadikan suami.

Naruto berdiri diikuti Hinata yang melihat Toneri mendekat.

"Sudah lama? Maaf saya terlambat." Ujar Toneri sambil menjabat tangan Naruto dan Hinata. Mata Hinata memandang penuh pesona pada sosok Toneri. Memindai wajahnya yang rupawan, apalagi saat Toneri memakai kaca matanya, bagai slow motion untuk Hinata yang semakin terpesona. Nikmat Tuhan manalagi yang kau dustakan?

Tendangan dikakinya membuyarkan kekagumannya pada Toneri. Tak perlu menebak siapa pelakunya, kalian pasti tau. Hinata hanya diam, tanpa memandang Naruto sama sekali, ia membenahi duduknya.

Naruto memajukan bibirnya lima senti saat tau Hinata mengabaikannya. Entahlah, rasanya Naruto tidak suka apabila Hinata mengabaikannya. Dirinya memang belum minta maaf tentang kejadian kemarin, karena ia gengsi saja.

"Baiklah. Saya sudah membaca semua proposal ini. Bagus. Mari bekerja sama Tuan Namikaze Naruto." Ujar Toneri yang berdiri setelah selesai menanda tangani  dokumen kerja sama itu.

Naruto pun berdiri dan menyambut uluran tangan Toneri. Toneri menatap Hinata sebentar.
"Cantik sekali." Puji Toneri pada Hinata, membuat hati Hinata meleleh. Naruto mendengus tak suka. Apa yang cantik dari gadis desa ini? Mata Toneri buta, dia tidak tau saja seberapa menyebalkannya gadis didepannya ini, juga betapa cerobohnya dia.

"Terimakasih, Tuan Toneri." Jawab Hinata dengan tersenyum manis menggoda. Naruto membuat gerakkan seperti ingin muntah, saat melihat kelakuan Hinata. Hinata mendelik sinis pada Naruto lalu tersenyum manis pada Toneri.

"Sayang? Sudah selesai?" Ucap seseorang yang masuk kedalam ruangan Toneri. Gadis itu langsung mencium pipi Toneri kanan dan kiri.

"Aku yo pengen." Batin Hinata yang iri melihat gadis itu mengecup pipi mulus Toneri.
(Aku ya mau)

"Sudah, tunggu sebentar ya, aku pamit dulu pada mereka." Ujar Toneri mengusap lembut rambut merah milik Saraa.

"Wwedannn, dielus ngono iku rasane koyok opo ya? Merinding disko kali yo? Keri keri nyetrum gitu." Inner Hinata dengan tidak sopannya.
(Ggilaa, diusap lembut seperti itu rasanya seperti apa ya? Merinding disko kali ya? Geli geli kesetrum gitu.)

Toneri melenggang pergi bersama dengan Saraa. Toneri memang belum taken tapi dia punya kekasih, taken disini artinya menikah ya.

Merangkul mesra pinggang Saraa. Hinata masih menatap punggung mereka berdua hingga hilang dibalik belokan.

"Mas Toneri, ganteng, baik, ramah, sugeh ora sombong. Tuku seng koyok ngono neng endi yo?" Monolog Hinata.
(Mas Toneri, ganteng, baik, ramah, kaya gak sombong. Beli yang kek gitu dimana ya?)

Jawa JepangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang