Asahi POV ;
Aku membuka kedua mataku, lagi-lagi karena sinar matahari yang menembus gorden ku dan itu membuat mata ku sakit.
Aku mendudukkan tubuhku, sambil mengingat mimpi aneh ku semalam.
"Tadi itu mimpi apa?"
Aku terus memikirkan mimpi itu, mimpi itu tidak bisa hilang dari pikiranku, mimpi itu berputar di kepala ku.
Aku berusaha melupakan mimpi itu dan pergi ke kamar mandi seperti biasa dan setelah mandi aku mencari makanan di lemari.
Tapi, aku sudah mencari kemana-mana tidak ada satupun makanan yang tersisa. Bagaimana ini, apa aku harus berangkat sekolah tanpa sarapan? aku terus bertanya seperti itu kepada diriku sendiri.
Waktu itu aku tidak mempunyai uang karena aku belum mendapat gaji.
Ya tampaknya hari ini aku harus berangkat tanpa sarapan, lagi pula aku juga tidak terlalu lapar.
Singkat cerita aku sudah sampai di sekolah, dan aku sudah siap mendengarkan semua ejekan Yoshi dan teman-temannya. Dengan berani aku memasuki kelas dan disana sudah ada Yoshi dan teman-temannya yang sedang berkumpul.
"Itu dia Asahi, pria yang miskin," kata Jihoon sambil tersenyum remeh kepada ku.
"Kenapa kau kesini Asahi? lebih baik kau pergi bekerja saja!" kata Yedam mengusir ku.
Kemudian Yoshi melempari ku dengan kertas, bukan hanya Yoshi, bahkan sekelas melempari ku dengan kertas. Tapi untungnya Haruto dan Jaehyuk datang untuk melindungi ku.
"Hei, kalian berhenti melempari Asahi dengan kertas! mungkin dia ingin mencari nafkah, karena ia sekarang sebatang kara!" teriak Jaehyuk ke seluruh orang yang melempari ku kertas.
"Jika kalian di posisi kak Asahi, apa kalian mau di perlakukan seperti kak Asahi? yang di lempari kertas dan di bully setiap hari. Mungkin kalian akan mengadu kepada orang tua kalian, tapi kak Asahi tidak. Justru kak Asahi akan menerima semua bullyan kalian, karena ia tidak punya siapa-siapa, apa kalian mengerti?!!" Haruto berteriak kencang kepada semua orang membuat mereka semua terdiam.
Aku terharu melihat Jaehyuk dan Haruto yang berusaha keras membela ku dan disini aku mulai sadar bahwa ternyata masih ada yang menyayangi ku.
"Haruto tenang, aku baik-baik saja biarkan mereka," ujar ku berusaha menenangkan Haruto.
"Tapi Asahi, apa kau tidak sedih mendengar bullyan mereka?" tanya Jaehyuk dan aku hanya bisa menggeleng pelan, walau sebenarnya aku benar-benar sedih dan sakit hati.
Ting Ting Ting!
Bel masuk berbunyi, menandakan semua siswa harus masuk kedalam kelas. Aku dan Haruto kembali ke bangku kami, sementara Jaehyuk kembali ke tempatnya yang ada di sebelah Yedam.
"Haruto, kau tidak perlu membelaku tadi."
"Kak, aku adalah sahabat mu. Itu yang di lakukan seorang sahabat."
Aku memang senang memiliki sahabat yang baik seperti Haruto, tapi tetap saja aku masih takut dengan Yoshi.
Tiba-tiba seseorang melewati meja kami, dia bukan sekedar lewat saja, tapi dia lewat dan menumpahkan air minum ke meja ku dan Haruto.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐓𝐑𝐀𝐔𝐌𝐀; Hamada Asahi✓
أدب الهواةKisah perjalanan hidup Asahi yang penuh luka. Manis, pahit ia rasakan semuanya. Asahi ingin menyerah tapi untungnya ia bertemu orang-orang yang selalu menyemangati nya. ✐ Versi baru. ✐ Bahasa semi-baku. ✐ Treasure 12.