Asahi POV ;
Pak Guru memasuki kelas, ia terkejut menemukan aku dan Yoshinori yang sedang bertengkar hebat, lalu tanpa basa basi aku dan Yoshinori di bawa ke ruang guru untuk di tanyai.
"Kenapa kalian bertengkar? Jawab!" Pak guru memukul meja dengan sangat keras membuat ku terkejut dan itu adalah salah satu ketakutan terbesar ku.
Suara keras, aku sangat takut pada suara yang keras.
"Asahi yang memulainya duluan," ujar Yoshi sambil menunjukku, tentu saja aku tidak suka dan tidak setuju.
"Bukan aku Pak tapi Yos—" ucapan ku di potong oleh Pak Guru, Pak Guru tidak ingin mendengar apa-apa lagi dari ku. Katanya ia sudah muak dengan semua ini, jadi yang bisa ia lakukan hanyalah menyuruh ku pulang.
Aku sebenarnya tidak terima dan tidak ingin pulang, lagi pula ini bukan salahku. Kenapa aku yang disuruh pulang?
Sudahlah, aku lelah. Aku bahkan tidak mengerti kenapa orang-orang tidak pernah bersikap adil ke pada ku.
Saat aku pulang dan sampai di rumah, aku dibuat bingung karena keadaan rumah sangat sepi. Aku berusaha menemukan Nenek tapi tidak ada, aku berpikir mungkin Nenek sedang pergi atau apalah itu.
Kemudian aku berjalan menuju kamar ku, saat sudah sampai di kamar aku merebahkan tubuhku di kasur. Aku menghela nafas sembari menatap langit-langit kamar ku. Aku memejamkan mata ku namun tiba-tiba aku terbangun karena suara bising.
Tiba-tiba terdengar suara seperti seseorang sedang bertengkar, karena aku penasaran aku mengintip dari jendela dan yang bertengkar adalah sepasang suami istri, seorang suami memukuli istrinya. Semua itu membuat ku teringat pada Ayah ku yang selalu bertengkar dengan Ibu.
Flashback on ;
"Asahi sapu lantai ini dengan bersih cepat!" teriak Ayah. Ayah memarahi ku, bukan hanya memarahi ku bahkan Ayah juga melempar sapu kearah ku.
"B-baik Ayah," jawab ku sedikit takut. Kemudian aku mulai menyapu. Saat aku menyapu ruang tengah aku tak sengaja memecahkan gelas kesayangan Ayah, saat Ayah mendengar suara pecahan gelas Ayah langsung menghampiri ku.
"Asahi apa yang kau lakukan dasar anak tidak tau diri, kemari kau!" Ayah menarik tanganku, awalnya aku tidak tahu kalau Ayah ingin membawaku kemana, tapi aku akhirnya sadar kalau Ayah membawa ku kedapur.
Saat sampai di dapur aku melihat sebuah panci yang di dalamnya terdapat air yang sangat panas, bisa di bilang air mendidih.
"Kau harus dapat hukuman!" Ayah kemudian memasukan tangan kiri ku ke dalam air mendidih itu.
Tentu saja aku menjerit karena rasanya sangat sakit dan panas, bahkan aku merasakan tangan ku melepuh disana. Aku berusaha mengeluarkan tanganku namun Ayah memegang tangan ku dan semakin memasukkan tangan ku kedalam air mendidih itu.
Lalu Ibu datang ke dapur setelah mendengar jeritan ku, Ibu langsung menghentikan Ayah yang ingin mencelakai ku.
"Berhenti! kau melukai Asahi, berhenti!" teriak Ibu sambil berusaha menghentikan Ayah.
Plak!
Ibu menampar Ayah membuat Ayah semakin marah sementara aku, aku hanya bisa menangis sambil merasakan rasa sakit yang di berikan Ayah dan mendengarkan pertengkaran mereka.
"Dasar istri tidak tahu diri!" teriak Ayah lalu mendorong Ibu sampai Ibu terjatuh.
"Ayah berhenti, berhenti... ku mohon," tangis ku sambil berusaha menghentikan Ayah yang ingin mencelakakan Ibu. Lalu Ayah keluar dari dapur meninggalkan aku dan Ibu begitu saja.
Flashback off ;
Aku pun kembali merebahkan tubuh ku di kasur, setelah mengingat-ingat kembali masa lalu bersama keluargaku yang cukup menyakitkan.
Ctak!
Aku mendengar sesuatu dari luar, ada benda yang mengenai jendela kamar ku. Aku langsung keluar dari kamar menuju ruang tamu, setelah ku lihat dari jendela ternyata itu ulah Yoshinori dan teman-teman nya yang melempari rumah ku dengan krikil.
"Keluar kau bocah aneh!" teriak Yoshi. Aku pun keluar dari rumah dan mendatangi Yoshi beserta teman-temannya.
"Ada apa?" tanya ku sesampainya di depan mereka.
Lalu secara tiba-tiba Yoshi melempari ku dengan jus dan membuat baju ku kotor. Setelah melakukan itu Yoshi dan teman-teman nya pergi meninggalkan ku.
"Kenapa kalian sangat jahat padaku?" tanya ku dengan suara yang lirih.
Lalu aku kembali memasuki rumah ku, sudah jam 3 sore tapi Nenek belum juga pulang. Aku khawatir dan berinisiatif mencari Nenek ku.
Saat aku sampai di sebuah gang kecil aku melihat keramaian, setelah aku dengar-dengar ternyata ada wanita tua yang tertabrak mobil. Kemudian aku berlari menuju ke keramaian itu.
Dan saat aku sampai di sana ternyata wanita tua yang tertabrak adalah Nenek ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐓𝐑𝐀𝐔𝐌𝐀; Hamada Asahi✓
Fiksi PenggemarKisah perjalanan hidup Asahi yang penuh luka. Manis, pahit ia rasakan semuanya. Asahi ingin menyerah tapi untungnya ia bertemu orang-orang yang selalu menyemangati nya. ✐ Versi baru. ✐ Bahasa semi-baku. ✐ Treasure 12.