Netflix dan hari libur bagaikan surga untuk Kala. Hari ini dia memang tidak memiliki rencana apapun, kecuali rebahan di kasur kosan sambil menonton Drama Korea bertema keluarga berjudul Reply 1988, sebenarnya ini drama lama, namun baru sekarang Kala menontonnya karena Ayumi mengatakan drama ini banyak mengandung pesan-pesan kehidupan. "Apalagi kalau lihat Park Bo Geum, ya ampun dia cute banget. Awas ya kamu Kal, abis nonton itu jangan tergila-gila sama pacarku." Ayumi dan kebucinannya pada aktor-aktor Korea yang sudah sangat dimengerti oleh Kala.
Kadang dia mengatakan pacarnya itu Lee Min Ho, kadang Ji Chang Wook, lalu sekarang Park Bo Geum, sepertinya bukan hanya trauma yang membuatnya malas menjalin hubungan, tetapi karena di sini dia belum menemukan laki-laki seperti di drama Korea.
Kala jadi ingat pembicaraan mereka beberapa waktu lalu. "Hidup orang-orang di Korea itu, nyatanya nggak seindah dramanya lagi. Di sana kan masih menganut partiarki. Sama sih dengan di Indonesia, tapi katanya di sana lebih parah," kata Kala pada Ayumi. Dia juga tahu cerita ini dari thread di Twitter.
"Iya sih, mana sekarang lagi banyak kasus juga artis-artisnya, kan. Hm... tapi tetap sih, kalau Lee Min Ho atau Ji Chang Wook ngelamar aku, bakal aku terima."
Kala langsung menaikkan alisnya. "Apaan sih, Yum. Nggak nyambung banget!"
Kembali ke drama yang ditontonnya, kenapa ya, Kala merasa iri dengan kekeluargaan yang ditampilkan di drama ini. Rasanya selama ini dia tidak pernah merasakan hal itu. Terkadang kalau pemikiran semacam ini sedang merasuki dirinya, Kala langsung beristigfar, dia tidak mau menjadi hamba yang kufur nikmat. Setidaknya sejak dia dilahirkan, Kala tidak pernah merasakan kekurangan, karena kedua orangtuanya selalu memastikan semua keperluan Kala terpenuhi.
Saat sedang asik menonton, ponsel Kala bergetar, ada pesan masuk dari Zyan. Kala menarik napas dalam dan mengembuskannya perlahan. Seperti biasa setiap hari Selasa Kamis dan Sabtu, Zyan akan menanyakan bagaimana les Aleta hari ini, meskipun laki-laki itu sedang berada di luar kota seperti hari ini.
Zyan : Gimana Aleta hari ini, Mbak?
Kala : Aman Mas, dia udah bisa mengerjakan soal-soal tentang persamaan linier, sebentar lagi kami akan membahas ke materi selanjutnya.
Saat mengirimkan pesan itu entah kenapa jantungnya berdebar lebih kencang. Mungkin karena dia telah berbohong pada Zyan. Ada perasaan bersalah di hatinya, namun dia juga tidak tega kalau mengatakan yang sejujurnya pada Zyan kalau hari ini Kala bolos les karena harus mengikuti Audisi di Voice.
Zyan : Oh ya? Saya minta fotoin kegiatan Aleta boleh?
Kala mengerutkan kening. "Tumben banget," gumamnya. Namun, Aleta memang sudah mengantisipasi ini dengan meminta Kala memotretnya yang sedang belajar hari Kamis lalu, katanya jaga-jaga kalau Zyan meminta fotonya. Kala membuka galeri dan mengirimkan foto yang diambilnya kamis lalu. Kemudian menunggu balasan dari Zyan. Kala melihat status Zyan yang masih online namun tidak ada balasan apapun, akhirnya dia memutuskan untuk menutup ponselnya. Namun saat Kala mengunci ponselnya, Zyan malah meneleponnya. Kala langsung panik, bagaimana kalau Zyan ingin bicara pada Aleta sementara anak itu tidak bersamanya.
Kala menarik napas berulang kali sambil menatap layar ponselnya yang masih terus menampilkan nama Zyan. "Oke, pura-pura nggak tahu aja." Kala menaruh ponselnya di atas ranjang, dan mengabaikan panggilan itu. Dia mendesah lega saat getaran ponselnya berhenti. Kala segera mengambil ponselnya kembali untuk menonaktifkannya, namun dia melihat satu pesan masuk dari Zyan.
Zyan : Kenapa nggak diangkat? Saya ada di depan kosan kamu. Kamu bisa turun?
Kala langsung menutup mulutnya dengan tangan. Jantungnya kembali berdebar kencang. Zyan tahu kebohongannya dan saat ini laki-laki itu sedang berada di kosannya. Kala tidak bisa berpikir, tangannya bergetar karena ketakutan. Dia berusaha menghubungi Aleta namun panggilannya tidak dijawab. Otak Kala buntu, apalagi saat Zyan mengirimkan pesan lagi padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Mimpi (BISA DIBACA DI GOOGLE PLAYBOOK)
RomanceKala dan Aleta, dua orang yang sama-sama mengidolakan Tulus. Keduanya memiliki cita-cita yang sama, yaitu menjadi seorang penyanyi. Sayangnya Kala tidak bisa mewujudkan itu karena telalu takut untuk menentang keputusan kedua orangtuanya yang menging...