06. Tidak Murahan

75 37 8
                                    

"Alleta sayang! Makan malam yuk, dari pulang sekolah kamu belum makan loh, gak keluar kamar juga," panggil Talia bundanya.

"Alletaaaaa! dengar bunda tidak," panggilnya lagi kali ini dengan suara yang cukup nyaring.

Alleta tidak menjawab, ia segera keluar dari kamar menuruni tangga menuju ruang makan keluarga dengan malas.

"Ada apa sih di kamar? ga keluar-keluar dari tadi," nyinyir bundanya. Alleta tidak menjawabnya.

"Leta ada apa dengan mu?" Tanya Laysander sang ayah dengan lembut.

Alleta menggeleng, gadis itu menopang dagu dengan kedua tangannya.

"Leta jangan seperti itu, kamu harus terbuka dengan ayah dan bunda," ujar Talia.

"Boleh ga kalo besok Leta ga sekolah aja?" Tanyanya.

"Ada masalah ya di sekolah? Kamu harus cerita dulu sama ayah dan bunda," pinta Talia seraya mengelus surai hitam Alleta.

Alleta tak ingin merahasiakan apapun dari kedua orang tuanya, tanpa berat hati ia menceritakan kejadian hari kemarin dan hari ini di sekolah.

"Ini tidak benar Alleta! Ayah akan datang ke sekolah mu untuk melapor," ujar Laysander.

"Ja..jangan yah, bisa-bisa mereka semakin benci sama Leta," cegah Alleta dengan memohon.

"Ini sudah di luar batas Alleta! Mereka sudah berani melukai mu," tukas Laysander.

"Ada memar di kening mu, juga di lengan mu," lanjut Laysander seraya menyentuh kening Alleta.

Alleta menggeleng, "ini ga sakit kok ayah, sama sekali ga sakit," ujar Alleta.

"Bunda, tolong obati memar Alleta," pinta Laysander pada Talia, Talia segera mengambil salep untuk buah hatinya.

"Ayahh.... Leta tau ayah sayang Leta tapi jangan melapor ke sekolah, Leta ga papa kok ayah, Leta baik-baik aja," ujar Alleta meyakinkan.

"Sayang kalau kamu baik-baik saja kenapa kamu tidak mau sekolah?" Tanya Talia.

"Rasanya lelah saja bunda, sedikit mengganggu pikiran, tapi Leta baik-baik saja," jawab Alleta.

"Yasudah terserah kamu!" Pasrah Laysander.

"Hehe terimakasih ayah," ujar Alleta seraya memeluk Laysander.

"Kalau kamu yakin baik-baik saja, besok kamu tetap sekolah, kalau tidak mereka akan menganggap mu lemah dan semua ucapan mereka benar," ujar Laysander seraya mengelus surai hitam putrinya.

Usai makan malam Alleta kembali ke kamarnya, Alleta menimbang ucapan sang ayah, menurutnya apa yang dikatakan ayahnya itu benar akhirnya ia memutuskan untuk tetap sekolah besok hari.

Alleta meraih ponselnya memeriksa notivikasi yang masuk.

'ting!'

Trio tetew berada 🤗

Kara
Hai hai jangan lupa ngerjain pr

Glas
Sans gue udah:)

Me
Pr apa? Gue kok ga tau

Kara
MTK! Lo kan mabal mana tau_-

Glas
Lo kan anak baik- baik nih gimana rasanya mabal? Wkwwkwk

Kara
Pasti... Ah mantaf bener ga Ta, bikin nagih kan kek 4:20

Glas
4:20? Kayak pernah aja Lo wkwkwk

Me
Kenapa jadi bahas gue?

Kara
Btw lo mabal sama siapa Ta bukan sama Ivan kan?:D

Me
Ivan siapa dah? Ngada² loh!

Kara
Itu loh yang di tv

Glas
Igun kali

Kara
Ih kok Igun sih,? Ivan loh Ivannnnnn!!!
Yang di tv yang berita² itu loh

Me
Asli ga jelas_-

Kara

Masa ga pada tau sih itu loh yang cita²nya Jarjit!!!
Anjir gua lupa namanya_-

Me
Oh reporter wkwkwwk 🤣🤣

Kara
Nah iya, pinter lo Ta💕

Glas
Anjir bengek dong gua, ampe Upin Ipin di bahas ada-ada aja sih lo! Kata reporter Lo lupa, cita² Jarjit Lo inget duh🤭

Kara
Bodo.

Me

Hahahh garing syekali:D
Btw seneng deh bisa bareng kalian lagi

Kara
Sial loh Ta!
Kita juga seneng kok iya ga? @Glas

Glas
Iya dong:)

me
Tugas halaman brp?

Glas
135

Alleta menutup room chat nya, dirinya sudah sedikit lebih tenang setidaknya berbaikan dengan sahabat-sahabatnya membuat moodnya ikut membaik.

Kini dirinya duduk di depan meja belajar seraya mengerjakan tugasnya.

'Ting!' suara notifikasi. Alleta segera membukanya.

Alano
Udh tdr?

Me
Belum knp Al?


Alano is calling 📞

Dengan segera Alleta mengangkat panggilan dari Alano.

'halo,' suara berat milik Alano.

'ha..halo ada apa Al?' tanya Alleta dari balik telfonnya.

'udah mau tidur?' tanyanya.

'belum sih masing ngerjain tugas hehe,' jawab Alleta.

'hmm ok. masalah di sekolah ga usah dipikirin,' ujarnya.

'pengennya engga' jawab Alleta.

'nurut sama gue, abaiin semuanya lo bakal baik-baik aja' ujarnya.

'hmm ok' balasnya mencoba percaya.

'bagus gadis pintar, yaudah lo tidur gih jangan sampe kesiangan kayak waktu itu! good night, lo ga murahan' ujarnya lantas mematikan sambungan telpon.

Alleta membanting tubuhnya ke kasur, menggigit bibir bawahnya berusaha menahan senyum yang mengembang selanjutnya iya terpejam.

'Ya ampun jantung gua'-batinnya.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Sekian dari aku jangan lupa vote and comen:)

Terimakasih 🤗🙏

ALANOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang