20. Puncak

5 2 0
                                    

"Ah akhirnya sampe juga," ujar Akil seraya menjatuhkan tubuhnya ke sofa.

"Dih santuy banget lo! Yang punya aja belum masuk," sindir Karaya.

"Iri? Bilang boss," balas Akil seraya meniru aplikasi tik-*ok.

"Najis iri sama lo," ujar Karaya.

"Ampun bang jago sorry bang jago," balas Akil lagi.

"Gila lo ya, mending jauh-jauh lo dari sini," kesal Karaya.

"Sapamit mo pulang," ujar Akil seraya menyenggol bahu Karaya.

"Bangs-" kalimat Karaya terjeda.

"Ribut aja lo berdua lama-lama gue jodohin LO!" ujar Zandra kesal melihat kelakuan keduanya.

"Setuju," ujar Glasia dan Alleta bersamaan.

"Apaan sih ga jelas!" kesal Karaya dan Akil bersama.

"Acieee bareng," ledek teman-temannya.

"Udah yuk mending ke kamar masing-masing, gue kasih istirahat sampe jam 1 abis itu lanjut persiapin Poto shoot," ujar Alleta.

Semuanya sudah berada di kamar masing-masing, Alleta, Glasia dan Karaya berada dalam satu kamar tepatnya di lantai dua. Sedangkan Alano, Akil dan Zandra berada di lantai bawah.

"Ya ampun nyaman banget," ujar Karaya seraya merebahkan tubuhnya ke atas kasur.

"Ya ampun Ra nora amat si lo," balas Glasia.

"Yakan udah lama gue ga refreshing jadi rasanya ah mantap," ujar Karaya.

"Suka-suka lo deh," balas Glasia.

"Eh, gue mau ngevlog ah," ujar Karaya seraya mengeluarkan ponselnya.

"Ih nanti dulu," cegah Alleta.

"Kenapa Alleta ku sayang?" tanya Karaya seraya mencubit pipinya.

Alleta menepis tangan Karaya dari pipinya, "sakit Ra!" Kesalnya.

"Bahan makanan dimana?" Tanya Alleta selanjutnya.

"Oh iya tuh di situ, tolong rapin di kulkas ya Ta," pinta Karaya dengan puppy eyes nya.

"Lo mau masak?" Tanya Glasia.

"Iya," jawab Alleta seraya mengangguk.

"Nanti kita bantu, tapi sekarang kita rebahan dulu ya hehe," ujar Glasia.

"Iya ga papa," ujar Alleta seraya mengacungkan jempolnya.

"Ya ampun pasrah banget si lo jadi gemes," ujar Karaya lagi-lagi gadis itu mencubit pipi Alleta.

"Ya ampun sakit Ra, seneng banget nyubit pipi," kesal Alleta seraya mengusap pipinya yang memerah.

"Kalo butuh sesuatu bilang aja, biar nanti disiapin asisten di sini," ujar Glasia. Mereka memang memiliki asisten Vila tapi mereka lebih ingin melakukan semuanya sendiri.

"Okok," jawabnya lantas keluar dari sana.

"Alleta.....Alleta, kadang dewasa kadang kek bocah bikin gue geregetan," ujar Karaya seraya menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Ra lo normal kan?" Tanya Glasia ngeri sendiri, takut temannya ini tidak normal.

"Kalo enggak gimana?" Goda Karaya seraya memainkan Alisnya.

"Karaaaaa jijiiiii," terikat Glasia kesal.

Melihat ekspresi Glasia membuat tawanya pecah, "hahahah, lagian elo ya kali gue ga normal, ngapain selama ini gue berjuang kalo ujungnya suka sama yang sejenis," ujar Karaya disela-sela tawanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 05, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ALANOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang