05. Penyiksaan

14 2 0
                                    

10.30 waktu yang terbilang cukup panas untuk melakukan kegiatan di luar ruangan, namun sialnya 10.30 adalah waktu dimana siswa kelas 11-IPA 2 menjalani pelajaran olahraga.

"Baik anak-anak tema kita hari ini adalah bola voly," ujar pak Riyan sebagai guru olahraga. Bukan pembimbing basket.

"Baik pak," jawab siswa 11-IPA 2 bersamaan.

"Sebelumnya mari kita berdo'a sesuai keyakinan," ujar pak Riyan. Seluruh siswa menundukkan kepalanya untuk berdoa.

"Selesai," Seluruh siswa kembali mengangkat kepalanya. "Baik pertama-tama yang akan kita pelajari adalah teknik dasar bola voly, terdiri dari passing atas dan passing bawah." Jelas pak Riyan.

Pak Riyan mengangkat sebuah bola voly, "saya akan mempraktikkan satu persatu, pertama passing bawah," ujarnya seraya mencontohkan gerakan passing bawah di lanjut dengan passing atas.

"Baik pak mengerti," jawab siswa bersamaan.

"Sekarang masing-masing kalian mempraktikkan yang tadi saya contohkan selama 2 menit! Paham!" Perintah pak Ryan.

"Paham pak," jawab mereka bersamaan.

"Amanda! Panggil 5 orang mengikuti urutan absen, nanti kamu setorkan ke saya," perintah pak Riyan selanjutnya melangkah pergi.

"Baik pak," jawab Amanda selaku sekretaris kelas, gadis itu mulai memanggil nama temannya satu persatu.

Sedangkan Alleta, namanya telah di panggil dan kini gadis itu tengah duduk sendiri di tepi lapangan, dari jarak yang tidak begitu jauh Alleta dapat melihat Glasia dan Karaya tengah asik tertawa memainkan sebuah bola.

Alleta mengangkat senyum pahitnya andai saja mereka sedang tidak bertengkar pasti dirinya tidak akan duduk sendiri seperti orang bodoh disini.

Alleta bangkit dari duduknya berniat untuk menghampiri kedua temannya dan meminta maaf walau bukan salahnya, namun baru sekitar lima langkah sebuah bola mengarah padanya dan....

'Brak!

"Au!" Alleta mengusap kepalanya, baru saja sebuah bola voly dengan kencang mengenai kepalanya.

Lantas teman-temannya mengerubungi dirinya.

"Hahahaha, mampus!"

"Mangkanya Jan jadi cewek murahan, kena karma kan!"

"Hahahaha!"

"Ups! Sorry ga sengaja," ujar salah satu temannya yang dengan sengaja melempar bola voly untuk kedua kalinya.

"Kurang kenceng harusnya kek gini!," Ujar temannya yang lain dan lagi-lagi melemparinya dengan bola.

"Hahha mampus Lo! Murahan!" Ledek teman-teman sekelasnya, bukan membantu mereka malah asik tertawa dan mengumpatnya.

"Glas! Alleta," ujar Karaya seraya menunjuk ke arah Alleta yang ramai di kerubungi bak sebuah bangkai, lantas keduanya berlari kearah Alleta.

"Stop! apaan sih kalian, kayak bocah tau ga!" Kesal Karaya seraya menggenggam Alleta.

"Lo belain dia karena dia temen lo!" Ujar Devan seraya menunjuk Alleta.

"Terus kenapa kalo Alleta temen gue? Sekali pun bukan kalian ga berhak ngebully orang kayak gini!" Ujar Karaya dengan emosi.

"Alah bacot lo! Lagian lo mau-maunya temenan sama cewek murahan kek dia," ujar Devan.

"Bodoh, mulut lo tuh murahan!" Bentak Glasia. Sedangkan Alleta gadis itu hanya menunduk menahan tangisnya.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

ALANOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang