Pada suatu titik kehidupan

47 5 0
                                    

Seorang kekasih, yang tiada saya di matanya, seorang pujaan tiada saya tahu apakah saya berarti disana, seorang senja yang saya rindukan setiap hari sedang ia tertidur di sisi saya, seorang bulan saya tunggu setiap malam sedang ia bersembunyi di balik awan, seorang mentari yang saya mohon kehangatannya sedang kulit saya melepuh-lepuh di bawah teriknya. ⁣

Ia berjalan tenang bagai kapal membelah lautan, senyumnya menawan, meski tiada pernah kepada saya ditujukan. Di sana ada cinta yang suci, putih, kesuciannya tidak berarti suatu apa. Di sini ada seorang wanita yang tiada henti menunggu dalam tidurnya, seorang wanita yang memiliki kasih seluas alam semesta, seindah surga, selembut sutra.⁣

Maka andai ia berlembut hati, mengasihi saya dengan indah senjanya, atau sudi menemani saya saat malam menusukkan dinginnya, andai, ia tak begitu bersemangat membalas kemarahan dengan teriknya. ⁣
Pada suatu titik kehidupan, saya pernah melaluinya, merindu yang tiada ujungnya, terduduk lemas pada pelataran cinta yang tiada terhingga luasnya, tidak bisa tidak, hingga saat ini saya merindukannya.⁣

Ia tidak pernah berada dalam pelukan saya, seorang kekasih yang tak pernah terpandang mata, seorang cinta yang tiada di dunia, seorang rindu yang hilang dalam jiwanya, seorang fajar, seorang senja, seorang kekasih, seorang cinta. Dia tidak ada, tidak pernah ada, tetapi saya tidak dapat menghentikan diri merindu dia, dia adalah saya, dan saya adalah dia. ⁣

30 hari bercerita by Fatima Musawa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang