Budi, dan kekasihnya

35 3 0
                                    

Budi membacakan anaknya sebuah buku sebelum tidur, Budi selalu suka melakukannya, sambil sebentar-sebentar mencuri pandang kepada kekasihnya yang berbaring di sebelah anaknya, mereka berdua selalu menatapnya dengan mata berbinar, sampai terlelap kelelahan, kali ini yang sedang dibacanya adalah buku Sang Alkemis karya Paulo Coelho.⁣

"Kau harus mengerti, cinta tak pernah menghalangi orang mengejar takdirnya. Kalau dia melepaskan impiannya, itu karna cintanya bukan cinta sejati... bukan cinta yang berbicara Bahasa Dunia.” Budi mengangkat kepalanya dari buku itu, memandang kekasihnya dan mulai menghalu, “kamu tahu sayang? kapan-kapan aku ingin makan bakso urat berkuah pedas denganmu, dan aku juga ingin memolesi wajahmu dengan ice cream vanilla, lalu aku akan mendongakkan kepalamu lantas menunjuk langit senja, dan berkata ‘Hai langit, kalau warnamu seperti ice cream moccha, entah rasamu apa, Aku disini punya langit sendiri, dan ia Rasa Vanilla’, biarlah langit dinikmati seluruh dunia indahnya, tapi kamu, kamu milikku sendiri, ga bakal aku biarin lari, aku simpen dalam kaleng Khong Guan.”⁣

Bukan tanpa alasan Budi menjadi seorang yang suka menghalu dan manja bahkan sampai suka lupa diri di depan anaknya, sebelum ini Budi sudah pernah jatuh cinta, yang terputus sebab jarak dan kehilangan membuatnya kecewa. Di Korea, Ani, mantan kekasih yang disayangi sepenuh hati oleh Budi jatuh sakit terkena penyakit langka sebab wabah corona, dan Ani meninggal disana, hilang begitu saja dari Budi, tanpa pernah bertemu lagi.⁣

Pada pagi itu Budi terbangun dan mengawali hari dengan wajah kekasihnya yang cantik tiada tara, ah, hari ini adalah hari peringatan kebersamaan mereka 3 tahun yang lalu, Budi tergesa mengatur kencan paling istimewa untuk kekasihnya. Sudah beres memesan bunga, dan resto untuk makan malam mereka, hari ini Budi sibuk dalam kepala. “Kekasihku lagi suka membaca, akan aku belikan ia buku Markesot Bertutur karya Emha Ainun Najib, aku yakin dia pasti suka, tinggal kupesan online. Ah,⁣ tapi aku lupa belum top up.”

30 hari bercerita by Fatima Musawa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang