15. Larangan

87 16 50
                                    

Assalamualaikum readers
Selamat membaca
Jangan lupa vote nya yaa... :)
Maafkan typo😂

   "Na, kamu abang antar pulang dulu, ya. Ada yang mau abang beli soalnya." Ujar Aldi saat kakak-beradik itu telah berada di parkiran supermarket. Kini, mereka akan menuju rumah.

"Mau beli apa, bang?" Tanya Hanna dengan tatapan curiga.

Aldi mengacak puncak kepala Hanna yang ditutupi kerudung, "Kepo." Ia lantas terkekeh ringan. Hanna kesal. Yang Aldi lakukan barusan membuat kerudungnya berantakan. Ia kemudian mencubit lengan Aldi, membuat sang kakak laki-laki mengaduh kesakitan sembari menahan tawa.

Namun, di saat yang bersamaan ia melihat Chrisie dan Aswad sedang jalan berdua. Pandangan Hanna terkunci pada dua orang di ujung sana.

Aldi turut menoleh, juga mengamati Chrisie dan Aswad.
"Bukannya yang perempuan itu teman kamu, Na?" Aldi masih mengamati dua orang itu.

Hanna mengangguk, lantas berjalan menghampiri mereka.

Chrisie dan Aswad kaget melihat kehadiran Hanna yang tiba-tiba.

"Eh, Hanna." Aswad tersenyum sumringah. Chrisie juga tersenyum pada Hanna.

Hanna memandangi Aswad dan Chrisie satu persatu. "Kalian ngapain ke sini? Kamu nggak jadi anterin Chrisie pulang, ya Aswad?" Tanya Hanna menunjuk lelaki itu dengan tatapan curiga.
Chrisie terdiam.

Hanna melihat raut wajah Chrisie. Ada sesuatu yang sepertinya ia sembunyikan.

Aswad menggaruk tengkuk yang tidak gatal, "Kita ada beli sesuatu, Na."

Hanna kemudian mengamati kantong plastik supermarket itu yang sedang digenggam Chrisie. Ia mengintip sedikit.
Hanna membolalakkan matanya.

"Kamu..." Hanna berujar tidak percaya. Chrisie gugup, lantas melihat Aswad yang mengusap pelipisnya sendiri.

Hanna masih membolalakkan mata, "Itu susu ibu hamil, kan Sie? Siapa yang hamil?"

"Besok aku ceritain, Na. Aku janji." Ujar Chrisie sembari menunduk. Tangannya gemetar.

"Apa jangan-jangan Chrisie dan Aswad...?" Hanna membatin. Ia langsung menggelengkan kepalanya. Tidak mungkin Chrisie seperti itu. Tidak mungkin mereka ada hubungan yang 'lain'.

Aldi tiba-tiba datang, lantas menepuk pundak Hanna. "Lama banget sih, Na."

"Sie, kamu utang cerita sama aku." Ujar Hanna sebelum meninggalkan Aswad dan Chrisie.

Dari posisinya, Aswad memandangi Hanna yang sedang menaiki motor. Setelah itu, Hanna menatap Aswad dan Chrisie sekilas, mengisyaratkan untuk berpamitan.

Motor mulai melaju. Aswad masih mengamati punggung Hanna yang mulai mengecil.

"Kayaknya kamu harus cerita sama dia, Sie." Ujar Aswad tersenyum tipis.

Chrisie menatap Aswad, "Tapi... Aku belum siap cerita ke siapa pun."

Aswad memasukkan kedua telapak tangan ke dalam saku celana, "Tak apa. Aku yakin dia bisa kamu percayai. Dia sepertinya orang baik. Toh, kamu cuma dekat sama dia, kan?"

Chrisie mengangguk. Aswad ada benarnya juga.

🌺

Setiba di rumah, Hanna langsung mengeluarkan barang-barang yang tadi ia beli. Ia sendirian di rumah sekarang. Entah kemana abangnya itu setelah mengantarkannya pulang.

Tiba-tiba, ponsel Hanna berdering. Hanna mengamati layar ponselnya, senyum keceriaan terpatri di bibir gadis itu.

Reyhan. Kekasihnya menelpon.

Assalamualaikum, MuazinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang