somplak.

1.5K 69 14
                                    

Matahari sudah bersembunyi dan istirahat.

Gadis cantik ini masih berdiam diri dikamar, tak ada niatan keluar kamar.

Duduk dipojok ranjang dan sendari tadi ia mencekal perutnya yang sakit.

Tak kuat menahan sakit sampai-sampai bulir bening yang berharga berseluncur di pipi Tasya yang sedikit gembul.

Ia kini dirumah sendiri, hanya ada bibi dan mang Ujang yang dibawah.

Ardi maupun Alfian belom pulang dari nongkrong manjanya.

Tasya yang tak kuat menahan sakit diperutnya pun langsung mengambil handphone miliknya dan mulai menghubungi seseorang.

"Hallo?"

"Bur-uan pulang!aish"ucap Tasya terbata-bata karena menahan rasa sakit.

"Hallo princes? Hallo? Kamu kenapa princes? Abang segera pulang,"ucap Ardi cemas lalu menutup telepon nya.

Tasya meringkuk dipinggir ranjang sambil memegang perutnya yang masih kesakitan.

Tak lama kemudian terdengar kegaduhan dari luar kamar.

Gedubrak!

Bug.

Alfian jatuh tersungkur dilantai Tasya karena berebut masuk dengan Ardi.

Ardi tak menghiraukan Alfian yang meringis kesakitan lalu langsung menuju princes kecilnya yang meringkuk dengan wajah pucat.

"Kamu kenapa princes?"tanya Ardi khawatir.

"Gue gapapa, perut gue sak-"

"Akhh princes ketuban lu pecah, bang Ar princes berdarah."oceh Alfian dengan suara cetarnya.

Bug! Kaki Tasya dengan spontan memancal tepat di masa depan Alfian.

"Bus-et lu sakit nih masa depan gue, laknat lu jadi orang."ucap Alfian menahan rasa sakit.

"Salah sendiri punya mulut asal jeplak aja."ucap Ardi memberi polesan dikepala sang adik.

"Aish lu berdua ye, di masa depan gue sekarang kepala pintar gue. Gak ada akhlak lu berdua."cibir Alfian.

"Loh bukannya masa depan lu suram ye bang, bagus dong gue tambah jadi suram banget."ledek Tasya.

"Eh udah-udah, princes kamu bersih-bersih ya nanti seprainya Abang ganti tapi kamu cuci sendiri."

"Dan lu Pian, ambilin Aer hangat taruh ke dalam botol."titah Ardi.

"Dih males ah naek turun tangga."sahut Alfian.

"Yaudah loncat aja dari tangga. Gitu aja ribet."cibir Tasya.

"Loncat pale lu, dapet Aer hangat kagak mati iya."ucap Alfian mendengus kesal lalu pergi ke bawah mengambilkan air untuk Tasya.

"Sana bersih-bersih dulu, biar Abang ganti sprainya."titah Ardi.

Tasya lalu beranjak ke dalam kamar mandi.

"Nih bang aernya,"ucap Alfian lalu duduk disofa.

"ABANG BELIIN PEMBALUT YANG ADA SAYAPNYA."teriak Tasya yang sedang berada di kamar mandi.

"CEPET GA PAKE LAMA."

"Beliin sono,"ucap Ardi menoleh ke arah Alfian.

"Beliin apa?"tanya Alfian yang masih sibuk dengan Handphone miliknya.

"Beliin pembalut yang ada sayapnya."tutur Ardi yang sibuk merapikan sprai.

"Mana duitnya?"tanya Alfian.

Fake Nerd [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang