Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Menjadi orang dewasa yang bijak untuk Haechan," Jaehyun terkekeh sambil mengulangi kata-kata itu berulang kali bagaikan mantra. Kalimat yang keluar dari mulut Lucas, sahabatnya.
Lucas berhasil meyakinkannya untuk mendiskusikan dengan Johnny secara baik-baik tentang rencananya untuk membawa Haechan ke Amerika selama satu bulan. Lucas saat itu berkata padanya, "Apa kau yakin, bahwa keputusanmu itu adalah yang terbaik untuk Haechan? Atau kau mengambil keputusan itu hanya untuk balas dendam pada Johnny dan menghukumnya dengan menjauhkannya dari anaknya?"
Maka dari itu, di sini Jaehyun sekarang. Terduduk merenung di dalam mobilnya yang sudah terparkir di depan gedung apartemen Johnny. Dia masih ragu untuk masuk. Tapi lagi-lagi perkataan Lucas menghantui pikirannya, "Yang dilakukan Johnny padamu memang sangat buruk dan kau pantas membencinya. Tetapi menjauhkannya dari anaknya, itu sama saja kau menghukum Haechan. Haechan itu anak kalian, dia butuh kalian berdua."
Jaehyun menghela nafas dengan kencang dan membenamkan wajahnya di atas lipatan tangannya di setir mobil. Dia memejamkan matanya dan menikmati keheningan yang menyelimuti mobilnya.
Setelah sepuluh menit berlalu, Jaehyun mengangkat wajahnya dan keluar dari mobil, masuk ke dalam gedung apartemen, menaiki lift dan memencet bel saat dia sudah berada di depan pintu apartemen Johnny.
Tidak perlu lama bagi Jaehyun untuk menunggu sampai pintu itu dibuka. Tetapi yang menyambutnya bukanlah Johnny, melainkan pria yang lebih pendek darinya dengan rambut hitam pekat dan sweater oversized yang membuatnya terlihat lebih mungil dari ukuran aslinya.
Jaehyun memperhatikan orang itu dengan seksama, sampai suara orang itu menyadarkannya, "Apa kau mencari Johnny?"
"Ya," Balas Jaehyun, lalu berdeham sebelum melanjutkan, "Apa Johnny ada di dalam?"
"Ah, sayangnya Johnny belum pulang," Orang di hadapannya itu menjawab sambil melangkah mundur mempersilahkan Jaehyun untuk masuk, "Tapi mungkin sebentar lagi dia akan pulang. Kalau kau mau menunggu boleh saja, silahkan masuk."
"Tidak perlu, terima kasih," Jaehyun menolak dengan sopan.
Orang di hadapannya tersenyum kecil, dia bergerak dengan tidak nyaman karena keheningan yang terasa sangat awkward.
Jaehyun menggigit bibir bawahnya sebelum dia bertanya, "Kalau boleh tau, kau siapa ya?"
Orang itu terlihat terkejut selama beberapa detik, dia lupa untuk memperkenalkan dirinya. Tangannya secara refleks dia ulurkan untuk berjabat tangan, "Aku Ten, temannya Johnny."
Jaehyun ragu untuk menyambut tangan itu. Dia sebenarnya sudah menduga jawaban itu, bahwa orang di hadapannya ini adalah Ten. Tapi tetap saja bertemu dengan seorang Ten secara langsung terasa aneh.
Ten terlihat hampir saja menarik tangannya kembali tetapi dengan cepat Jaehyun membalas uluran tangan itu, "Aku Jaehyun."
Mata Ten langsung menatapnya tepat di manik matanya. Bibirnya terbuka. Mereka hanya saling memandang dengan tangan saling berjabat dalam keheneningan untuk beberapa waktu sampai akhirnya Jaehyun menarik tangannya.