"Om Hendra kecelakaan!"
Informasi itu di dapat dari seorang pemuda yang sudah menjadi tetangga di sebelah rumahnya. Namanya Diaz. Mereka pernah menjadi teman sekelas sewaktu SMP dan juga SMA. Namun saat lelaki itu mulai menempuh pendidikan strata satu, mereka terpisah. Bukan karena sekolah tinggi atau universitas tempat mereka berbeda, melainkan karena Hara tidak mampu membiayai pendidikannya.
"Hara, kamu dengar aku? Ayah kamu kecelakaan." Diaz mengulang di depan pintu. Ia tadi langsung berlari ke rumah temannya saat mendapat kabar kalau Pak Hendra—ayah kandung Hara meninggal tertabrak mobil setelah lari dari kejaran rentenir. "Orang-orang sempat membawanya ke rumah sakit, tapi sudah terlambat. Ayah kamu meninggal saat masih di perjalanan."
Tiba-tiba terdengar suara benda jatuh dari dalam dapur. Hara dan Diaz sama-sama menoleh ke sumber suara dan tak lama kemudian, seorang gadis yang tampak lebih muda dari Hara, keluar dari balik tirai kelambu usang yang dijadikan sekat atau pintu penutup ruangan.
"Ayah.." ucap gadis muda itu dengan mata berkaca-kaca.
Hara berderap menghampiri adiknya. "Jangan nangis," ucapnya sambil menopang tubuh sang adik yang mulai terisak-isak. "Kita bisa ambil hikmah dari kejadian ini. Ayah nggak akan pulang sambil mabuk dan pukuli kita lagi. Juga nggak akan ada rentenir penagih utang yang setiap hari datang ke sini."
"Hara," Diaz tampaknya tidak setuju dengan apa yang gadis itu katakan. Ia memberanikan diri memasuki rumah berukuran mungil yang masih tetap sama sejak dirinya masih kecil. Di hadapnya tubuh gadis yang tengah memeluk adiknya itu. "Walaupun Om Hendra sering berbuat salah, tapi dia tetap Ayah kamu."
Itu memang benar.
Dulu, sewaktu Ibu masih hidup, Hara merasa sudah menjadi anak paling bahagia di hidupnya. Ia memiliki Ibu yang penyabar, Ayah penyayang, dan juga adik yang sangat menggemaskan. Kehidupan keluarga kecil mereka terasa begitu harmonis dan lengkap.
Sampai beberapa tahun kemudian, Ibu meninggal karena penyakit jantung. Kepergiannya yang begitu tiba-tiba menimbulkan rasa kehilangan yang tidak pernah disangka-sangka. Hendra kehilangan istri sekaligus cinta dalam hidupnya, sedangkan Hara dan adiknya terpaksa harus kehilangan Ibu bagi mereka.
Sejak saat itu yang dilakukan Hendra hanya menyembuhkan diri dengan terus meminum alkohol hingga mabuk dan pikirannya melayang-layang melupakan masalah istri yang sudah mati. Pria itu pergi pagi dan pulang dini hari dengan keadaan buruk dan sempoyongan.
Perubahan mendadak yang terjadi dalam keluarga mereka membuat Hara sulit mengekspresikan rasa sedihnya. Terbiasa dimanja tak lantas membuatnya langsung berubah begitu saja. Ia beberapa kali menangis dan membiarkan sang adik melihat dan mengulurkan sapu tangan.
Saat aset keluarga habis karena Hendra tidak mau bekerja dan hanya menghambur-hamburkan uangnya dengan berjudi, mereka terpaksa pindah ke sebuah kontrakan kecil yang sangat jauh ukurannya dari rumah mereka yang lama.
Mereka hidup dengan sisa tabungan yang ada. Hara menyisihkan sebagian untuk makan dan sebagian yang lain untuk biaya pendidikan. Sejak saat itu dia mengambil alih tugas Ibu dan mengurus adiknya dengan kasih sayang berlimpah.
Bertahun-tahun terlewati, sikap Hendra bukannya membaik tapi justru semakin parah. Dia beberapa kali terlibat aksi kriminal hingga membuatnya menginap di dalam hotel prodeo selama beberapa waktu karena tidak bisa membayar uang jaminan.
Setelah keluar penjara kelakuannya semakin menjadi-jadi. Ketika marah atau kesal pada apa saja, ia selalu melampiaskan kepada Hara dan adiknya. Mereka dipukuli hampir setiap hari. Beberapa rentenir datang silih berganti dan mengamuk karena tidak mendapat uang dari Hendra. Mereka menghancurkan apa saja yang bisa di hancurkan. Selama proses itu terjadi, Hara hanya bisa menepi di pojok ruangan sambil mendekap adiknya erat-erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Touch
ChickLitPINDAH KE APLIKASI FIZZO. ROMANCE ADULT - 21+ Hara tak pernah menduga bahwa kedatangannya ke Jakarta akan menjerumuskannya ke dalam masalah besar. Ia diperkosa oleh segerombol perampok pada malam buta. Disaksikan derai hujan dan suara hewan malam, d...