Sebejat-bejatnya seorang pria, dia akan tetap memilih perempuan baik-baik untuk menjadi istrinya. Itu adalah pemikiran egois seorang Gandi Jovandra. Hal paling riskan saat seseorang membahas mengenai calon istri idamannya.
Permintaan yang dilayangkan ibunya tadi sore masih membekas dan susah dihilangkan. Pikirannya kacau dan semrawut. Hal paling menyebalkan karena gara-gara perempuan bernama Hara hidupnya mendadak kacau dan berantakan.
"Kamu mau aku ambilin minum?" Dara datang dari dalam kamar hanya dengan gaun tidur di atas paha berwarna ungu pucat. Kain satin itu membuat bentuk tubuhnya terlihat sangat jelas, apalagi perempuan itu memang sengaja tidak mengenakan apa-apa dibaliknya.
Gandi menggeleng. Sudah lima belas menit ia datang ke apartemen Dara tapi tidak melakukan apa pun selain duduk seperti orang bodoh. Seharusnya sekarang tangannya sudah melakukan hal menyenangkan, bibirnya sudah menghisap benda kenyal. Tapi nyatanya dirinya masih berpakaian lengkap dengan Dara yang terlihat siap lahir batin untuk diserang.
"Boleh," jawab Gandi seraya memijit pelipis. "Kepalaku pusing banget."
"Ada masalah di rumah sakit?" Ini kerap terjadi setiap kali Gandi mengeluh pusing. Dara sudah hafal betul mengenai hal itu.
Gandi hanya mengangguk. Kemudian memilih menyandarkan tubuh di sofa panjang apartemen Dara sementara wanita itu masuk ke dapur untuk mengambil satu botol minuman keras dan dua gelas berkaki panjang. Biasanya kalau sudah menghabiskan nyaris setengah botol, keduanya akan mulai lupa diri dengan melucuti pakaian masing-masing. Lalu sibuk bergulat dan menciptakan keringat.
"Aku tadi beli rasa favorit kamu," ujar Dara sambil menuang cairan bening itu di gelas masing-masing. Lalu memberikan salah satunya untuk Gandi.
Biasanya Gandi akan menolak mabuk-mabukan jika bukan akhir pekan atau hari liburnya. Hal itu sangat mempengaruhi kinerjanya sebagai seorang dokter yang dituntut selalu siaga dan tidak berbuat kesalahan fatal hanya karena minuman. Tapi sekarang pengecualian. Gandi merasa minuman adalah satu-satunya jalan keluar untuk semua tuntutan sialan yang melibatkan seseorang bernama Hara.
Shit! Kenapa namanya mirip sama cewek gue!
"Aku pijitin, ya?" tawar Dara yang langsung mengambil posisi di belakang punggung Gandi. Mata laki-laki itu terpejam begitu merasakan pijatan di bahunya. "Enak, nggak?"
Gandi tersenyum. "Tangan kamu selalu jago ngapa-ngapain, ya?"
"Iya, dong. Kan kamu yang ngajarin." Lalu keduanya terkekeh karena sadar jika ada kode Morse dibalik kalimat itu. "Ada masalah apa, sih Sayang? Kamu kayaknya pusing banget?"
"Biasa.." jawab Gandi masih dengan mata terpejam.
"Kamu sih, jarang banget nemuin aku sekarang," Dara mulai mengeluh. "Mungkin kamu juga stress karena kekurangan asupan biologis."
Rasanya Gandi ingin tertawa mendengar istilah yang digunakan kekasihnya. "Asupan biologis?"
"Iya," Dara mengedip genit ketika wajah Gandi mendongak. Wanita itu menarik salah satu tangan Gandi dan meletakkannya di dadanya sendiri. "Kebutuhan biologis kamu, kan besar."
Memang besar. Gandi membenarkan lalu mulai menggerakkan tangan.
Mata Dara merem-melek oleh remasan-remasan yang dilakukan Gandi pada kedua dadanya. Rasanya tidak sia-sia ia memasukkan implan ke dalam bongkahan itu.
"Kayaknya makin besar," komentar Gandi masih dengan kegiatan menyenangkan itu. "Kamu pasang implan lagi?"
"Kamu suka?" Dara balas bertanya.
Laki-laki itu tidak menjawab, tapi langsung menarik kedua tangan Dara agar memutari sofa dan duduk di atas pangkuannya.
Tanpa menunggu lama, Gandi segera menggantikan remasan itu menjadi sebuah lumatan dan hisapan tajam. Inilah yang seharusnya ia lakukan sejak tadi. Menikmati makhluk ciptaan Tuhan yang tidak boleh di sia-siakan. Lagipula untuk apa ia memikirkan perempuan asing-yang kebetulan disukai sang mama itu. Lebih baik Gandi menggunakan waktunya untuk berbuat yang mantap-mantap bersama gadis paling bohay di pangkuannya saat ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
Touch
ChickLitPINDAH KE APLIKASI FIZZO. ROMANCE ADULT - 21+ Hara tak pernah menduga bahwa kedatangannya ke Jakarta akan menjerumuskannya ke dalam masalah besar. Ia diperkosa oleh segerombol perampok pada malam buta. Disaksikan derai hujan dan suara hewan malam, d...