Fajar terasa terlambat hari ini. Burung-burung bahkan belum sempat berkicau. Namun, langit sudah tak sabar untuk tampil cerah. Beberapa hari terakhir ini, Seoul diserbu badai mengerikan berturut-turut.
Namja dengan marga Lee itu juga merasa terlambat. Ia mondar-mandir di dalam apartemen mencari satu barang. Namun, tak kunjung menemukannya.
"Aish- di mana sih? Apa di bawa Mark?" namja itu berdecak kesal. Ia lalu beranjak dari ruang TV dan menuju ke kamar. Mengambil ponselnya dan menelepon seseorang yang ia sebut Mark.
"Mark! Berkas proposal pengajuan dari kelas dance kamu bawa?"
"..."
"Gak ada di aku," Minho menelepon sambil terus menelusuri meja belajarnya, rak-rak, nakas, dan semua tempat di kamar. Ia sudah mencari di luar kamar, tapi tak ada.
"..."
"Woojin? Bisa kau yang hubungi? Aku harus segera ke kampus untuk menemui ketua BEM,"
"..."
"Oke. Gomawo,"
Telepon pun terputus. Minho segera mengambil jas almamater dan tasnya. Melirik sekilas ke ranjang dimana Hyunjin masih tertidur. Senyum kecil Minho mengembang. Mengingat beberapa hari ini ia lebih punya banyak interaksi dengan kekasihnya itu.
Minho lalu beranjak dari kamar dan menengok kulkas. Masih ada beberapa roti tawar. Ia melihat jam tangannya sekilas. Tak ada waktu untuk masak sarapan. Sepertinya, hari ini tak perlu masak sarapan. Toh, Hyunjin akan makan di kantin seperti biasa. Iya- Minho tau itu.
Minho mengambil selembar roti tawar dan memakannya sambil beranjak keluar apartemen. Tak lupa, ia mengambil payung. Berjaga-jaga jikalau hujan masih ingin jatuh hari ini.
• • •
"Alin, kampus mau ada event apa sih?"
"Eh- iya, katanya waktu dekat ini ada event,"
Guanlin terlihat mengingat-ingat sesuatu. Daehwi dan Seonho masih setia dengan camilan mereka. Masih ada waktu sekitar satu jam sebelum kelas mulai. Sembari menunggu kelas penuh, daripada ke kantin atau perpus, mereka lebih memilih mengobrol dan nyemil di kelas.
"Oh, itu," Guanlin menjentikkan jarinya. "Itu- ada kunjungan dari univ tetangga,"
Pletak
Daehwi menjitak Guanlin. "Ya! Univ tetangga yang mana, eo?! Ada banyak," kesalnya.
"Aish- ya maaf. Itu lho- univ yang fakultasnya rata-rata berhubungan dengan dunia selebriti,"
"Oooh," kompak Daehwi dan Seonho.
"Memangnya kenapa mereka kemari?"
"Mereka tertarik dengan fakultas-fakultas seni di kampus kita. Khususnya seni musik. Jadi, mereka mau berkunjung. Dan- anak anak fakultas seni bakal kek perform gitu. Kabarnya, Anak-anak kelas tambahan, seperti kelas dance juga bakal tampil," jelas Guanlin.
Seonho dan Daehwi mengangguk paham.
"Tapi, kalau kelas dance, bukannya semester ini mereka kehilangan banyak personil? Kan rata-rata anak dance kakak senior. Mereka keluar demi skripsi dan junior-junior sekarang pada kurang minat,"
"Woojin hyung bilang kelas dance bakal open requirement," Guanlin mengangguk setuju dengan Daehwi.
"Ketua kelas dance juga udah ketemuan sama ketua BEM,"
"Lee Minho sunbae?" tanya Seonho memastikan. Guanlin mengangguk sambil memakan chiki miliknya.
Setelahnya, mereka terdiam. Ada yang tenggelam dalam pikirannya, ada yang tenggelam dalam keasyikannya nyemil.
KAMU SEDANG MEMBACA
•The Miracle• [𝑙.𝑚ℎ//ℎ.ℎ𝑗] ✔
Fanfiction"Jangan terlalu berharap dan percaya keajaiban. Atau kau- akan kecewa nantinya," •°•° ➷ dom! minho that's hyunknow man