Hwang Hyunjin.
Namja itu tak bisa tidur. Matanya sama sekali tak bisa tertutup. Langit-langit kamarnya jauh lebih menarik untuk dipadang.
Suasana hatinya sedang buruk setelah bertemu Sanha sepulang dari jadwalnya tadi.
"Seminggu, Hwang."
Tau maksudnya? Ya, tentu saja. Minggu depan, Hyunjin harus memutuskan Minho demi kemenangannya dalam game konyol yang ia mainkan dengan teman-temannya.
Seharusnya ini mudah. Sebulan sejak kasus di mana Minho dan dirinya saling bercumbu, hubungan mereka kian merenggang. Aneh? Memang. Pernah, sekali, Minho kembali bermain kasar padanya karena Hyunjin kembali berbicara dengan Minho menggunakan nada tingginya.
Ia kesal. Bagaimana bisa, Minho yang jelas-jelas sadar punya seorang pacar, namun enggan mengakuinya pada Jisung. Tidak perlu sebut nama. Setidaknya, tak bisakan Minho bilang ia sudah punya pacar?
Oke oke.
Hyunjin akui ia juga pernah melakukan hal itu. Mengelak bahwa ia punya seorang pacar saat teman-temannya menyudutkan nya untuk mengaku.
Tapi- entah mengapa, rasanya ia tak suka jika Minho mengaku-ngaku tak punya pacar di depan Jisung.
Tik tok tik tok
Jam digital di kamar tempat Hyunjin beristirahat telah menunjukkan angka 2:05 am. Ternyata, sosok Minho bisa membuatnya overthinking semalaman.
"Hah, aku sungguh-sungguh tak bisa tidur," monolognya.
"Apa- Minho hyung sudah tidur ya?"
• • •
"Ya ya, aku akan ke kampus segera,"
Tuuut
Ponsel Minho kembali ia letakkan di sofa. Merapikan selimut dan bantal yang ia gunakan tidur semalam. Tak lupa, ia masukkan laptop silver nya ke dalam tas.
Minho lalu segera menuju kamar mandi. Membersihkan diri secepat ia bisa.
Ceklek
Fokus Minho teralihkan kala pintu kamar ia buka. Tumben sekali jam segini Hyunjin belum bangun. Tapi, bukan kah itu keuntungan untuk Minho? Ia tak perlu harus menghindari tatapan namja itu. Tak perlu menyahuti kata-kata Hyunjin juga.
Ya- bagus lah.
Minho dengan segera mendekat ke lemari pakaian dan membukanya. Mengambil setelan kemeja putihnya dan celana jeans hitam. Tak lupa, ia mengambil jas almamater nya.
Gerakan Minho terhenti ketika menyentuh jas almamater miliknya itu. Menghela napas menatap sendu logo kampus miliknya yang terjahit rapi di almamater itu. Entah lah, ia sangat merasa ingin menggunakan almamater itu sampai kuliahnya selesai. Tapi, Minho tau jelas, itu tidak mungkin.
Jangan tanya mengapa. Minho bahkan tak memberi tau teman-temannya, terlebih Hyunjin.
Baru saja Minho hendak beranjak keluar kamar, sebuah suara rintihan tertangkap indra pendengarnya. Tanpa ragu, Minho menoleh pada sosok Hyunjin yang terlihat terusik tidurnya.
Dengan segera, Minho berjalan mendekati Hyunjin. Memeriksa suhu badan kekasihnya itu dengan menempelkan tangannya pada dahi Hyunjin.
"Demam?"
Minho segera mengenakan pakaiannya. Mengambil kotak P3K dan mengeluarkan termometer untuk memastikan suhu tubuh Hyunjin. Dan benar saja, anak itu demam.
KAMU SEDANG MEMBACA
•The Miracle• [𝑙.𝑚ℎ//ℎ.ℎ𝑗] ✔
Fanfiction"Jangan terlalu berharap dan percaya keajaiban. Atau kau- akan kecewa nantinya," •°•° ➷ dom! minho that's hyunknow man