◎four

1K 151 10
                                    

"Hyunjin-ah tunggu!"

Namja yang di panggil Hyunjin itu berdecak kesal dan menoleh. "Apa lagi?!"

"Sejak kemarin kau mendiamkanku. Sekalinya bicara, membentak. Kenapa?"

Hyunjin menarik napasnya. Mencoba mengumpulkan kesabaran agar tidak berteriak marah pada kekasihnya itu. Sekedar info, mereka ada di jalan umum. Hyunjin tidak mau menarik perhatian orang lain.

"Menurutmu apa? Sadar dong," Minho menghembuskan napasnya berat. Ia benar-benar dibuat kewalahan dengan Hyunjin yang tumben tidak to the point saat bicara dengannya.

"Dengar Lee Minho," Hyunjin menatap Minho serius.

"Jangan- pernah muncul lagi saat aku sedang bersama teman-teman ku,"

Minho terdiam. Ia menatap nanar punggung Hyunjin yang menjauh. Ah- jadi karena kejadian tempo hari. Saat dimana Minho menghampiri Hyunjin yang tengah bercanda ria dengan beberapa temannya.

Bukan maksud mengganggu. Minho hanya menawarkan Hyunjin untuk pulang bersama. Secara otomatis, teman-teman Hyunjin lalu menggodanya. Teman-teman kelas Hyunjin memang tidak tau perihal hubungan namja itu dengan Minho. Hanya Seungmin dan Felix yang tau.

Hyunjin tidak suka. Ia kesal karena Minho lah, dirinya jadi terus-terusan digoda teman kelasnya. Mereka juga mulai menyebut Hyunjin 'belok'. Meski faktanya , bukan hanya dirinya yang punya hubungan sesama jenis. Tapi, Hyunjin tetap tidak suka.

• • •

"Ada apa dengan wajah mu? Kau tidak menyetrika nya pagi tadi?"

"Diamlah," Minho menyahut malas. Ia merubah atensinya. Yang semula menatap jendela kelas dengan kosong, mulai memusatkan pada modul yang ada di mejanya.

Changbin menghela napasnya jengah. Ia tidak ingin menduga-duga. Tapi, pasti ini soal Hyunjin. Adik tingkatnya itu tidak punya akhlak sekali. Padahal beberapa minggu terakhir ini, Changbin lihat hubungan Minho baik-baik saja.

Sekarang? Pasti erupsi lagi. Erupsi cinta tuh.

Puk

Menoleh lah Changbin yang baru saja duduk di kursi depan Minho kala kawannya itu menepuk pundaknya. Minho menatapanya dengan tatapan yang tak Changbin mengerti. Membuat Changbin menatapnya bertanya.

"Hey, do you believe in miracle?"

Diam. Changbin hanya diam. Ia melihat lelah dan sedih yang tersirat di dalam kedua netra kelam Minho.

"Sudahlah. Aku menunggu kabar hubungan kalian selesai," ujar Changbin tak acuh dan mulai menyibukkan diri dengan ponselnya.

Tok tok

"Ho, dicari tuh,"

Minho mengalihkan fokusnya dari modulnya dan menoleh ke teman kelasnya yang berujar sembari menunjuk seseorang di depan pintu. Dilihatnya Taewoo -salah satu main dancer kelas dance yang juga wakilnya dalam kepengurusan- tengah berdiri menununggu Minho. Dengan segera, Minho menghampiri Taewoo.

"Ini rekapannya. Felix ada jadwal seharian ini. Jadi, dia menitipkan ini padaku," ujar Taewoo sembari memberikan flashdisk silver yang diyakini Minho milik Felix.

"Uhm. Gomawo, ne," Taewoo mengangguk dan mulai melenggang pergi.

Bruk

"Aigo-"

Ketika Minho hendak kembali masuk, ia justru teralihkan pada seseorang yang tengah memungut beberapa buku di lantai. Tanpa berpikir panjang, Minho menghampiri orang itu dan membantunya. Membuat sosok yang dibantu menoleh tersentak.

•The Miracle• [𝑙.𝑚ℎ//ℎ.ℎ𝑗] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang