Puk
"Jin, mau balik kapan?"
Hyunjin tersadar dari lamunannya kalau Daehwi menepuk pundaknya dan bertanya. Ia melirik sekilas pada objek yang membuatnya melamun. Lalu menggeleng pada Daehwi.
"Entahlah. Kau bisa pulang duluan. Aku pulang sendiri saja,"
Daehwi memandang Hyunjin heran lalu menoleh pada Jinyoung yang juga sedang memandangnya.
"Okey. Are you sure?" Hyunjin mengangguk.
Beberapa saat kemudian, Daehwi dan yang lainnya pergi lebih dulu. Meninggalkan sosok Hyunjin yang masih di aula. Menatap sebuah pintu yang menghubungkan panggung dengan backstage.
Langkah Hyunjin lalu pergi begitu saja, keluar aula dan menyusuri lorong samping aula menuju backstage. Ia menghela napas tak suka kalau suasana di backstage ternyata masih ramai padahal acaranya sudah selesai sekitar sejam lalu.
Hyunjin menerobos asal saja ke keramaina di sana. Syukur lah, ia tak terlalu di perhatikan. Mengingat orang-orang tengah sibuk kemas-kemas. Tujuan Hyunjin hanya satu.
Minho.
"Pulang bareng?"
Nah kan, panjang umur. Baru juga Hyunjin batin, suara Minho udah kedengeran aja. Tapi wait- Minho ngomong sama siapa?
"Gapapa hyung? Kan jalan pulang kita berlawanan arah,"
Setelah cukup dekat, Hyunjin akhirnya tau siapa lawan bicara Minho. Dan itu- membuat Hyunjin cemberut tak suka.
"Iya gapapa, Jisung. Lagian dah larut, Seoul berbahaya jika sudah masuk jam segini," ujar Minho meyakinkan Jisung.
Bagus. Emosi Hyunjin sudah diujung. Ia siap meneriaki kedua anak adam itu jika saja, Felix tidak datang dan menahannya.
"Tidak di sini Hwang,"
Ck.
"Aku tak tahan lagi melihatnya," Felix menepuk punggung Hyunjin beberapa kali. Berusaha menenangkan temannya itu.
"Sebernarnya- aku tau kenapa Minho hyung selalu pulang larut ke apartemen kalian," Hyunjin menoleh mendengar perkataan Felix. Ia melotot tak percaya dan siap melontarkan serapah nya jika Felix tidak kembali mencegahnya.
"Ssst- ayo sambil pulang aja ngomongnya,"
Netra Hyunjin menoleh pada sosok Minho dan Jisung yang sudah selesai berkemas dan siap pergi. "Tapi-"
"Ayo!"
Dengan segera, Felix menarik Hyunjin keluar dari ruangan itu. Berjalan bersama teman Hwang nya menuju apartemen tempatnya tinggal. Well, Felix tinggal di salah satu unit di apartemen yang sama dengan Hyunjin dan Minho sesungguhnya.
"Jadi?"
Felix mengambil napasnya dalam. Ancang-ancang untuk bicara pada Hyunjin.
"Sebelumnya, maaf yidak memberitahu mu. Kurasa, ini bukan hal penting. Mengingat kau tak pernah peduli apapun yang berhubungan dengan Minho hyung sejak dulu," Hyunjin mengangguk paham sembari menatap jalan yang dilaluinya.
"Akhir-akhir ini- Minho hyung sering pergi mengantar Jisung pulang. Aku sempat beberapa kali melihatnya. Kupikir kalian ada masalah. Hm?"
Sejenak, Hyunjin terdiam. Tak tau harus bicara bagaimana.
Hah.
"Akhir-akhir ini, Minho hyung terlihat menjauh. Aku tak terbiasa dengan sifatnya yang diam dan sama sekali tak bertegur sapa denganku yang tinggal satu atap dengannya. Dan lagi- ia sekarang lebih suka tidur di sofa depan TV dibanding tidur di sebelahku. Aku- merasa aneh saja," cicitnya di akhir penjelasan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
•The Miracle• [𝑙.𝑚ℎ//ℎ.ℎ𝑗] ✔
Fanfiction"Jangan terlalu berharap dan percaya keajaiban. Atau kau- akan kecewa nantinya," •°•° ➷ dom! minho that's hyunknow man