◎five

1K 157 8
                                    

Minho baru saja sampai di kampus. Ia nyaris ketinggalan bis karena bangun terlambat. Parah lagi, Hyunjin sudah tidak di apartemen. Ia sudah berangkat lebih dulu. Salahkan dirinya yang sengaja begadang untuk menyimak hasil rekapan requirement kelas dance. Ya, selain itu- Minho memutuskan rapat online dengan pengurus kelas dance juga tentang perpanjangan oprek.

"Minho sunbae?" Minho menoleh. Mendapati hobaenya yang bernama Jisung yang berjalan mendekat. Sepertinya, Jisung juga baru sampai di kampus.

"Kenapa panggil sunbae lagi?"

"Eh- maaf, hyung," Minho terkekeh. Sepertinya maaf dan terimakasih itu mudah sekali keluar dari bibir Jisung.

"Kau baru sampai, Ji?" Jisung mengangguk sembari tersenyum. Mereka lalu berjalan bersama ke dalam gedung kampus. Meski pada persimpangan utama, mereka akan berjalan berbeda arah.

Brak

"Eh- sumpah, Hwang. Jangan buka pintunya kasar dong," ujar Somi -teman sekelas Hyunjin-.

"Biarin. Masalah?" sahut Hyunjin ketus sebelum menduduki dirinya di bangkunya. Seungmin dan Felix menatap heran pada sobat mereka satu ini.

"Kenapa sih, Jin? Pms lu? Apa lagi marahan sama seme lu?" Hyunjin, Felix, dan Seungmin menatap nyalang pada Beomgyu. Membuat namja beruang itu tersentak. Ia tersenyum canggung dan segera meminta maaf lalu pergi menjauh.

Mood Hyunjin masih belum membaik beberapa hari terakhir ini. Dan lagi ini ditambah buruk. Menyebalkan sekali. Hyunjin bahkan tidak tau kenapa moodnya semakin down setelah melihat dua orang yang dikenalnya berjalan beriringan sembari saling bercanda memasuki gedung utama.

Mengabaikan Hyunjin yang sibuk dengan pikirannya, Felix justru memfokuskan atensinya pada apa yang dilihatnya.

Itu- mahasiswa pindahan mereka yang bernama Jisung ada di depan kelas. Yang jadi perhatian Felix adalah- Minho yang sedang berbicara dengan Jisung. Tak lama, Minho pun pergi. Ia melirik Hyunjin yang kini menatap tak suka pada Jisung yang lewat di samping bangkunya.

Felix menaikkan sebelah alisnya. What happened? Kenapa mendadak Jisung dateng bareng Minho dan- Hyunjin yang awalnya tak acuh pada Jisung, jadi menatap seperti itu kala Jisung lewat di dekatnya?

Oh- damn. Sepertinya ini akan buruk.

• • •

Kelas art dan sastra ternyata selesai lebih cepat. Hyunjin dan teman segerombolannya janjian pergi jalan-jalan bersama. Sudah cukup lama sejak terakhir kali mereka berkumpul dan bermain full team. Begitu juga dengan mahasiswa lain. Mereka sangat memanfaatkan waktu ini untuk merefreskan pikiran.

Berbeda dengan Jisung. Namja itu lebih memilih berkeliling kampus. Sekedar ingin tau kemana saja lorong-lorong kampus itu saling terhubung. Rencananya, Jisung ingin pergi ke gedung selatan. Teman kelasnya bilang, gedung itu tempat kelas-kelas tambahan, semacam ekskul gitu.

"Wah- apa ini?"

Kala ia tengah melewati papan pengumuman di persimpangan koridor gedung utama, fokusnya teralihkan pada sebuah poster tentang open requirement kelas dance. Jisung itu- suka dengan dance. Walau skillnya memang belum seberapa.

"Ah- sudah ditutup ya?" Jisung membaca dengan teliti. Tanggal penutupan opreknya kemarin. Ia sedikit sedih. Namun, sepertinya takdir sedang baik hati.

Di sebelah poster itu ada selembar kertas pernyataan yang memberitahu bahwa oprek nya diperpanjang hingga besok. Ada keterangan juga, jika ingin mendaftar, harap menghubungi nomor yang tertera dengan nama Yoo Yongha atau menemui pengurus dance di ruang pengurus yang letaknya bersebelahan dengan kelas dance.

Jisung pun memilih cara kedua. Mendatangi pengurus langung. Sekalian, ia ingin tau daerah kampus Seoul yang satu ini, seperti apa.

"Eo- Minho hyung?"

"Jisung-ah? Apa yang kau lakukan di sini? Mencari seseorang?"

"Ah- itu, aku membaca poster anak kelas dance di papan utama," Minho menjentikkan jarinya. Ia lalu tersenyum senang.

"Kau mau mendaftarkan diri?" Jisung mengangguk.

Jadi- Jisung niatnya ingin mengetuk pintu ruang pengurus. Namun, ternyata pintu itu justru terbuka dan menampilkan sosok Minho. Sebenarnya, Jisung nyaris salah berbelok tadi. Untung saja, ia dapat menemukan ruangan ini.

"Oke. Akan ku berikan link formulir nya ya. Berikan nomor ponselmu," ujar Minho sembari menyodorkan handphone nya pada Jisung.

"Oh, baiklah," Jisung lalu mengetikkan nomornya dan memberikan handphone itu kembali pada Minho.

Tak berapa lama, Jisung menerima pesan dari nomor tak bernama yang pasti milik Minho. Jisung lalu membukanya. Di sana tertera link untuk pengisian formulir oprek kelas dance.

"Ah- kamsahamnida, hyung," Minho mengangguk.

"Oh ya, apa kelasmu sudah selesai?" Kini, giliran Jisung yang mengangguk. Minho nampak berpikir, berarti Hyunjin juga sudah selesai kelas. Apa ia perlu mengabari Hyunjin jika pulang terlambat lagi hari ini?

Tapi- pesan Minho bahkan tak pernah dibaca kekasihnya itu. Dan lagi- Hyunjin tidak terlalu peduli semalam apapun Minho pulang.

"Ada apa, hyung?" Minho tersadar dari lamunannya. Ia lalu menggeleng dan mengatakan tidak ada apa-apa.

Yah, sepertinya memang tidak perlu memberitahu Hyunjin.










t b c

t b c

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
•The Miracle• [𝑙.𝑚ℎ//ℎ.ℎ𝑗] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang