Where are you

212 18 0
                                    

Sudah 2 hari Louis tak mengabariku. Handphone nya bahkan tak aktif. Arggghhh aku bingung sekarang. Dimana dia? Ada apa dengannya?

"Haaahh aku pusing Vit. Sudah dua hari dia tak mengabariku. Dan jika sampai nanti malam dia tak mengabariku, itu sudah terhitung 3hari."

"Hmmm kau sudah tanya teman-temannya?"

"Sudah, dan mereka hanya menjawab bahwa Louis ada urusan keluarga dan blablabla. Tapi mereka tak mau memberitahuku dimana rumah orang tua Louis."

"Memangnya kau tak pernah kerumah Louis?"

"Pernah, ia tak serumah dengan orang tuanya. Beda daerah."

"Ohhh ku kira dalam satu kota tapi beda rumah."

"Huufftt, begitu sibukkah dia?"

"Bisa jadi, kau yang sabar saja Lit. Ia pasti akan mengabarimu jika urusannya telah selesai."

"Tapi kapaan? Aku khawatir, perasaan aku tak enak."

"Positive thingking saja lit."

"Aaah badmood sekali! Mana hari ini aku berangkat ke kampus naik taxi."

"Mobil lo kemana?"

"Mogok tiba-tiba di depan rumah pas gua udah mau otw."

"Hahaha syukur di depan rumah, kalau udah jauh gimana ya hahahaha."

"Ah lu Vit! Ngetawain aja. Hmm yaudah gue pulang dulu ya."

Aku memutuskan untuk jalan kaki dari kampus sampai ke halte busway. Di sepanjang perjalanan, aku masih saja memikirkan keberadaan Louis. Huuff mood ku amat sangat hancur. Louis menghilang dan Sudah hampir satu minggu Niall tak mengabariku. Apa Niall masih marah? Hmmm kenapa tidak aku coba menghubungi Niall terlebih dahulu.

Haaah pikiran ku kacau sekali.

Tiinnttttiinnttiiinnn

"Astaghfirullah."

Aku terkejut, hampir saja aku ditabrak oleh mobil.

"Lita?" ucap seorang pria dihadapanku.

Aku memandangi pria itu walaupun wajahnya tak jelas.

"Louiiss?"

Haaa benarkah itu Louisss??

"Ha? "

"Awww." ucapku merintih karena kepalaku yang pusing.

"Kau sepertinya sedang kurang sehat. Ayo naik ke mobil ku."

Pria itu mengangkatku ke mobil nya dan mengantarkanku hingga ke rumah.

----------

Aku terbangun dari tidurku, dan melamun. Hah? Sudah pagi?

Berapa jam aku pingsan? Dan ...

"Mbaaaaakkk mbaaakkk..."

"Ya non?"

"Siapa yang mengantarku semalam?"

"Itu loh non ga salah mbak dia anaknya temen papamu."

"Haa? Siapa ya? Ranti?"

"Bukan non, cowok yang nganter."

"Siapa ya? Jadi kemarin yang nganter aku bukan Louis?"

"Bukan non, ohya non jangan lupa minum obat tuh kok bisa pingsan sih non?"

"Gatau deh bi."

"Ohya berarti non ga sengaja dong pulang sama cowok itu?"

"Iya mbak, dia hampir nabrak aku."

"Ohh gitu, syukur aja dia kenal sama non Lita."

Ting tung.. Ting tung..

"Bentar ya non, mbak bukain pintu dulu itu ada tamu."

"Oke .."

Dan ternyata tamunya adalah Zayn.

Hmmm ada perlu apa dia kesini?

"Hai Lita!"

"Hai zayn."

"Bagaimana? Sudah agak mendingan?"

"Hah? Apanya?"

"Pusingmu? Kondisimu?"

"Ohh, sudah lumayan. Mmm tau darimana?"

"Kau ini bagaimana sih? Kan kemarin aku yang mengantarmu pulang. Ohya kau kemarin memanggilku dengan nama Louis, nampaknya kau sedang merindukannya."

"Hmmm tidak usah di bahas. Ohya terimakasih ya udah mau anterin aku."

"Hahaha sama-sama. Ohya ini aku bawain sesuatu." jawab zayn sambil memberikan sebuah bunga mawar.

"Mawaaar!" sahutku sambil mengambil bunga mawar yang ada ditangan zayn.

"Heii hati-hati jika terkena durinya."

"Ohh iya. Waahh terimakasih Zayn! Kau tau saja kalau aku suka bunga mawar!"

"Hahaha tentu taulah."

-----

Sudah dua minggu Louis tak mengabariku. Ujian akhir semester sudah berlalu, hmmm dia pasti tak merisaukan kuliahnya. Dia mengambil cuti kuliah, ya begitulah berita yang ku ketahui dari temannya.

Aku bersyukur ketika Louis meninggalkanku tanpa kabar, Niall,Zayn, dan Vita hadir mengembalikan mood ku. Ya walaupun Niall hanya dapat bersamaku sebentar, dia ke Jakarta 4hari hanya untuk melepas rindunya kepada keluarganya dan aku.

Haaaah tapi aku masih saja bingung. Kemana Louis? Mengapa dia menghilang begitu saja? Apakah dia telah melupakanku?

My BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang