Jalanan ibu kota saat ini tengah dipadati banyak kendaraan bermotor, bukan hari ini saja sih setiap harinya lebih tepatnya.
Di tengah kemacetan itu ada seorang gadis yang tidak henti hentinya terus mengomel. Tania, yang saat ini dibonceng oleh Lani duduk dengan posisi manis namun wajahnya tertekuk dan mulutnya tak berhenti mengeluh kepanasan sambil mengipas ngipas tangannya.
"Ini macetnya mau sampai kapan sih, udah panas gini gerah tau ihh."
Lani yang sedari tadi menahan untuk tidak mengomeli tata sekarang sudah tak bisa menahannya lagi. "eh kalo kamu mau cepet sampe yaudah turun aja ta, jalan kaki ke rumah kamu dijamin sampe rumah betis kamu berotot."
'plak'
Kira kira begitu bunyinya saat Tata dengan sengaja memukul helm Lani. "Santai njing, Ta!"sarkas Lani.
Mari kita ke sisi Hanin sekarang...
Kedua insan ini sejak tadi selama perjalanan hanya diam saja tanpa ada yang bersuara sedikitpun, canggung itu yang terasa.
"Ehh, Jun." Hanin memberanikan diri untuk membuka suara duluan.
Ajun mebuka kaca helmnya lalu melihat Hanin dari spion "kenapa nin?"
"Anu...lu tau kan jalan ke rumah gua?"
Ajun terkekeh "yang bilang kita mau kerumah lo siapa juga, Nin nin."
"Eh terus kita mau kemana, jun?" Tanya Hanin bingung. "Nyusul kakak lu lah."
Hanin cuma ber 'oh' ria.
"TETEH, WEH TEH RARA ANJIL PACAR BARU UHUY PEJE TEH WOY!"
Tiba tiba entah datang darimana Tania si pemilik suara itu muncul bersama dengan Lani mengendarai motornya dan posisi mereka sekarang bersebelahan sambil menunggu macet.
Hanin membuka kaca helm nya lalu melihat ke samping kiri sambil memberikan tatapan mematikan yang langsung membuat Tata mingkem.
Tata cuma masang ekspresi yang susah buat diartikan, anggap saja dia mengatakan "ampun teh" lewat eskpresi wajahnya.
"Itu siapa, Nin? berisik bener dah kayak pasien RSJ kabur." Ajun cuma geleng geleng kepala sambil terus merhatiin jalanan di depannya.
Si Hanin cuma cengengesan sambil nahan malu gara gara tingkah sepupunya itu "itu si tata sepupu gua, emang orangnya rada edan."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hari ini, Sabtu. Hari dimana para anak taekwondo datang kesekolah untuk berlatih setiap minggunya disore hari.
"Tata, kenapa lo baru dateng jam segini? tau kan ini udah jam berapa?"
"Iye iye tau jid, aku telat sejam datangnya."
Sore ini tata telat datang latihan taekwondo berakhir lah seperti sekarang dia diomelin sama Zidan selaku ketua ekskul taekwondo disekolahnya.
"Sana, lari keliling lapangan 10 kali." titah Zidan.
Tata mulai mengambil hukumannya, dari putaran pertama sampai putaran kelima wajahnya masih terlihat biasa biasa saja. Namun setelah memasuki putaran ke enam keringat mulai berjatuhan membasahi wajahnya yang mulai terlihat pucat, putaran ke tujuh, delapan...dan..
'brukk'
Tata ambruk, dia pingsan karena kelelahan.
Melihat itu Zidan langsung berlari menghampiri tata "ta tata heh bangun, kok malah jadi gini anjir. Tata bangun heh."
Zidan langsung mengangkat tubuh tata ala bridal membawanya ke tempat teduh. Meskipun sinar mataharinya tidak terlalu terik namun mampu membuat kulit sedikit terasa terbakar.
Seseorang yang baru saja memasuki area sekolah, berlari menghampiri mereka dengan wajahnya yang panik.
"tata kenapa, zid?pasti abis lo hukum kan!"tanya nya mengintimidasi.
Sementara yang ditanya cuma diam tak tau mau bilang apa.
"Dia lagi sakit jid tapi dia maksain buat datang latihan, makanya dia telat."
"Maaf, nin."Ujar Zidan lirih
"Sekarang bawa dia masuk ke mobil gue cepetan." Hanin, gadis itu berlari kecil kearah mobilnya disusul Zidan sambil menggendong tata.
Dengan kecepatan yang bisa dibilang tinggi Hanin mengemudikan mobilnya menuju rumah sakit.
"Nin, pelan pelan aja bawa mobilnya, kita mau bawa tata ke rumah sakit jangan sampe kita berdua juga jadi pasien gara gara kecelakaan."Zidan memperingatkan.
"Iya, maaf."
Hanin mulai menurunkan kecepatan laju mobilnya. 25 menit berlalu kini mereka sudah sampai, tanpa aba aba Zidan langsung menggendong Tata membawanya masuk ke rumah sakit kemudian dibawa ke dalam UGD.
Sementara Hanin sebelum menyusul dia menelpon tantenya yang tidak lain adalah mamahnya tata serta Salsa kakaknya Tata.
"Bagaimana keadaan adik saya dok?"
Saat ini dia benar benar cemas, tata sepupu kesayangannya sekarang sedang terbaring lemah.
"Kamu tenang saja, dia hanya demam biasa. Yang menyebabkan dia sampai pingsan itu karena kelelahan dan mungkin panas karena terkena terik matahari."Jelas sang dokter.
Hanin mengangguk. "Kalo begitu saya pamit dulu."
Zidan masih merasa bersalah, kalau saja dia tidak menghukum tata mungkin sekarang tata tidak akan ada diruang UGD ini.
"Udah zid, santai aja gausah tegang gitu."Hanin mencoba mencairkan suasana hati Zidan.
"I..yaa nin"Zidan hanya tersenyum kikuk.
"Kenapa sih gue khawatir banget sama tata, gue gamau dia kenapa kenapa. Jangan jangan.." Zidan langsung membuang jauh jauh pikirannya itu.
"Mana mungkin gue jatuh cinta sama kutu beras macam tata."