05┆Modus(2)

155 71 18
                                    

Kringg...

Kira kira begitu lah bunyi bel penanda waktu istirahat pertama dimulai.

"Gev, ke kantin gak?" Tanya Hanin pada gevira yang sedang sibuk membereskan buku dan alat tulisnya.

"Engga nin, aku ada rapat osis hehe. aku duluan ya nin dadah." Gevira berjalan keluar dari kelas menuju ke sekretariat osis.

"Baiklah, mau tidak mau terpaksa ajak tata sama lani." Hanin mendengus malas.

Hanin berdiri lalu berjalan kedepan menuju bangku tata dan lani.

"Ta, lan. Mau ke kantin gak?"
ajak Hanin

"YUK" jawab keduanya antusias.

Mereka bertiga kemudian pergi ke kantin sambil bergibah diperjalanan awowkwkwk.

Begitu memasuki kawasan dimana biasanya anak kelas 12 nongkrong. Tata dan lani baru sadar mereka cuma berdua sekarang.

"MASYAALLAH LANI, TEH RARA MANA! TEH TETEHHHH"pekik tata menyadari hilangnya Hanin.

"Aku gatau, ta. telpon coba buruan." Lani mencoba melebarkan pandangannya mencari cari keberadaan Hanin.

Tata merogoh kantong jas sekolahnya mengeluarkan benda persegi panjang bercasing ungu soft dari sana. Kemudian dia mencari kontak hanin dan ketemu, tata mencoba menghubungi Hanin tapi tidak diangkat.

"Gimana ta?" Tanya Lani.
"Gak diangkat, Lan." Jawab tata lalu mencoba menelpon Hanin lagi.

"Teh rara kemana sih, seenak jidat banget ilang ilangan."

"Hmmpphh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hmmpphh." Hanin menggigit telapak tangan orang yang saat ini tengah membekap mulutnya. Tadinya Hanin sedang berjalan bersama tata dan lani menuju kantin, namun tiba tiba ada seseorang yang menarik dan membekap mulutnya sampai ke belakang sekolah.


"Haa ehh ha ehh, sialan lu anjing." Hanin menarik napas dalam dalam mencoba mencari udara segar.

"Ya maap, nin. Lu sih, udah gua bilang ikut sama gua jam istirahat. Malah gak dateng dateng." Pemuda itu menyandarkan tubuhnya ketembok putih yang berada tepat dibelakangnya. Kemudian ia merogoh saku celananya, mengeluarkan sebungkus rokok tidak lupa pemantiknya.

Ketika pemuda itu hendak menyalakan linting rokoknya, Hanin dengan refleks mengambil linting rokok pemuda itu lalu melemparnya ke tanah.

Pemuda itu menatap heran pada Hanin. "loh? kok rokok gua dibuang."

"Rokok gabaik buat kesehatan paru paru. Berhenti deh mulai sekarang, sayang sama diri lu." Hanin menendang linting rokok itu menjauh dari mereka.

"Nin..." pemuda itu melirik ke arah Hanin.

ORIGAMI RASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang