Mungkin, lain kali.
Atau...
mungkin, simpan saja harapan mu.
⋆⋆⋆
Juli 2018
"Lo pacaran ya Bi, sama kating anak Arsi?"
"Hah?"
Saya kaget mendengar ucapan Jeno yang secara tiba-tiba dan terkesan sedang menginterogasi saya.
Kami tadi tak sengaja bertemu di gramedia. Saya yang tengah sibuk membaca beberapa sinopsis dari novel keluaran baru, disapa olehnya yang sedang membawa beberapa alat tulis ditangan kanannya.
"Loh? Biru?"
"Oh, hai Jen."
"Sendirian lo?"
"Iya nih."
Lalu begitu saja semua terjadi.
Kami berbincang sebentar kemudian memutuskan untuk melanjutkan perbincangan di kafe tepat depan gramedia.
"Iya, gue denger sih gitu. Emang lo beneran ya pacaran sama kating?"
"Hahahaha iya nih... Duh gue jadi bahan gibahan jauh amat perasaan, sampe ke lo malah... Hahaha." saya tertawa canggung sebab topik obrolan yang dia bawa lumayan keluar konteks obrolan sebelumnya.
Jelas, tadi kami bicara tentang turnamen bulu tangkis BCA open, bukan perihal pacarannya saya.
"Udah lama ya?" tanya ya sambil meminum macchiato pesanannya tadi.
"Baru kok, berapa bulan paling. Kenapa emang nya?"
"Hehe, enggak kok. Gue kepo aja, soalnya temen gue pada ngomongin."
"Oh ya?"
Dia mengangguk,
"Pasti yang jelek-jelek nih tentang gue, ya? Hahahha."
"Enggak kali, kebanyakan kepo aja yang namanya Biru mana orangnya. Selebihnya yang gue denger gak jauh dari hari patah hati nasional. Soalnya pangeran arsi udah ada pawangnya."
"Dih? Hahahahha dikata gue ini pawang macan apa? Aneh-aneh aja."
Jeno tak membalas, hanya mengakhiri dengan senyum. Kemudian membiarkan keheningan menyelinap diantara kami berdua selama bermenit-menit.
"Gue gak punya kesempatan ya?"
"Hah? Maksud lo apaan?"
Matanya menatap lurus kearah saya. Ada sorot asing disana, sorot yang tidak seperti biasa saya lihat ketika dia bicara dengan teman-temannya sewaktu SMA.
Mata yang akan melengkung seperti bulan sabit ketika dia tersenyum atau tertawa.
"Gue kayanya telat banget ya."
"Lo ngomong apa sih? Sumpah ya Jen, gue gak ngerti."
Dia diam,
KAMU SEDANG MEMBACA
Epiphany
Romance(Slow Update) "Aku mencintaimu, itulah sebabnya aku takkan pernah selesai mendoakan keselamatanmu." -Sapardi Djoko Damono ⋆⋆⋆ Saya percaya tentang analogi anonim bahwa hidup adalah perjalanan panjang, mencari sesuatu yang gak ada habisnya. Sampai...