(01) . sebatas itu

304 43 11
                                    

      GADIS itu terlihat tertawa lepas bersama teman-temannya. Yang Zaeim tangkap begitu. Zaeim terlalu susah, panggil Eza saja bagaimana?

      Ah. Kembali lagi dengan gadis yang Eza perhatikan. Sekarang gadis itu terlihat sendirian. Langkah Eza semangat menghampiri. Kurvanya tersenyum tipis.

      “Sore, Astar.”

      Gadis itu mendongak dengan alis yang menukik kesal, “Astra, Za! A s t r a,” bahkan gadis itu mengejanya. Lucunya.

      “Iya tau, Astar kan.” sang putra masih belum puas menggoda ternyata. Dengan alis yang ikut dinaik-turunkan.

      “Astar Astar! Nastar kali!” sungut Astra kesal.

      Tawa Eza mengudara, bulan sabit tercetak dikedua aksanya. Suara tawanya selalu menjadi candu, bagi pemilik asma Astrajingga ini. Semua orang juga sama sepertinya.

      “Dih, malah ketawa.”

      Sepertinya, taruni satu ini sedang sensi.
Atau salting?

      “Gak usah sok-sokan sensi gitu, padahal takut jatuh cinta, kan? Sama saya?” tanya Eza usil.

      “Ayo pulang!” ajak Astra. Pengalihan. Ia menyeret tangan kiri Eza tak sabaran. Seperti terburu oleh waktu. Padahal dalam hatinya ingin berlama-lama dengan si pemuda dulu.

      “Jangan diseret, Tar.” tangan Astra yang semula menyeret beralih fungsi menjadi digenggam oleh sang adam, “Gini kan lebih cantik.”

      “Cantik, ndasmu.

      Oknum Eza ini memang suka membuat jantung sang lawan bekerja lebih cepat daripada biasanya. Bukannya kenapa, nanti kalau sudah kepalang jatuh hati, siapa mau tanggung jawab?

      Kedua tungkai mereka memelan. Mungkin, nyaman?

      “Nanti ajari kimia, ya?” ucap Eza, memang benar putra satu ini tak pernah akur dengan barisan ion-ion atau molekul-molekul yang telah tersusun sedemikian rupa.

      Sedangkan sang hawa hanya menganggukkan kepala sebagai jawaban. Memang sudah biasa, ia menjadi guru dadakan untuk teman yang baru dikenalnya di sekolah tingkat akhir ini.

      Benar. Hanya teman. Sebatas itu.

      Terkadang, suatu hal yang sederhana sering disepelekan, atau dihiraukan. Perasaan senang, afeksi yang diberikan, juga senyuman yang selalu terlukis sayang sudah cukup membuktikan sesuatu yang kadang dituntut untuk lebih dari tindakan. Ungkapan.

tbc~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

tbc~

i. astrajinggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang