Cinta itu susah ditebak, mereka sering kali datang tiba-tiba. Bahkan, saat kita tidak menginginkannya pun, mereka akan tetap datang
-ResaHappy reading!
"Ma, nanti, aku sama Resa pulangnya agak telat, ya. Mau nonton pertandingan basket dulu di sekolah," ucap Vassa usai menghabiskan sarapannya.
"Tapi pulangnya jangan ke maleman," sahut Vian, Ayah Vassa.
"Iya. Ya udah, kita berangkat, ya." Vassa beranjak dari tempatnya, menyalimi tangan kedua orang tuanya yang di susul Resa, dan melakukan hal yang sama persis seperti yang dilakukan Vassa.
"Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumussalam."
☆☆☆
Teriakan suporter dari masing-masing kubu terdengar di lapangan sekolah SMA Gemilang.
Setiap kubu meneriaki tim masing-masing dengan beberapa kalimat penyemangat yang membuat mereka semakin gencar maraih kemenangan.
Hingga di detik akhir, SMA Gemilan berhasil mencetak poin, dan merubah skor menjadi 48-50 dengan SMA Gemilang yang memimpin angka.
Askan yang telah usai dengan pertandingannya. Berjalan ke pinggir lapangan, mengahampiri Vassa, Resa, dan Celia, dengan keringat yang membanjiri seluruh tubuhnya.
"Mau minum?" tanya Vassa seraya menyodorkan sebotol air mineral pada Askan yang sudah ada dihadapan mereka.
"Thanks," balas Askan, mengulurkan tangannya guna mengambil botol yang disodorkan Vassa.
"BTW, selamat, ya," ujar Vassa mengembangkan senyum manisnya.
"Makasih."
"Tadi lo keren banget, tau gak! Gua sampe terpukau liatnya. Apa lagi, waktu lo lagi dribble bola basketnya tadi, ganteng banget! Muka lo cool git-" Vassa memberhentikan ucapannya saat sadar bahwa ia telah kelewatan batas.
Dengan wajah yang memerah tersipu malu, Vassa mengucapkan kata maaf dengan lirih, dan dibalas anggukan kaku oleh Askan yang wajahnya sudah memanas.
"K-kalo gitu, gua ganti baju dulu, ya." Tanpa menunggu jawaban dari orang yang ada dihadapannya, Askan langsung berlari ke toilet.
Dilain sisi, pada detik yang sama. Resa terdiam ditempat, menggenggam erat botol mineral yang seharusnya ia berikan pada Askan. Tapi, apa daya, ternyata niat awalnya sudah terlebih dahulu di lakukan Vassa.
Ditambah dengan kalimat yang terlontar dari mulut Vassa tadi, benar-benar membuat Resa terpaku ditempatnya.
Dan, Celia dengan ke pekaannya, tentu melihat apa yang baru saja terjadi. Ia mengerti, pasti perasaan Resa saat ini sedang hancur, ralat, sangat hancur lebih tepatnya.
Celia melirik pada gadis yang tengah menatap botol minuman ditangannya itu dengan tatapan sendu. Entah apa yang akan terjadi pada gadis itu selanjutnya.
☆☆☆
Usai kepergian Askan, Resa izin pada sahabatnya untuk pergi ke toilet. Namun, ditengah perjalanan, ia lagi-lagi harus bertemu dengan Askan yang baru saja ingin masuk ke toilet pria.
KAMU SEDANG MEMBACA
Struggle✔
Teen FictionJudul awal: Cuore Forte *** "Gak seharusnya gua percaya sama dia." "Setiap penghalang harus disingkirkan, bukan?" *** Resa, gadis nan cantik satu ini tidak pernah merasakan yang namanya jatuh cinta pada seseorang. Tapi sekalinya mengalami hal itu, i...