4•perasaan yang aneh•

69 32 40
                                    

Terkadang, seseorang tidak menyadari bahwa ia sedang jatuh cinta, sehingga ia akan menyiksa dirinya sendiri dengan membiarkan orang yang dicintainya bersama orang lain
-Resa


Happy reading!


Askan mendudukan dirinya di salah satu meja kantin. Mengarahkan pandangannya pada meja di pojok ruangan yang diisi oleh Vassa, Resa, dan Celia. Meperhatikan salah satu di antara mereka.

Askan rasa, ia telah jatuh cinta pada orang yang kini sedang di tatapnya. Tapi, rencananya harus tetap berjalan, tidak mungkin ia berhenti saat rencananya sudah ditengah jalan.

"Jadi, lo udah suka beneran sama dia?" tanya Rafa yang tiba-tiba saja sudah duduk disamping Askan.

"Bukan dia, tapi yang satunya lagi."

"Beneran?" kaget Rafa, "terus, mau di kemanain rencana lo, itu?"

"Tetap gua lakuin, tapi, mungkin, ada sedikit perubahan."

Rafa tersenyum kecut, "Semoga lo gak nyesel, ya."

"Gak akan."

Dilain sisi, Vassa melirikan matanya kearah Askan yang sedari tadi menatap kearah meja mereka, dan hal itu benar-benar membuatnya salah tingkah, padahal ia tidak tahu, Askan melirik ke arah siapa.

Celia yang duduk berhadapan dengan Vassa, menyadari bahwa orang di hadapannya ini melirikan matanya pada meja lain. Ia langsung menolehkan kepalanya pada arah pandang yang sama dengan lirikan Vassa.

Askan? ucapnya dalam hati.

Celia kembali menolehkan kepalanya pada Vassa, kemudian Resa.

He ... jadi, 1 untuk 2 orang. Celia tersenyum masam.

"Eh, gua ke toilet bentar, ya." Vassa beranjak dari tempatnya, dan langsung melangkahkan kakinya kearah toilet yang tidak jauh dari kantin.

Ditengah jalan, ada seseorang yang menepuk bahunya dari belakang, dan refleks ia langsung membalikan badannya hingga dapat ia lihat seorang remaja tengah menyengir menghadapnya.

"Askan?"

"Hai!" sapa Askan, mengangkat tangannya seperti orang menyapa pada umumnya.

"H-hai, kenapa?" tanya Vassa sambil menundukan kepalanya malu.

"Itu, mau ... ngajakin lo jalan, pulang sekolah. Bisa?"

Vassa terkejut.

"K-kemana?" Selalu saja, jika berhadapan dengan Askan, Vassa akan dibuat gugup olehnya.

"Kafe, mungkin?"

"B-boleh, nanti gua tunggu depan gerbang."

Askan tersenyum lebar, "Beneran? Oke, nanti pulang sekolah, ya!"

"Iya, kalau gitu gua ke toilet dulu, ya." Vassa tersenyum manis, dan kembali membalikan badannya. Melanjutkan tujuan awalnya untuk pergi ke toilet.

Gua gak mimpi, kan?

☆☆☆

"Resa!" Niat awal Resa ingin memasuki kelas terhenti saat ia mendengar seseorang meneriaki namanya.

Struggle✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang