Jangan langsung menilai seseorang saat kita bahkan tidak tahu dengan fakta sebenarnya.
-Resa
Happy reading!
Semilir angin membelai lembut surai hitam miliknya yang berterbangan kala langkahnya ia bawa berjalan di taman komplek.Dedaunan yang berjatuhan berhasil menambah kesan damai di sana.
Resa Apritaqila. Gadis berseragam putih abu-abu itu mendudukan bokongnya di salah satu kursi berwarna cokelat pinggir taman.
Menikmati tiap-tiap sarayu yang menerpanya. Kejadian kemarin sukses membuatnya merasa gelisah. Jika di ingat-ingat kembali. Pasti seseorang itu sengaja mengirimkan fotonya dengan Askan pada Vassa. Apa orang itu ingin menghancurkan hubungan mereka? Bisa saja.
Ia mengedarkan pandangannya guna menikmati pemandangan yang tersedia di hadapannya kini. Namun, seketika netranya terfokus pada satu orang yang tengah berjalan santai dengan jarak tidak jauh darinya.
Tanpa banyak berpikir lagi. Resa segera berdiri dan berlari menghampiri Askan yang baru saja ingin menaiki motor miliknya.
"Askan!"
Niat Askan ingin menaiki motornya, urung saat mendengar teriakan seseorang yang memanggil namanya.
"Lho, Resa? Lo di sini juga?"
"Iya," jawab Resa, "Bisa ngomong sebentar gak?"
"Bisa. Mau ngomong apa?"
"Hmm, kita duduk dulu yuk!" Resa menarik tangan Askan untuk mengajaknya duduk di bangku taman yang tersedia tak jauh dari mereka.
"Mau ngomong apa?" tanya Askan kembali, saat mereka sudah duduk dengan nyaman.
Sejujurnya, Resa ragu untuk membicarakan ini dengan Askan, tapi, di sini sosok itu juga terlibat dengan masalah yang ada. Mau tidak mau ia harus memberitahukannya.
Resa menarik nafasnya sejenak.
"Jadi, waktu kemarin kita di perpus, ada orang yang foto kita berdua, terus ngirim fotonya ke Vassa."
"Jadi?" Askan menaikan sebelah alisnya heran.
"Kan, si Vassa suk- maksud gua si Vassa nanyain orang yang nge-foto kita itu, terus gua pikir orang itu ada niat mau ngehancurin hubungan gua sama Vassa," ralat Resa.
"Lu tau siapa yang foto kita kemarin?"
Resa menggeleng sebagai jawaban.
"Justru karena itu gua ngasih tau lo." Resa merubah posisi duduknya menghadap Askan. "Tolong, bantu gua nyari pelakunya."
Askan terlihat berpikir sejenak, kemudian menganggukan kepalanya pelan.
"Nanti gua usahain."
"Makasih Askan, makasih banyak!" balas Resa sembari tersenyum senang.
"Ya udah, gua pulang dulu, ya. Nanti kalau ketemu pelakunya, gua kabarin sama lo."
"Iya."
Askan beranjak dari tempatnya. Tak lupa ia membalas senyuman yang di berikan Resa tadi dan barulah ia melenggang pergi ke arah tempat awal motornya terparkir.
"Gua duluan. Bye!" Askan melajukan motornya dengan kecepatan cukup kencang. Meninggalkan Resa yang masih berdiri di tempatnya.
"Untung gua ketemu lo di sini," gumam Resa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Struggle✔
Teen FictionJudul awal: Cuore Forte *** "Gak seharusnya gua percaya sama dia." "Setiap penghalang harus disingkirkan, bukan?" *** Resa, gadis nan cantik satu ini tidak pernah merasakan yang namanya jatuh cinta pada seseorang. Tapi sekalinya mengalami hal itu, i...