9. Disneyland

510 53 6
                                    

Sabtu pagi, Zenitsu sudah berdiri di depan kediaman Kamado, menunggu anak gadis di rumah itu untuk keluar.

"Maaf menunggu." Gadis cantik bersurai hitam panjang itu akhirnya keluar dengan terburu-buru, dia mengenakan pakaian modis, dandanannya tidak mencolok, tapi cukup membuat Zenitsu meleleh.

"Zenitsu-san?" tegur Nezuko ketika Zenitsu tidak merespon dan hanya fokus pada wajahnya.

"Hei!" Nezuko mencubit salah satu pipinya yang menggemaskan, membuyarkan lamunan cowok itu.

"Ah, i... iya... maaf... yuk kita jalan sekarang." Zenitsu malu karena kepergok, dalam hatinya dia terus merutuki dirinya.

'Kenapa sih aku, aku kan bukan siapa-siapanya.'

"Ha! Nezuko-san!" Belum jauh, mereka bertemu dengan 4 orang perempuan.

"Hai, Kiyo-chan!" sapa Nezuko.

"Nezuko-san, tumben dandan gini, mau kencan ya?" tanya Aoi dengan nada menggoda.

"Ah... itu... nggak, kok... kami cuma mau jalan-jalan," jawab Nezuko memeluk lengan kiri Zenitsu.

"Waah, Nezuko-san udah punya pacar ya."

"Keren sekali, cocok sama Nezuko-san yang cantik."

"Pantas Tanjirou-san setuju."

"Kami nggak pacaran kok!" bantah Nezuko mengibaskan kedua tangannya.

Aoi tersentak saat menyadari siapa yang sedang jalan sama Nezuko sekarang, pantas aja kayak pernah liat wajah itu. "Hei, bukannya kau si mesum anak kelas 1 itu?" Telunjuk Aoi tepat di depan Zenitsu yang langsung sweatdrop.

"M-mesum?" Kedua mata Nezuko langsung berubah jadi titik besar.

"Nezuko-san, sebaiknya kamu hati-hati dengan orang ini, dia pernah masuk ke toilet perempuan dan menggoda teman-temanku!" ucapnya dengan nada marah.

"Eeh... tunggu! Soal toilet itu, aku nggak sengaja karena aku habis ketiduran di kelas, dan yang kedua, yah kuakui karena aku ingin punya pacar yang cantik dan nggak seperti cewek di angkatanku yang nggak beres, mereka yang malah menggodaku makanya aku ilfil!!" tutur Zenitsu membela dirinya, dia nggak mau keliatan jelek di depan cewek yang ditaksirnya sekarang.

"Dan bukan berarti aku mesum!" Untuk beberapa saat, Nezuko cuma diam, nggak bicara sedikit pun, dan itu membuat Zenitsu takut cewek itu batal mau jalan dengannya.

"Terserah, dan kupikir kau berhasil membuat Nezuko-san kepincut denganmu walau lebih muda dua tahun." Aoi menyilangkan kedua lengannya di depan dada, menatap tajam Zenitsu.

Dalam hati, Nezuko membenarkan kalimat Aoi, dia benar-benar kepincut sama Zenitsu sejak mereka bertukar pandangan sewaktu Nezuko jatuh dari jendela kelas, tapi waktu itu Nezuko belum ngerti arti dari perasaannya itu.

"Yah karena yang kutahu Tanjirou-san itu protektif banget sama adiknya, maka kali ini aku percaya kau nggak akan berbuat macam-macam sama Nezuko-san."

"Hei, hei, aku nggak seperti itu ya!"

"Umm.. Aoi-san, maaf.. tapi kami harus segera pergi," ucap Nezuko menengahi keduanya, dia juga nggak mau waktunya kebuang cuma untuk debat yang nggak guna ini.

"Oh... ya ya, maaf telah mengganggu kalian, semoga lancar kencannya hari ini." Aoi dan ketiga adik kembarnya pun pamit pada dua pasangan yang wajahnya kini sama-sama merah itu.

.

.

.

Di dalam bus, mereka duduk berdampingan, Nezuko memilih kursi yang bukan dekat jendela. Sepanjang perjalanan, mereka hanya diam, cowok yang duduk di sampingnya melihat keluar dengan tangannya yang menempel pada kaca bus, mungkin dia kepikiran debatnya dengan senpainya tadi.

𝑌𝑒𝑙𝑙𝑜𝑤 𝐻𝑒𝑎𝑟𝑡 𝑀𝑜𝑛𝑜𝑔𝑎𝑡𝑎𝑟𝑖Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang