Part 1

276 25 3
                                    

Starla Amelya Adinda. Menginjakan kakinya di Bandara Soekarno-Hatta setelah beberapa tahun ia meninggalkan Negara tercinta ini. Starla memakai kemeja kotak-kotak tanpa kancing dengan tanktop putih sebatas pusarnya, dilengkapi oleh celana hitam panjang sobek-sobek membuatnya seperti Bad Girls.

Starla tersenyum pada supir yang di utus oleh Kakek-nya, ia memasuki mobil itu lalu duduk dengan perasaan yang tak menentu.

Starla melihat-lihat jalanan Ibu Kota yang banyak berubah sejak kepergiannya ke London. Starla mengambil headset dan menyumpalkannya pada kedua telinganya. Sesampainya di Apartment------ Starla merebahkan seluruh tubuhnya di kasur king rizenya. Perjalanan dari London membuat tenaganya terkuras, Starla ingin menidurkan seluruh raganya sampai besok, mungkin itu keputusan yang sangat bagus.

Keesokan paginya------ Starla menggapai-gapai jam weker nya yang berdering dengan sangat nyaring.

"NE-----" Starla tertegun, ia hampir lupa jika dirinya berada di Indonesia bukan di London, Starla beranjak dari tidurnya lalu melihat jam dengan mata yang melebar.

"Shit, bego! Gue telat!" teriak Starla.

.


SMA BINA BANGSA------ Starla berusaha menetralkan detak jantungnya, Starla bukanlah Starla yang dulu, Starla kini takkan lagi menundukkan kepalanya, lihatlah baru saja ia menampakkan kakinya di SMA ini, semua mata melihatnya, walau terbilang penampilannya bukan termasuk rapi dan sopan.

Bagaimana tidak? Baju yang seharusnya dimasukkan dengan sengajanya Starla keluarkan, serta tas punggung yang Starla sengaja lampirkan di pundaknya.

"Anjir Anak baru."

"Neng, mundur dikit, cantiknya kelewatan."

"Eh, Bidadari nyasar."

"Cantik sih, tapi sayang, urakan."

"Cantikan gue kemana-mana."

Starla diam-diam tersenyum mendengar setiap perkataan mereka, dulu saja dirinya dihina-hina dan sekarang, heiii.. kemana saja kalian? Saat dirinya membutuhkan teman, mereka malah mengolok-oloknya.

Starla mengambil headset- nya, lalu menyumpalkannya di daun telinganya, karena tak melihat jalan, Starla menabrak bahu seseorang membuatnya terjatuh ke lantai ditengah-tengah koridor.

BRUK

"Buset! Bidadari jatuh."

Sakit, tentu. Starla menatap tajam seseorang yang sudah menabraknya, Starla sendiri kesal pada seseorang itu yang sudah beraninya menabrak seorang Starla.

Starla mengulurkan tangannya, seseorang itu hanya terdiam lalu pergi begitu saja. Membuat Starla kesal setengah mati. Namun, tangan Starla di raih oleh orang yang menemani seseorang itu. "Kasian tangan bidadari nganggur," canda Dika sambil mengelus dan mengendus tangan Starla yang sangatlah wangi.

Starla melepaskan tangannya lalu berdiri dan pergi begitu saja meninggalkan Dika.

"Dasar juminten, asal aje lu tinggalin babang tampan kayak gue," gerutu Dika.

Starla melihat papan dihadapannya, disini tertera ruangan Kepala Sekolah, Starla dengan perlahan membuka pintu ruangan ini. "Permisi, Pak. Saya murid baru," ujar Starla sopan.

𝑺𝑻𝑨𝑹𝑳𝑨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang