Asap tebal yang mulai mengepul membuat si manis terbatuk kecil. Yuta segera mematikan tungku api yang ia gunakan, kemudian menuangkan air panas yang ia buat kedalam cangkir.
"Kan, udah dibilangin. Flu ngga tuh? Boong banget kalo nggak, orang hidung nya merah gitu" Yuta menyerahkan gelas yang ia bawa kepada Winwin. yang menerima gelas itu hanya diam. Bibir nya mengerucut, tidak suka dengan teguran Yuta.
"Apa banget. aku kuat kok, hujan doang ju- HATCHI!"
Yuta segera pergi kedalam mobil, dirinya dengan cepat mengambil baju ganti yang sudah sengaja ia bawa.
"Kuat iya kuat. Nih ganti baju dulu, kalo udah baru kita pulang"
Winwin menggeleng. Badannya ia rebahkan di kasur yang ia duduki, membuat Yuta segera mengangkat nya untuk duduk di kursi rotan yang ada disana.
"Ayo ganti baju dulu, nanti kamu sakit"
Winwin lagi lagi menggeleng.
"Kenapa astaga, mau di gantiin apa gimana?"
"Ck! Aku gamau ganti baju. kata nya, kalo ganti baju bakalan pulang"
"Loh, kenapa kalo pulang?"
"Ya aku masih mau disini"
Yuta memandang Winwin dengan senyuman jahilnya, membuat yang lebih muda memalingkan wajahnya.
"Y-yakan disini enak, sepi gitu. Mana-"
"mana berduaan sama aku, kan?"
Winwin segera mengambil bajunya. Kakinya melangkah menuju dapur, meninggalkan Yuta tanpa menatap nya. Yang menyaksikan hal itu hanya tertawa,
"Gua yakin, dia masih cinta sama gua."
❁ཻུ۪۪⸙͎
Pandangan nya ia tundukkan. Wajahnya ia tutupi dengan lengan baju hoodie yang ia pakai.
Begitu manis.
"Buka aja astaga, gemes banget kok di tutupin," Yuta menatap Winwin dengan kekehan nya. Yang diminta hanya menggelengkan kepalanya.
Ingat? Ini jam kerja, tapi Yuta malah membawa nya ke mall dengan tanpa bebannya. Bagaimana jika ada yang melihat mereka berdua?
"Ish! Kalo ada yang liat gimana? Kamu juga kok bawa aku ke mall sih. Kenapa ngga pulang aja coba, kan makanan tetep bisa delivery," Winwin memprotes, Wajahnya kembali ia tutupi.
"Makan dulu itu sup nya, nanti dingin. Kamu lagi flu"
Si manis menggeleng. Wajahnya menatap Yuta dengan tatapan marah, matanya membulat dengan bibir mengerucut.
"Gini ya-" Yuta menyendok creamy soup yang ia pesan, kemudian menyuapkan nya pada Winwin. "Kamu nanti malah mesen ice cream, atau ayam. Aku yakin kamu gabakalan mesen sup"
Mau tak mau suapan itu di terima, namun tatapan nya masih menatap Yuta dengan raut yang sama. Bukan apa apa tapi,
Yuta sedang memakan ice cream, ia juga menginginkan nya.
"Hhh iya deh, iya. Abisin dulu," Yuta akhirnya luluh dengan wajah manis itu.
"Baru kita beli ice cream nya" lanjutnya lagi.
Winwin segera tersenyum. Tangannya dengan cepat mengambil alih sendok yang Yuta pegang.
"Janji ya!"

Yuta memberikan ok sign-tanda mengiyakan apa yang di katakan si kesayangan. Winwin segera memakan sup nya dengan lahap. Matanya tidak lepas dari es krim yang Yuta makan, seakan menjadi pendorong untuk nya menghabiskan makanan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rewrite The Story | Yuwin
Romance[Sequel of Jakarta - Yuwin.] Kata orang, waktu adalah obat terbaik dari sakit hati. Namun, karena waktu jugalah seseorang bisa berubah. Asera sudah secukupnya yakin. Ia bisa melupakan wajah itu. Namun galang lebih yakin, bahwa ia bisa membuktikan c...